Saat senja telah memudar, di langit hanya tersisa bintang-bintang yang tersebar. Bahkan awan merah yang terus menggantung di langit, di bawah selubung langit malam, untuk sementara meninggalkan medan tempur ini.
Benteng Mulan yang telah diselubungi oleh kegelapan, bagaikan hewan buas yang tertidur. Tempat ini berbaring dan menunggu di mulut lembah dalam keheningan. Ini merupakan satu-satunya waktu di mana mesin penggiling daging manusia ini akan memancarkan sedikit rasa perasaan hangat.
Obor demi obor dinyalakan di tembok benteng, dan membentuk barisan naga api di sepanjang tembok.
Para prajurit yang bertanggung jawab atas patroli malam hari semuanya mengenakan zirah besi dan membawa tombak panjang. Mereka berjuang menahan dinginnya angin malam. Squadron demi squadron berjalan di atas tembok benteng. Malam masih panjang, sehingga para prajurit berkumpul bersama untuk menceritakan kisah kehidupan mereka atau hanya sekedar bergosip.