Apa mereka akan saling bertarung di ring tinju seperti aku dean dan Kevin tempo hari? Alice menelan ludahnya cemas. Setelah makan semua berjalan menuju ruangan boxing milik leon di lantai 3, leon dan lea berjalan beriringan. alice mengamati kedua siluet tubuh mereka dari belakang
Mereka tampak serasi sekali, leon dengan postur tubuhnya yang tinggi, bahu lebar dan tubuh kekar sempurnanya dan juga lea yang tinggi hampir sejajar dengan leon meski tidak seperti wanita pada umumnya tapi tinggi lea terlihat sangat sempurna dengan bentuk tubuhnya bak model. Mereka perpaduan yang sempurna, Jika saja mereka tidak diikat tali saudara mungkin mereka akan menjadi pasangan yang sangat sempurna pikir alice s dalam hati. memikirkan hal itu sedari tadi berjalan dengan senyumnya alice hampir melupakan Jeremy yang berjalan bersamanya, aura dingin Jeremy yang mirip dengan leon kembali menyadarkan keberadaan Jeremy di benak alice.
Tubuh pria tua itu memang terlihat masih sangat kokoh dan tampan walau raut wajahnya terlihat sedikit membuat alice takut namun aura ketampanan pria itu tetap terpancar…
Apa leon mewarisi aura iblis tampan dari papanya ini? Tanya alice dalam hati.
"paman, boleh aku memegang tanganmu?" Tanya alice dengan sangat sopan. Dia melihat leon dan lea telah pergi menjauh dan dia bersama Jeremy harus menaiki tangga berdua saja, alice takut jika Jeremy akan kesusahan menaiki tangga walau tubuh Jeremy terlihat kuat namun untuk umur yang tidak muda lagi apapun bisa terjadi.
"…" Jeremy terdiam mendengar itu
"eh hehehe karna semalaman aku tidak tidur aku hanya merasa kelelahan dan ingin berpegangan, bolehkah?" Tanya alice lembut, dia mencari alasan agar Jeremy tidak merasa tersinggung
"oke" jawab pria tua itu dingin.
"trimakasih paman" alice segera menggandeng Jeremy. Saat memasuki ruangan, leon dan lea telah berada di ring dengan pakaian olahraga mereka dan sedang memasang sarung tinju masing-masing. Raut wajah leon tampak sangat serius berbeda dengan yang dilihat alice terahir kali mereka melakukan boxing ditempat itu. Ditambah lagi saat alice melihat lea dia sangat kaget, tubuh lea yang atletis terlihat jelas melalui pakaian olahraganya yang terbuka (sexy)
Wow.. lea mempunyai tubuh yang sangat bagus, aku tidak menyangka tubuhnya juga memiliki otot –otot yang menajubkan, bahkan terlihat perut ratanya sedikit menonjolkan abs. dia seperti petarung professional gumam alice.
"ayo kita duduk dan melihat mereka" ujar Jeremy yang menunjuk bangku disudut ruangan.
"ah baik paman" alice yang masih menggandeng Jeremy mengikuti perintahnya.
"semua siapa?" teriak pak li sebagai wasit permainan dan di ikuti anggukan lea dan leon.
" mulai!" teriak pak li
Bug bug!!! Lea memukul kearah wajah leon namun leon berhasil melindunginya dengan tangannya.
Bugh! Lea kembali menyerang leon dan leon masih dalam posisi bertahannya
"siapa alice!" Tanya lea sambil terus menyerang leon dengan tinjunya
"dia gadis yang kucintai" jawab leon
"apa!" bug bugh! Kali ini lea mengeraskan pukulannya dan berhasil mengenai perut sixpack leon.
"uhuk!" leon sedikit kesakitan namun tetap dalam posisi bertahannya.
"leon!" teriak alice dari kejauhan.
"mereka sepertinya tidak bertanding untuk kesenangan, tapi seperti ada pertengkaran! Ada apa sebenarnya ini?"Tanya alice yang memperhatikan kedua kakak beradik itu, alice melihat mereka sedikit berbicara namun suaranya tidak dapat terdengar dari tempat alice dan Jeremy duduk.
