Bulan ke-4, Hari ke-23
Pasukan ekspedisi menawan hampir 5000 tawanan dari hasil pertempuran dan membawanya ke Shanhai.
Ada insiden kecil ketika kembali dari lembah Suku Jifeng, Dukun Agung dari suku ini mencabut nyawanya sendiri di kuil ketika mengetahui Suku Jifeng kalah dalam perang.
Berita bunuh diri Dukun Agung ini menyebar dengan cepat di kalangan suku dan menyebabkan sedikit kehebohan. Melihat ada percikan pemberontakan di kalangan suku ini, Ouyang Shuo memutuskan untuk tinggal di lembah ini satu hari lagi dengan tujuan menenangkan situasi dan untuk mempererat hubungan dengan suku lain di lembah ini. Mereka mengadakan upacara pemakaman untuk Dukun Agung Suku Jifeng dan tindakan mereka sangat mengurangi tingkat kebencian suku ini kepada Shanhai.
Sesuai dugaan Ge Hongliang, setelah berita kekalahan Suku Jifeng menyebar, dalam satu hari, suku-suku yang ada di sekitar lembah sini, yang terdiri dari 2 suku menengah dan 6 suku kecil, segera mengirim utusan kepada Dukun Agung Suku Xuanniao dan memintanya menjadi penengah antara mereka dan Shanhai. Ini juga untuk menyampaikan itikad baik mereka kepada Kota Shanhai.
Dengan jatuhnya Suku Jifeng, Suku Xuanniao menggantikan posisi mereka di hati suku-suku lain, dan menjadi kepala untuk region ini. Ini menyebabkan pemimpin Suku Xuanniao, Shi Xiong, menjadi sangat bangga, dan dia mengagumi keputusan Dukun Agung hari itu. Melihat Shi Xiong mulai menjadi sombong, Dukun Agung tidak memiliki pilihan lain selain ikut campur. Dukun itu mengingatkan kepadanya bahwa alasan Suku Xuanniao sampai ke posisi ini adalah karena dukungan Kota Shanhai, jadi dia tidak boleh terlalu terlena dan meremehkan suku lain di lembah ini karena itu mungkin dapat menyebabkan mereka untuk memberontak dari Kota Shanhai.
Setelah diingatkan oleh Dukun Agung, Shi Xiong mulai sadar dari imajinasinya. Untuk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kota Shanhai, mereka mengirimkan 2 pasang burung Xuan untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepada Kota Shanhai. Sedangkan untuk Ouyang Shuo dia jelas merasa puas atas tindakan Shi Xiong. Burung-burung Xuan ini langsung dikirim ke Divisi Intelijen Militer. Dia juga memerintahkan Song San untuk berupaya keras mempelajari teknik rahasia pengembang biakkan burung ini dari Suku Xuanniao. Karena makhluk kecil ini sangatlah berguna bagi mereka, karena mereka dapat membantu pengumpulan informasi, menyampaikan pesan dan nilai sesungguhnya dari makhluk kecil ini setara dengan seluruh pasukan bila digunakan dengan tepat.
Sedangkan untuk 600 pemburu yang tersisa, mereka semua dilucuti dan diubah menjadi pekerja tambang selama 2 tahun setelah sampai di Shanhai. Mereka kemudian akan diberi identitas sebagai penduduk Shanhai pada akhir masa 2 tahun kerja mereka. Dengan 600 orang ini, jumlah penambang meningkat hingga 1000 orang, dan mencapai syarat untuk maju menjadi Tambang Logam Lanjutan. Dengan Divisi Pembuatan Zirah dan Pabrik Senjata mulai memproduksi zirah dan senjata, kebutuhan akan besi meningkat tajam, dan ke-600 orang ini akan sangat berguna dalam meningkatkan kecepatan kerja mereka.
