Setiap saat bisa terjadi sesuatu pada diri Rasulullah....
Dia mengalami empat musim pada waktu bersamaan : pengharapan, kegembiraan, kekhawatiran, dan kesedihan datang silih berganti dalam diri Rasulullah.
"Seandainya kalian paham apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tersenyum. Kalian akan lebih banyak menangis," ucapnya pada suatu hari, tapi senyum sedihnya tak pernah hilang.
Dia selalu berusaha agar bahagia dan penuh harapan, memberi semangat kepada semua manusia, membuat orang-orang disekitarnya merasakan berharganya setiap detik kehidupan. Bersama Rasulullah kebahagiaan kami bertambah. Beliau mampu meringankan kesedihan kami. Dia adalah seorang yang membawa kesejukan ke dalam hati, tak pernah membebani seseorang. Ia menghormati dan menjaga persahabatan.
Rasulullah berperilaku baik. Sangat baik. Bahkan yang paling baik. Rasulullah adalah kebaikan itu sendiri...
Sangat mustahil menceritakan atau menjelaskan kehidupan Rasulullah hanya melalui satu arah atau satu garis. Rasulullah bukan seorang pemimpin perang yang hanya mengejar satu peperangan ke peperangan lain. Dia bukanlah seseorang yang tenggelam dalam hal-hal duniawi. Dalam segala hal, Rasulullah adalah penunjuk jalan. Ia seorang pemimpin keluarga yang baik, seorang ayah yang hebat, seorang tetangga yang baik, seorang teman yang setia dan jujur, seorang kerabat yang murah hati, seorang kakek yang lembut, dipercayai oleh semua orang. Dia memakan apa yang kami makan, mamakai baju seperti yang kami kenakan. Ia tak pernah duduk seperti seorang raja. Dia berperilaku baik dan rendah hati seperti seorang sahabat dari sahabat kami sendiri. "Dia adalah salah satu dari kami..."
"Salah satu dari kami..." sebutan ini pun sudah diterangkan dalam Al-Quran.
Tak hanya badan, tetapi seluruh waktu, ruh, hati, dan pikiran beliau berikan kepada orang-orang yang memanggilnya. Dia jenis orang yang mau menghormati dan menghargai semua orang.
Anas merupakan seorang anak yang tumbuh besar di rumah kami. Dia seorang sahabat kami yang bisa menyaksikan kehidupan keluarga dan kehidupan Rasulullah sendiri secara langsung. Rumah keluarga Anas adalah tempat terjadinya banyak hal penting diputuskan dan diselesaikan. Tempat itu aman dan tepercaya. Anas adalah seorang anak yang dihadiahkan kepada Rasulullah oleh ibunya. Dia menjadi sumber kebahagiaan rumah-rumah kami.
Anas kecil Kadang-kadang tenggelam dalam permainan yang dia lakukan, Kadang-kadang bahkan lupa atas permintaan Rasulullah. Misalnya Rasulullah pernah meminta Anas pergi untuk mengatakan sesuatu kepada seseorang atau minta dia mengambil sesuatu dari seseorang, tapi Kadang-kadang Anas menunda tugas-tugas yang kami berikan, terutama bila dia malah tenggelam bermain-main bersama teman-temannya. Kelakuan Anas ini suka membuat Rasulullah tersenyum, dan itulah yang menyebabkan Rasulullah memberi panggilan "Anas pemilik dua telinga" kepadanya.
Rasulullah biasanya sampai keluar mencari Anas bila tak kunjung datang dari tempat yang Rasulullah perintahkan. Bila Rasulullah melihat Anas sedang bermain dengan teman-temannya, Rasulullah perlahan-lahan berjalan dari belakang Anas dan menggunakan tangannya untuk menutup kedua mata Anas. "Di mana Anas kami?" tanya Rasulullah main-main.
Anas punya seorang adik kandung bernama Umair. Begitu perhatian Anas untuk melindungi Umair sehingga Rasulullah mengakui dan memberikan Julukan lain kepada Anas, yaitu "ayahnya Umair". Sementara itu, Umair punya seekor burung bersayap warna-warni yang sangat dia sukai dan pelihara.
Rasulullah sebagai pemimpin pemerintahan Islam di Madinah dan jenderal utama pasukan Islam pasti sangat sibuk dengan tugas-tugas politik dan strategi. Di samping itu, Rasulullah sebagai Nabi terakhir juga memiliki amanah begitu besar untuk mengajak semua manusia memeluk Islam. Tapi diantara kesibukan yang berat ini tak pernah menghalangi Rasulullah untuk mengetahui kesedihan maupun kegembiraan anak-anak di sekitarnya.
Suatu saat di antara beragam kesibukannya Rasulullah Rasulullah menyadari bahwa Umair telah lama berdiam di dab tampak sedih. Ketika mengunjungi rumah Anas, Rasulullah melihat Uamir terus menatap pada sangkar burung yang telah kosong dengan raut muka sedih. Rasulullah seketika memotong pertemuan dan langsung datang menghampiri Umair. Beliau bertanya apa yang terjadi dengan burung peliharaanya dan kemana terbangnya burung itu? Umair ternyata sangat terkesan oleh perhatian dari Rasulullah ini, meskipun dirinya masih kanak-kanak. Rasulullah suka meringankan kesedihan orang lain. Ia memberi ucapan belasungkawa atas kaburnya burung itu sambil membelai-belai kepala Umair. Rasulullah berkata, "Insya Allah kau berada di surga bersama burung- burung peliharaanmu."
Ucapan itu langsung menghilangkan kesedihan Umair. Kata-kata Rasulullah terdengar penuh ketulusan. Dia adalah Rasulullah. Tak diragukan ia mengucapkan belasungkawa.... bahkan belasungkawa Nabi yang dikirim sebagai rahmat seluruh alam kepada seorang anak kecil untuk burung peliharaanya.