"tenanglah…" kata Jeremy, pria tua itu sedikit bersemangat karna baru kali ini melihat leon dengan ekspresi seriusnya setelah pembalasan dendam yoona waktu itu.
Ini semakin menarik, dia begitu serius melindungi wanita ini gumam Jeremy, pria itu tersenyum sinis.
"apa kau gila kak!" bug bug lea memukul leon dengan kerasnya membuat pipi pria tampan itu sedikit memar
"tidak.. aku seratus persen sehat!" kata leon sambil sedikit menghindar ke sisi lain ring dan lea terus mengejarnya
"paman apa kamu yakin kita harus meneruskan pertandingan ini?" Tanya alice pada Jeremy, dia khawatir melihat leon yang terus menerima pukulan lea tanpa membalas, dan terlihat lea bukan seperti wanita lemah tapi seperti petinju professional.
"tidak apa-apa, mereka hanya sedang bermain" jawab Jeremy santai sambil menghidupkan rokok yang baru di ambilnya dari saku jasnya.
"kak! You fu*king crazy! Kau dimanfaatkan olehnya!" kata lea mencoba menyadarkan kakaknya.siapapun dapat melihat jelas semua wanita pasti akan mendekati leon karna ketampanan dan juga kekayaan pria ini gumam lea.
"ya.. aku tau" bugh! Pukulan keras leon mengenai peut lea membuat gadis itu sedikit kesakitan
"jadi meski kau tau itu tapi kau tetap menerimanaya?" Tanya lea lagi sambil membalas pukulan leon dengan kerasnya membuat bibir pria itu sedikit memar
"ya" jawab leon santai. Leon berlari ke arah lain ring untuk sekilas melihat alice.
"papa! Bisakah kau tidak merokok disini? Itu tidak sehat" teriak leon dari dalam ring membuat lea kaget
"kenapa? Apa sekarang kau menghawatirkan kesehatanku?" jawab Jeremy santai
"tidak juga, kau bisa merokok kapan saja yang kau mau tapi tidak disini.." jawab leon sambil berlari kecil menghindari pukulan lea.
"tidak di dekat alice, itu akan mengganggu kesehatannya" sambung pria tampan itu lagi.
Jeremy sedikit kaget begitupula lea dan alice mereka tidak menyangka itu yang dipikirkan leon.
"baiklah terserah padamu saja" Jeremy membuang rokoknya sambil melihat alice disebelahnya dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam membuat alice sedikit bergidik.
"oh kak aku tidak menyangka kau sangat perhatian pada gadis itu! Mantra apa yang dia berikan padamu?" sindir lea dengan sedikit senyum irinya
"hahaha, bukankah aku sudah mengatakan aku menyukai gadis itu" bugh leon memukul lea dan mengenai wajahnya
"kenapa! Apa yang kau lihat dan inginkan dari gadis jelek itu!" Tanya lea
Gadis seperti itu jika di bandingkan denganku bahkan dia tidak lebih dari ujung kuku jariku cih! Geram lea dalam hatinya
"hahaha"
"dia bahkan tidak ada apa-apanya denganku.. dia tidak begitu cantik, dan juga lemah, aku tau hanya dari melihatnya saja" ejek lea sambil membalas pukulan leon,
Hahaha.. leon hanya tertawa sambil terus menerima pukulan dari lea tanpa menghindar lagi. Kini tubuh pria itu sedikit melemah dan wajahnya terlihat lebam.
Dilain sisi alice semakin khawatir tangannya mencengram erat rok yang ia kenakan. Dia berfikir pasti ada sebuah perselisihan di antara kakak beradik itu dan leon tidak membalas pukulan lea karna memahami lea adalah adiknya.
"hahaha kak apa kau akan terus dia saja menerima pukulanku?"
"kau kira dengan begitu kemarahanku akan hilang?... Begitu?"
"hahaha lucu sekali" ejek lea yang terus menerus memukul leon dengan tawa senangnya.
"iya begitulah"
-----
Dilain tempat, diruangan yang gelap dan hanya diterangi cahaya monitor PC komputernya Kevin fokus memulihkan data yang hilang dari file sekolah seni waktu itu.
