Perang; perlahan akan mulai berubah menjadi pertarungan tekad. Siapa yang goyah lebih dulu, siapa yang merasa takut lebih dulu, dialah yang akan kalah.
Untunglah, squadron timur memiliki jenderal dewa berpengalaman sebagai pemimpin, yang dapat membuat penyesuaian yang tepat berdasarkan situasi di medan tempur. Setelah melakukan sedikit penyesuaian pada formasi meriam, Zheng He segera memberikan perintah, "Wakil Panglima Pei!"
"Siap admiral!"
"Bawa pengawal pribadimu, pasukan cadangan dan 2000 infanteri pedang perisai untuk memotong dari kedua sayap. Kalian hanya memiliki satu kesempatan untuk menyerang dan menghancurkan kondisi mental mereka. Mengerti?" Zheng He mengerahkan semua pasukan yang bisa dia kerahkan untuk menyerang musuh.
"Siap admiral!" Pei Donglai percaya penuh kepada komando Admiral Zheng He ini.
