Di Lembah Xiongli, sang Dewa Perang, Chiyou menyambut pertempuran terakhir dalam hidupnya.
Dewa Perang yang kuat ini menghadap ke langit luas dan mengeluarkan raungan kekecewaan. Dia menggenggam kapak tembaga yang memiliki sepotong tulang di dalamnya, dan bertempur melawan Jenderal Shi.
Chiyou telah melupakan misi aslinya, lupa bahwa dia bertempur demi sukunya, lupa tentang pasukan yang ada di belakangnya. Dia yang sekarang hanyalah seorang pejuang yang bertempur untuk menang.
Kekuatan dan keahliannya benar-benar membangkitkan keahlian serta nafsu bertempur yang dimiliki oleh Jenderal Shi.
Semenjak dia dipanggil oleh Ouyang Shuo. Jenderal Shi belum pernah bertempur dengan seluruh tenaganya karena tidak ada musuh yang setara dengan dirinya. Namun, Chiyou tidak diragukan lagi benar-benar merupakan lawan terbaiknya sejauh ini.
