Senja hari yang lain.
Di bawah langit senja, burung-burung terbang, meninggalkan jejak berupa sedikit bayangan.
Medan tempur di bawah langit benar-benar kacau. Asap membumbung, dan aura penuh darah perlahan berkumpul di dalam awan semerah darah yang ada di udara. Awan-awan itu merupakan pasangan yang sempurna untuk matahari senja yang berwarna jingga kemerahan yang membuatnya semakin mencolok.
Parit-parit di dalam benteng kemah sudah dipenuhi oleh mayat dan darah, orang-orang sudah tidak bisa melihat satu pun pemandangan yang familiar. Di sepanjang medan tempur yang panjang dan sempit itu, hanya tersisa mayat-mayat dan senjata yang bertebaran.
Semua barikade telah dihancurkan hingga berkeping-keping, berbagai arcubalista dan trebuset juga telah dibongkar, bagian-bagian mereka bertebaran di setiap sudut medan tempur, tanpa ada yang mau repot-repot mengambilnya.