"ah ahirnya! Datanya pulih kembali dan…" tiba-tiba pria berkacamata itu sedikit terkejut melihat isi data itu
Didata itu tedapat salah satu foto gadis berpakaian seragam sekolah tinggi yang ia kenal
"ini kak alice! Jadi benar dia pernah les seni di sini!" teriak Kevin.
"aku harus memberi tahunya!" teriak Kevin dan dengan segera menghubungi alice. Namun panggilan telfonnya tidak diangkat oleh alice.
"angkat kak! Aarrgh! Baiklah aku akan ke rumah bos saja" Kevin segera mengambil kunci mobil dan bergergas turun ke nite bar
"hei mau kemana?" Tanya dean
"ke rumah bos, apa kau mau ikut?"
"tidak bisa, aku sedang mengawasi GPS penembak direktur jo tempo hari, sepertinya dia sedang melakukan pergerakan" jawab dean
"baiklah kalau begitu aku pergi dulu"
-----
"hahaha kau sepertinya serius ingin diam seperti ini kak" lea semakin muak dengan leon.
"kau benar.. pukullah aku hingga kau puas" jawab leon
"kenapa! Kenapa! Kenapa dia!" teriakkan lea sangat keras dengan raut wajahnya mulai memerah karna marah dan juga sedih, nafasnya semakin kencang menahan kemarahannya
Teriakan lea mengejutkan alice dan Jeremy
"kenapa kak" nada lea mulai lemah dan dia hampir menangis
"lea sayang..aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu" leon memeluk lea yang mulai menangis
"kenapa kau tidak bisa menjawabnya kak! Bukankah kau bilang kau mencintainya?"
"ya" leon memeluk lea
"jadi apa yang kau sukai dari gadis sialan itu" mendengar perkataan lea leon sedikit marah namun dia menahanya
"lea dengar… jika kamu mulai mencintai seseorang.. kamu tidak akan melihat dan mencari kesempurnaan dari orang itu. Itulah cinta"
Lea menangis pahit tidak percaya perkataan kakaknya
Tega sekali kak kau mengatakan hal itu padaku! Tidak ingatkah janjimu waktu itu! Kau jahat kak!
Lea menahan pahitnya perkataan leon, dia melepaskan dirinya dari pelukan kakaknya.
"hahaha begitukah!" lea tertawa keras dan senang untuk menyembunyikan sedih hatinya. Dia memukul leon dengan keras tanpa perasaan dan membabi buta sekarang. Pak li yang melihat itu mencoba memisahkan lea dari leon yang sudah terjatuh di lantai ring. Namun lea terus memukul leon dengan amarahnya
AARRGHHH!!!
Lea menjerit keras dan keluar dari ring, melemparkan sarung tinjunya dan dia menatap sekilas alice dengan penuh kebencian lalu pergi meninggalkan semua orang diruangan itu.
Ada apa dengan lea? Pikir alice bingung dan jantungnya masih berdebar-debar melihat adegan itu.
Ah leon!. alice menghampiri leon di ring itu begitu pula Jeremy
Kak kau benar-benar bajingan!
Lea berjalan dengan marahnya dan membuka pintu keluar, dia melihat Kevin yang turun dari mobilnya.
"hei tikus tanah kemarikan kunci mobilmu" teriak lea sambil merebut kunci mobil Kevin.
"eh ada apa ini! lea?" Kevin memandang lea aneh dengan pakaian olahraga wanita ini yang sedikit terbuka
"masuk!"
"tapi aku mau bertemu kak alice" ups Kevin segera menutup mulutnya
"hei tikus tanah! Apa kau juga ingin ikut-ikutan membela wanita itu! Masuk sekarang!"
Apa?! Jadi lea sudah tau tentang alice?
"ba baiklah aku masuk" Kevin tidak berani menolah perintah lea, karna jika bosnya memiliki versi wanita maka itu adalah lea, kemampuan gadis ini hampir menyerupai bosnya yang sempurnya.
"ada apa sebenarnya?" Tanya Kevin
Lea hanya diam saja sambil mengendarai mobil Kevin dengan sangat cepat
"hei lea pelan-pelan! Apa kau mau mati"
Mati? Mungkin itu akan lebih baik..