Chereads / help you kill you / Chapter 43 - bersama

Chapter 43 - bersama

Oh.. ini sudah terlalu larut malam. "tom kakak harus pergi sekarang, paman aku pulang dulu ingat janjimu aku akan selalu mengawasimu" senyum alice

"tentu saja alice dan hati-hati di jalan. Jika kamu memerlukan bantuan katakan saja padaku"

"bye kak~" lelaki kecil itu melambaikan tangan dengan senangnya melepas kepergian alice.

Sesampainya di nite bar, sesosok pria tinggi dengan tubuh proporsionalnya bersender gagah di dinding luar nite bar seakan menunggu seseorang, dia melihat dari kejauhan sebuah motor sport yang ia tunggu-tunggu sedari tadi telah tiba.

"bagaimana?" Tanya leon yang berdiri bersender di dinding nite bar dengan gagahnya

Mendengar suara leon alice perlahan membuka helm motor dari kepalanya, rambutnya terurai indah menjuntai ke bawah sedikit berantakan.

"apa?" Tanya alice yang samar mendengar suara leon tadi. Leon menghampiri alice yang masih duduk di motor sportnya.

"haha bagaimana tadi?" Tanya leon, suaranya lembut dan tangannya mengurai beberapa helai rambut alice yang berantakan, merapikannya dengan pelan.

"berkat dirimu, aku merasa keputusanku ini sudah benar dan hatiku sedikit lega.." senyum alice merona di bibirnya. Ntah sadarkah pria di depannya mulai terpesona lagi karna sikap manis gadis di hadapannya itu.

"aku tidak melakukan apapun.. itu semua karna dirimu sendiri"

"hahaha ternyata pria tampan di hadapanku ini bisa rendah diri juga ya.."

"hahaha" tawa leon sambil mengacak acak kembali rambut alice

"aish.. rambutku kenapa berantakan lagi setelah tadi kamu rapikan aish.." gerutu alice

"haha maaf maaf"

"tidak apa-apa, sebagai balasannya bagaimana jika aku yang menyetir malam ini?" Tanya alice

"kamu? Hm.. baiklah.. aku akan mengambil kunci mobilnya dulu di dalam"

"eits.. e'em" alice menggeleng sambil melihat motor yang iya duduki dari tadi. Mengerti maksud pandangan alice pria itu sedikit meragu

"apa maksudmu ini?" menunjuk motor sport dean

"yup"

"aku akan memboncengkanmu bagaimana? Aaahhh sudah lama sejak aku mengendarai motor sport, jiwaku seakan ingin mengendarai ini lagi dan lagi. Bagaimana?"

"bwahahaha.. lalu apa aku harus duduk di bangku ini?" leon menepuk kursi belakang motor sport itu yang sedikit miring condong ke kursi pengemudi.

"iya, apa ada yang salah? Tidak perlu takut.. aku dulu terbiasa mengendarai motor ini, bahkan ayah dulu sering duduk di bangku itu" alice mulai membayangkan betapa lucunya saat ayahnya pertama kali di boncengnya setelah itu bahkan suara ayah alice serak karna terlalu banyak berteriak ketakutan hahaha.

"em…" wajah tampan pria itu terlihat ragu.

"kak apa kalian sudah mau pulang?" Tanya Kevin yang menghampiri mereka

"bos ini jaket kulitmu tertinggal di dalam" dean berlari kecil menghampiri mereka juga

"ah kebetulan ada kalian, dean bisa ku bawa motormu pulang malam ini?" Tanya alice ceria

"em! Tentu saja kak.. kamu bisa pakai sepuasmu"

"tapi bagaimana dengan bos kak?" Tanya Kevin

"dia akan ikut juga"

"ow begitu, bos kamu harus menjaga kak alice dengan hati-hati, karna motor lebih berbahaya" dean segera memberikan jaket kulit dan helm pada leon

"baiklah kalau begitu kami permisi dulu ya, leon ayo naiklah" alice memakai helmnya lagi dan mulai menghidupkan mesin motor sportnya dan merekapun pergi.

