Di bawah kanopi kapal induk, Yu Dayou melihat ekspresi pasukan musuh dengan jelas melalui teleskopnya, sambil menyeringai dia mengatakan, "Dasar sekelompok gadis kecil yang belum pernah maju ke medan perang sesungguhnya, hanya begitu saja dan mereka sudah tidak tahan."
"Seluruh prajurit dengar perintahku, tembakkan meriam ke Kota Danang!" Kata Yu Dayou memberi perintah.
Tembok timur Kota Danang hanya berjarak kurang dari 400 meter dari dermaga, dan ini masih berada dalam jarak tembak mereka. Dengan perintah itu, meriam-meriam kembali menembak.
'Duar! Duar! Duar!'
Peluru meriam yang terbuat dari baja membentuk lengkungan yang indah di udara. Peluru-peluru itu bagaikan sebuah tinju besi yang menghantam tembok kota yang terbuat dari bata hijau, dan menghancurkannya sampai menjadi berkeping-keping.
Serpihan batu itu melayang ke arah prajurit pertahanan musuh seperti hujan peluru.
