Chereads / Penguasa Dunia Sesat / Chapter 45 - Selamat Dari Jebakan, Namun Tanpa Sadar Terjebak Lagi

Chapter 45 - Selamat Dari Jebakan, Namun Tanpa Sadar Terjebak Lagi

"Halo, Tuan Muda. Ada masalah apa?" Jia Fu berjalan ke tengah kerumunan dan bertanya dengan ramah.

Sang Gu Master muda merasa tersentuh dan ia menangkupkan kedua tangannya sekali lagi. Setelah menatap seluruh anggota klan di sekelilingnya, ia memberanikan diri untuk menjelaskan situasi yang ada.

"Jadi, seperti itu." Jia Fu mengangguk sembari mendengarkan. Kemudian, ia bertanya pada Jia Jin Sheng, "Adikku, apakah ini benar?"

Jia Jin Sheng mendengus dan menolehkan kepalanya. Ia tak memandang kakaknya sama sekali.

Jia Fu merenung dengan ekspresi sedih.

Kerumunan itu diam. Mereka tak berani mengatakan apapun. Semua menunggu reaksinya.

Masalah ini muncul karena kesalahan Jia Jin Sheng. Namun, sang Gu Master muda juga salah, karena ia terlalu ceroboh dan serakah. Akibatnya, ia jadi mudah dicurangi.

Jika Jia Fu membela adiknya, bahkan sang ketua klan Gu Yue tak akan bisa melawannya – karena level kultivasinya yang sudah mencapai tingkat empat.

Jia Fu berpikir sejenak sebelum akhirnya berucap. "Saya mengerti masalahnya. Adik saya telah melakukan kesalahan. Ia telah membuatmu menderita kerugian yang besar karena telah membeli produk palsu. Saya benar-benar minta maaf!" Ia menangkupkan kedua tangannya di hadapan sang Gu Master muda.

"Tuan Jia Fu!" Gu Master muda itu terkejut. Ia cepat-cepat berkata, "Anda adalah seorang Gu Master tingkat empat, sementara saya hanyalah seorang yang bertingkat dua. Anda tidak perlu berlebihan seperti itu!"

Jia Fu melambaikan tangannya: "Ini tak ada hubungannya dengan level kultivasi. Saya bertindak tanpa memihak. Kesalahan tetaplah kesalahan, dan saya sebagai perwakilan seluruh pedagang meminta maaf pada Anda. Sebagai kompensasinya, bagaimana kalau begini? Karena Anda sudah kehilangan 250 butir batu primeval, keluarga saya akan memberi Anda dua kali lipatnya."

Ia langsung menepati janjinya. Salah satu pengikutnya mengeluarkan lima kantong uang dan memberikannya kepada sang Gu Master muda di depan umum.

Setiap kantong uang itu berisi 100 butir batu primeval.

Sang Gu Master muda yang menerima uang itu tak bisa berkata-kata.

"Namun, saya punya satu saran untuk Anda." Jia Fu melanjutkan, "Gu Babi Hutan sangatlah langka karena ia bisa menaikkan kekuatan seorang Gu Master secara permanen. Meskipun ia hanyalah tingkat satu, ia sangat sulit ditemukan di pasaran. Setiap kali ia muncul, ia akan langsung terjual. Harga aslinya mencapai 600 butir batu primeval. Anda tidak mungkin menemukan Gu Babi Hutan yang berharga 250 butir batu primeval."

"Saya mengerti, Senior!" Sang Gu Master muda itu membungkuk dalam-dalam.

Sorak sorai pun memenuhi kerumunan itu.

"Tuan Jia Fu benar-benar brilian!"

"Luar biasa! Tuan Jia Fu memang tidak mengecewakan!"

"Meskipun ia merupakan seorang Gu Master tingkat empat, ia tidak menggunakan statusnya untuk menindas yang lemah. Tuan Jia Fu benar-benar seseorang yang patut dicontoh."