"eh?" dean dan Kevin terkejut tidak bisa ngeatakan apapun hingga kedua siluet alice dan leon menghilang. Kini hanya suara jangkrik yang terdengar jelas.

"hei vin, sepertinya tadi aku salah bicara" kata dean dengan ekspresi yang masih terpaku

"kau benar seharusnya tadi kamu bilang: kak alice tolong jaga bos dengan baik, bukan begitu?" kata Kevin yang pandangannya masih kosong ke depan

"kau benar, aku tidak salah lihat kan tadi?" dean dan Kevin saling berpandangan dan beberapa detik kemudian "buahahahha itu sangat menggelikan! Bos di bonceng kak alice hahahaha"

"hahahha ku kira tadi aku bermimpi hahahha" mereka berdua tertawa geli hingga tidak sanggup lagi berdiri selama beberapa menit.

---Dilain tempat---

Sialan! Pasti mereka berdua sekarang sedang tertawa terbahak-bahak menertawaiku gumam leon kesal.

"leon! Apa kamu marah?" teriak alice sambil mengemudi motor sport itu.

"hem, tidak juga.. hanya sedikit aneh bila harus duduk di belakangmu seperti ini! Bolehkah aku saja yang menyetirnya!" teriak leon keras. Dia bahkan mulai tidak nyaman karna kursi belakang motor itu yang condong ke depan membuat pria itu hampir bersender pada alice.

"hahaha untuk kali ini aku ingin mengendarai motor ini, oya pegangan yang erat aku akan menambah kecepatannya" tanpa menunggu jawaban leon alice mulai menambah kecepatan motor itu

"aaahhh" leon terkejut dengan segera memeluk erat pinggang ramping alice menempel seperti anak kecil.

"wahhhh ini sangat ,menyenangkan!" teriak alice, jantungnya berpacu cepat seperti kecepatan tinggi motor yang ia kendarai itu. Angin malam mulai bertiup kencang semakin memacu adrenalin alice dan leon

"alice pelan-pelan!" teriak leon takut jika terjadi sesuatu.

"hahaha tidak apa, aku sudah terbiasa.. kamu juga harus menikmatinya" alice menambah kecepatan motornya.

"ayo berteriak sekeras mungkin! Wooaaahhh!~" pinta alice senang

"huaa….!~" Leon berteriak kencang namun kali ini dia berteriak bahagia.

Kalian berdua sangat mirip gumam alice yang membayangkan saat dulu dia dan ayahnya mengendarai motor sport ekspresi ketakutan dan bahagia ayahnya sama seperti leon saat ini, ayah aku merindukanmu… saat-saat yang kita habiskan bersama waktu dulu kini mulai terasa kembali, aku berjanji akan mencari tau tentang semua ini segera.. tunggu aku ayah bunda!

Ini sangat menyenangkan gumam leon sambil mengeratkan pelukannya pada alice. Bukan sekali dua kali leon terbiasa dengan olahraga ekstrim yang memacu adrenalin namun kali ini dia merasakan kebahagiaan di balik adrenalinnya yang terpacu tidak seperti dulu dia selalu sendirian.

Beberapa menit kemudian

"hah.. kita sampai di rumah.." kata alice senang sambil membuka helmnya

"…"

"leon?" kenapa dia diam saja? Alice sedikit melihat dari spion motor. Oh kamu tertidur? Manis sekali.

"leon bangun" alice menepuk pembut tangan leon yang masih melingkar dipinggulnya

"em~"

"hei kita sudah sampai dirumah.."

"ah aku ketiduran, ini salahmu siapa suruh mengelilingi kota semalaman dan ahirnya aku tertidur" rengek pria tampan itu sambil melepas helmnya, rambut berantakannya menambah kesan tampan yang sangat naturan

"hehe.. aku terbawa suasana, ya sudah ayo kita tidur, besok kita mempunyai rapat penting bukan?"

"kamu benar"