Tangan ke-600 orang ini sudah berlumuran darah Pasukan Kota Shanhai. Sebagai hukuman, Ouyang Shuo mengirim mereka ke area penambangan untuk menambang logam dan menghilangkan rasa permusuhan yang ada di hati mereka serta mengurangi kekuatan fisik mereka. Dia secara khusus memberi tahu penjaga yang berwenang agar hanya memberi mereka makan 3x sehari, jumlah yang hanya cukup untuk membuat mereka tidak kelaparan. Namun, semua hak-hak kemanusiaan dasar mereka tidak boleh dilanggar, dan jika dilanggar maka para penjagalah yang akan dihukum.
Walaupun Ge Hongliang juga menyarankan agar memilih sebagian dari mereka dan merekrutnya kedalam Unit Infanteri atau Unit Pertahanan Kota, Ouyang Shuo tidak menyetujuinya dan menolak ide ini. Karena akan ada suku-suku baru yang mau bekerjasama dengan Shanhai, dia tidak perlu khawatir kekurangan kandidat prajurit berkualitas tinggi untuk direkrut dalam pasukan. Masih terlalu banyak unsur yang tidak stabil dalam para pemburu dari Suku Jifeng.
4000 orang sisanya diatur dan dikirim untuk bekerja ke Tambak Garam Utara untuk memulai fase terakhir dari pembangunan industri garam. Setelah semua selesai, Tambak Garam Utara mencapai limit maksimal mereka yaitu 1000 hektar. Dengan tambahan 4000 orang ini, Kota Beihai berhasil didorong menjadi kota dengan ukuran sebanding dengan kota tingkat 3 dan siap untuk menaikkan tingkatan mereka setelah infrastruktur lain terpenuhi.
Ouyang Shuo tadinya berpikir untuk mempertahankan 4000 orang di Kota Shanhai untuk mencapai populasi maksimal 10000 orang dan naik ke kota besar, namun untuk naik mencapai jumlah ini bukanlah tugas mudah. Pertama-tama indeks politik, ekonomi, budaya dan militer harus mencapai 45, tapi syukurlah bahwa Kota Shanhai telah memenuhi syarat ini.
Poin paling penting adalah agar bisa naik menjadi kota besar, penguasa kota harus mengirimkan permohonan naik tingkat ke dalam sistem game terlebih dulu. Ketika semua syarat telah terpenuhi, sistem akan secara otomatis memulai serangan bandit besar-besaran ke teritori penguasa. Hanya bila penguasa sukses mempertahankan teritori barulah teritori mereka bisa naik ke tingkat selanjutnya.
Apalagi, permohonan ini memiliki jumlah terbatas. Bila gagal mempertahankan teritori maka teritori akan kena masa tunggu selama setengah bulan. Dan bila pemain telah mengajukan 3 kali permohonan dan gagal di semua kesempatan, maka teritori itu akan kehilangan kualifikasi mereka untuk dapat naik tingkat secara permanen. Karena itulah, seseorang harus berpikir dua kali dan sangat siap sebelum mengajukan permohonan.
Namun, Ouyang Shuo membuang pikiran untuk menaikkan Kota Shanhai dalam waktu cepat. Dia membersihkan pikirannya, karena dia juga bukan memang orang yang terlalu terburu-buru.
Setelah kembali ke teritorinya, Ouyang Shuo segera mengumpulkan Divisi Konstruksi dan Divisi Transportasi untuk segera memulai konstruksi kandang kuda di lembah dimana Suku Jingfeng berada. Divisi Konstruksi bukan hanya bertanggung jawab atas pembangunan jalan antara Suku Xuanniao dan lembah Suku Jifeng, mereka juga harus memenuhi permintaan dari Divisi Transportasi untuk memperbaharui beberapa struktur bangunan yang telah ada di lembah. Yang tidak dibutuhkan akan dihancurkan dan jembatan tarik akan dibangun untuk meningkatkan kemampuan pertahanan lembah ini.
