Langit di atas Kota Anyang berwarna semerah darah. Api pertempuran terbakar dari pagi hingga malam hari dalam kobaran tanpa akhir. Kilau darah yang menerobos angkasa bercampur dengan warna senja. Bagaikan mimpi, seperti sebuah ilusi.
Diantara api peperangan, Kota Anyang yang terlihat biasa saja masih berdiri kokoh dan tidak runtuh.
Lianpo mengendarai kuda perangnya, alisnya saling bertaut. Kegigihan pasukan musuh benar-benar diluar perkiraannya. Siang ini, ada tiga sampai empat kesempatan di mana mereka nyaris merebut tembok kota ini. Dan di setiap waktu tersebut, mereka selalu berhasil dipukul mundur.
Ini benar-benar bentuk pasukan besi sejati.
Memikirkan Pejuang Jiangdong yang saat ini tengah berjuang sekuat tenaga di medan tempur utama, mungkin hanya merekalah yang bisa berhadapan langsung melawan pasukan musuh ini.