Squadron tengah dengan mudah menguasai Selat Singapura tanpa kesulitan, karena tidak ada angkatan laut yang menjaga selat ini. Terlebih, kapal nelayan dan kapal lainnya juga telah berhenti bekerja ketika perang dimulai. Selat yang biasanya ramai menjadi sangat dingin hari ini.
Setelah beristirahat singkat, squadron tengah resmi melancarkan serangan mereka pada Kota Singa. Yanhuo Yaonie memilih untuk menggunakan jalur sungai untuk mendekati tembok kota. Meriam Dinasti Ming hanya bisa menembak lurus ke depan, tapi dengan kapal perang sebagai basis, maka tembakan meriam ini sudah cukup untuk melukai para pelindung istana di atas tembok kota. Sebaliknya, panah dari para pelindung istana hanya bisa melakukan kerusakan minimal.