Ouyang Shuo juga memerintahkan Zhao Dewang untuk menggunakan seluruh kekuatan dari para suku barbar untuk menyelesaikannya. Yang harus dia lakukan hanya menyediakan makanan untuk mereka, dan suku barbar ini akan lebih dari bahagia untuk bekerja bagi mereka. Ouyang Shuo percaya bahwa setelah mereka merasakan manisnya kehidupan disini, suku-suku lain akhirnya akan menurunkan pertahanan mereka dan bekerja sama dengan Kota Shanhai secara tulus.
Pasukan beristirahat dan bersiap-siap kembali selama 3 hari lagi, dan setelah itu Ouyang Shuo mulai mengorganisir ulang semua unit. Unit Pertahanan Kota akan mengisi seluruh Barak Lanjutan yang ada di Kota Shanhai. Secara resmi mengambil alih tanggung jawab pertahanan kota. Satu Barak Lanjutan dibangun sekitar 20 mil di barat oleh Divisi Konstruksi dan barak ini diserahkan kepada Unit Infanteri, dan diberi nama Markas Pasukan Barat, berlokasi di sekitar perbatasan teritori dan markas utama, dan bertanggung jawab untuk menjaga region barat dari teritori ini. Tanggung jawab ini sangat besar karena ada banyak properti utama Kota Shanhai di daerah ini, area industri yang berada diluar kota, tambang, pabrik, dan berbagai pemukiman berada dimana-mana, dan terkonsentrasi di area barat.
Unit Kavaleri secara resmi dipindahkan ke Kota Persahabatan. Di sisi utara kota, sebuah Barak Lanjutan dibangun untuk Kavaleri, dan diberi nama Markas Pasukan Utara. Markas ini seperti paku yang tertancap dalam di padang yang luas ini, dan menjaga serta mengawasi para Suku Nomaden.
Sebelum Kavaleri berangkat, Ouyang Shuo memanggil Lin Yi ke ruang kerjanya dan mereka berdiskusi secara rahasia sepanjang siang dengan dihadiri juga oleh Ge Hongliang. Apapun yang mereka bicarakan tidak boleh diketahui siapapun kecuali mereka bertiga.
Pada Hari ke-1, Bulan ke-5, Kota Shanhai menyambut banyak berita bahagia.
Melalui Aula Perekrutan mereka berhasil mendapat Pendeta Lanjutan, Ge Yan. Dia disebut-sebut sebagai salah satu keturunan Ge Hon dari Dinasti Jin Timur. Pendeta ini bukan hanya ahli dalam kitab-kitab Tao, tapi dia juga ahli di bidang obat, dan juga dapat membuat pil. Orang dapat melihat beberapa tindak tanduk Ge Hong Sang Pendeta Agung dari gerak gerik Ge Yan.
Ge Hong tidak ingin membangun Kuil Taoist di dalam kota, tapi dia memilih untuk membangunnya di bukit yang ada di sisi barat kota setelah dia berkeliling seluruh kota selama lebih dari 3 hari. Pemandangan di bukit itu memang sangat indah, dan menjadikan lokasi itu tempat yang sangat bagus. Feng Shui memang suatu hal yang misterius, Ouyang Shuo tidak menghentikannya karena alasan ini dan dia juga sangat mempercayai bahwa Ge Yan memiliki alasan tersendiri untuk membangun kuilnya disana karena dia merupakan orang yang sangat menguasai Feng Shui.
Kuil Taoist berada dibawah kategori Bangunan Budaya, mereka membawa keuntungan dalam mempromosikan budaya teritori ini. Karena itu, Ouyang Shuo tidak terlalu berharap bahwa dia bisa mendapatkan pemasukan dari kuil. Dia juga memerintahkan Divisi Konstruksi untuk mengikuti semua permintaan Ge Yan dalam pembangunan kali ini. Setelah selesai, dibawah pengaruh status Ge Yan dan juga karakteristik unik dari kuil, indeks budaya dari seluruh teritori pun naik 5 poin.
Kuil ini diberi nama Kuil Qing Yang oleh Ge Yan dan dia mengambil 2 pelayan dan 4 yatim piatu sebagai murid.
