Di pagi hari, Ouyang Shuo akhirnya membuka matanya. Lukanya sudah dibalut dengan seksama; bahkan Tombak Tianmo juga sudah dibersihkan dan ditempatkan di sisinya. Setelah beristirahat semalaman, sebagian besar lukanya sudah sembuh.
Ouyang Shuo lalu mengangkat kepalanya dan memperhatikan sekitarnya. Ruangan kayu ini terlihat cukup sempit, dan lantai ruangan ini dipenuhi oleh berbagai barang. Meski begitu, barang-barang itu ditempatkan dengan rapi. Sebuah ranjang dan meja merupakan dua benda paling mencolok di ruangan ini. Jelas bahwa pemilik tempat ini tidaklah terlalu berada.
Selimut linen yang menutupi tubuhnya mengeluarkan aroma yang harum. Ouyang Shuo kembali teringat dengan apa yang terjadi kemarin dan mulai mengingat serangkaian kejadian. Saat dia kembali memikirkan usaha pembunuhan yang diarahkan kepada dirinya, dia langsung mengerutkan keningnya. Setelah dia dapat berpikir dengan jernih, masalah ini memang merupakan sebuah masalah yang sangat serius.