"Tidak, tidak." Jia Fu tersenyum. Ia menangkupkan tangannya di hadapan kerumunan dan berkata, "Bisnis keluarga Jia selalu mengutamakan kejujuran dan rasa percaya. Semuanya, adikku masih muda dan tak tahu apa-apa. Ia suka sekali bergurau dengan yang lain, tapi sebenarnya ia sangat baik hati. Saya harap Anda semua bisa memakluminya. Tolong jangan dimasukkan ke dalam hati."

Sorak sorai kerumunan itu semakin ramai.

"Hmph!" Jia Jin Sheng merengut sembari berjalan kembali ke dalam tenda. Kemudian ia keluar dari balik pintu belakang tenda.

Fang Yuan menatap dalam diam dan berpikir, "Sepertinya gambar bergerak milik Biksu Flower Wine bisa dijual."

Biksu Flower Wine telah menggunakan Gu Photo-audio untuk merekam perlakuan buruk milik sang ketua klan Gu Yue generasi ke-4. Sebelum ia mati, ia menggunakan Gu itu dan membantingnya ke dinding. Gu itu kemudian membuat sebuah gambar bergerak. Gambar-gambar itu terus berputar, sehingga siapapun bisa menyaksikan kenyataannya.

Fang Yuan telah lama ingin menjual gambar bergerak itu. Ia ingin mendapat keuntungan sebanyak mungkin. Ia yakin keluarga Bai dan keluarga Xiong – dua keluarga klan lain di Gunung Qing Mao – akan tertarik dengan gambar itu.

Namun, akan sangat berbahaya jika ia menjualnya sendiri karena kultivasinya terlalu lemah. Jika ia membawa gambar itu ke desa-desa yang lain, ia akan langsung ditangkap.

Kalaupun ia berhasil menjualnya dan kembali dengan selamat, tak ada jaminan bahwa rahasia itu tidak akan terbongkar. Begitu para petinggi Gu Yue mengetahuinya, ia akan langsung dikeluarkan dari klan.

Fang Yuan masih perlu memanfaatkan statusnya sebagai anggota klan Gu Yue. Karena itu, jalan teraman yang bisa ia ambil adalah dengan cara menjualnya pada salah satu pedagang gerobak. Mereka semua adalah orang luar, dan mereka sama sekali tidak terlibat dengan masalah yang ada di dalam klan.

Sehari lagi, gerobak ini akan meninggalkan Desa Gu Yue dan melanjutkan perjalanannya ke Desa Xiong ataupun Desa Bai.

Fang Yuan bisa meminimalisir resiko yang ada dengan cara menjualnya pada para pedagang itu. Itu adalah cara yang paling aman.

...

"Satu gelas lagi!"

"Mana anggurnya?"

"Cepat berikan aku anggurnya! Apa kau takut aku tak bisa membayarnya?"

Jia Jin Sheng memukul meja sembari berteriak.

"Tuan Muda Jia, ini anggur Anda!" Sang pegawai pun cepat-cepat memberikannya segelas anggur.

Jia Jin Sheng mengambil gelas tersebut, lalu meneguk anggur tersebut dengan cepat.

"Ini baru enak!" Ia tertawa terbahak-bahak. Suaranya terdengar serak dan sendu.

Ia membanting gelas tersebut di atas meja dan berteriak lagi. "Beri aku anggur lagi! Beri aku sebanyak apapun yang kau bisa!"

Para pegawai toko itu tak berani melawan. Mereka hanya bisa menuruti kata-katanya.

Untungnya, toko anggur ini sudah dipenuhi orang-orang. Tak hanya meja-meja di dalam, bahkan jalanan di luar toko pun dipenuhi oleh para pembeli. Karena itu, tingkah Jia Jin Sheng yang mabuk tidak terlihat aneh di antara kerumunan.

