Kota Rabat, Kasbah Udaya.
Perang tidak akan berhenti hanya karena kejadian di dunia luar, perang juga tidak akan melambat hanya karena adanya idealisme pribadi. Ketika para Penguasa Mediterania tengah terlibat diskusi mendalam, Rabat tengah terbakar.
Yang paling pertama runtuh adalah Kasbah Udaya.
Menghadapi serangan diam-diam yang terencana dengan matang, Kasbah Udaya terlihat tidak berdaya. Meriam yang berjumlah sekitar 20an di atas benteng hanya bisa menembak sebanyak dua kali sebelum akhirnya hancur. Dengan begitu, mereka telah kehilangan satu-satunya jalan untuk balik menyerang.
Tembakan meriam Squadron Mediterania yang bertubi-tubi melintasi tembok kota dan meledak di dalam benteng.
Peluru meriam yang kejam seakan memiliki mata saat mereka terus mengincar para prajurit Pasukan Pengawal di dalam kota. Sebelum mereka bisa melawan, mereka sudah menderita kerugian berat.
Yang terjadi berikutnya adalah kekacauan massal.