Dua bangunan kota tingkat 3 lainnya, yaitu toko gadai dan penginapan, juga telah selesai dibangun. Namun, dua bangunan ini masih belum bisa beroperasi dengan benar. Dengan adanya Bank Empat Lautan memberikan pinjaman bunga rendah dan kondisi dari Kota Shanhai sendiri. Toko gadai hanya lebih menjadi pajangan dan para penduduk yang pada dasarnya merupakan pengungsi dari tempat lain sehingga mereka tidak memiliki cukup uang ataupun barang yang berharga yang dapat dijaminkan. Karena itu, Departemen Keuangan hanya menyewa satu orang sebagai penjaga toko untuk mengurus tempat ini.
Begitu juga dengan penginapan. Kota Shanhai saat ini masih merupakan teritori tertutup dan hampir tidak ada orang luar disini. Tentu saja penginapan menjadi tidak memiliki tamu sama sekali, karena itulah tidak ada yang mau menjadi pengurusnya dan karena tidak ada pilihan lain, penginapan hanya bisa diurus oleh Departemen Keuangan sementara ini.
Toko Perhiasan pun sama, dan itu benar-benar membuat Ouyang Shuo kaget. Setelah dia mendengar kabar, Ouyang Shuo memutuskan untuk memeriksa langsung agar dapat lebih memahami kejadian sebenarnya. Kebenarannya ternyata, benar-benar membuatnya bingung antara ingin tertawa atau menangis.
Alasannya bukan karena Shanhai kekurangan pengrajin emas atau perak, masalahnya ada para pengrajin ini memiliki keahlian tapi tidak ada modal. Perhiasan di era kuno umumnya dibentuk dari emas, perak, dan tembaga, dan membutuhkan bahan baku yang memiliki kemurnian tinggi. Dengan kondisi Shanhai sekarang, tidak ada yang dapat menyediakan hal itu.
Ouyang Shuo segera memutuskan bahwa pemerintah akan mengambil alih bisnis ini dan keuntungan yang didapat akan digunakan sebagai pengeluaran harian pemerintah. Dia segera memasukkan 100 koin emas dan mengubahnya menjadi batangan emas, perak dan tembaga yang memiliki kemurnian tinggi lewat fungsi ajaib dari tas serba guna.
Dengan pemerintah mengambil alih Toko Perhiasan sekarang, Ouyang Shuo harus memilih penjaga toko untuk mengurus toko ini. Dibawah rekomendasi Yingyu, dia memilih pelayan pribadinya, Si Qin untuk bertanggung jawab atas toko ini. Si Qin telah cukup lama mengikuti Yingyu dan dia juga telah banyak belajar cukup banyak mengenai pengetahuan bisnis. Karena itulah, Ouyang Shuo percaya bahwa dirinya mampu untuk mengurus toko ini.
Berita baik lainnya datang dari ulat sutera. Setelah hampir 2 bulan proses pengembangbiakkan, pengembangbiakkan ulat sutera ini akhirnya telah mulai berjalan di jalur yang tepat. Sesuai perkiraannya, kelompok pertama kain sutera yang dihasilkan dari ulat sutera ini langsung diakui oleh sistem sebagai produk lokal Kota Shanhai, dan dapat dijual melalui toko grosir. Dengan tambahan bantuan ulat sutera ini, Kota Shanhai sekarang telah mendapatkan 3 tipe produk khas lokal, yaitu Arak Tiga Bunga, Teh Putih, dan Sutera Pelangi.
Sebagai item langka, harga Sutera Pelangi tentulah mahal, dia dapat dijual seharga 10 koin emas, dan menjadi angsa telur emas ketiga dari kota ini. Begitu mendengar berita ini, Ouyang Shuo langsung memerintahkan perluasan dari Lahan Peternakan Ulat Sutera. Departemen Keuangan langsung meminjamkan 200 koin emas dengan bunga rendah untuk meningkatkan seluruh rantai industri tekstil. Dengan proses ini, Asosiasi Tekstil mulai dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi kota ini.