Jia Jin Sheng minum gelas demi gelas. Ia ingin menghilangkan rasa sedihnya. Karena ia memunggungi kerumunan yang lain, tak ada yang menyadari bahwa air mata telah membasahi kedua pipinya.

Siapa yang bisa memahami penderitaannya?

Bahkan orang jahat pun memiliki sisi lemah. Setiap orang memiliki kisahnya sendiri.

Di antara semua saudaranya, ia merupakan yang paling muda. Karena wajahnya yang tampan menyerupai ayahnya, ia adalah kesayangan ayahnya. Namun, takdir mempermainkannya dengan cara memberinya bakat bernilai D.

Selama ia tumbuh, ia terus hidup di bawah tekanan kakak-kakaknya. Ia pun marah dan ingin menolak, namun ia tak bisa melakukan apapun dengan bakat yang ia punya.

Hingga suatu hari, ayahnya sekarat dan ingin membagi harta warisannya. Dua orang akan menjadi pemimpin para pedagang. Mereka pun membagi warisan berdasarkan hasil akhirnya.

Jia Jin Sheng ingin menggunakan caranya sendiri untuk mendapat warisan keluarga dan pengakuan dari anggota klannya. Namun nyatanya, ia malah menjadi batu loncatan kakaknya sekali lagi.

Saat Jia Fu muncul, ia tahu ia telah masuk ke dalam jebakan. Ia sudah tahu sejak awal. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Ketika ia menjadi salah satu pedagang, ia tahu bahwa ia akan terus menjadi umpan Jia Fu. Ia tak memiliki kekuatan untuk melawan seorang Gu Master tingkat empat.

'Jia Fu!" Ia menyebut nama itu dengan paksa. Kedua matanya dipenuhi kebencian. Ia tak bisa menahan ini semua!

"Apa kau ingin mengalahkan kakakmu? Aku bisa membantumu." Di saat itulah, ia mendengar sebuah suara.

Jia Jin Sheng terpana. Ketika ia membalikkan badan, ia melihat ada seseorang yang telah duduk di sebelahnya dalam waktu yang cukup lama.

Ia menggelengkan kepala dan berkedip-kedip selama beberapa kali, sebelum menyadari siapa sosok itu.

Siapa lagi kalau bukan Fang Yuan?

"Kau!" Ia menatap Fang Yuan marah, "Aku ingat kau! Kau orang beruntung yang mendapat Katak Mudskin di tokoku! Kau kesini untuk mengejekku?"

Fang Yuan menatap Jia Jin Sheng dingin. "Aku memiliki urusan yang penting. Kalau kau ingin mendapat warisan dan hasil yang lebih baik, kenapa kau tidak mendengarkanku saja?"

Jia Jin Sheng merasa curiga. Ia duduk dengan tegak, "Bagaimana kau tahu tentang warisan itu?"

Rahasia itu tak diketahui oleh orang asing, namun Fang Yuan bisa menebaknya dengan mudah.

"Bisnis keluarga Jia bukanlah sebuah rahasia besar. Bagaimana orang lain tidak tahu?" Fang Yuan tertawa dingin sembari mengingat masa lalunya.

Kepala keluarga Jia adalah sosok terkenal yang mulai dari bawah. Ia mendapat keuntungan dari penjualan pedagang gerobak, sehingga ia mampu membangkitkan Desa Jia. Ketika ia semakin menua, ia bisa merasakan kematiannya mendekat. Karena itu, ia membagi gerobak menjadi dua dan meminta anak-anaknya memimpin keduanya. Warisan akan dibagi berdasarkan hasil akhirnya. Semakin baik hasilnya, semakin banyak warisan yang didapat.

Namun, anak pertamanya, Jia Fu, dan anak keduanya, Jia Gui, sama-sama sangat berbakat. Setelah mereka bersaing selama 6-7 tahun, masih belum ada hasil yang jelas. Bahkan setelah sang kepala keluarga meninggal, tak ada pemenang yang pasti.

Sang kepala keluarga meninggalkan warisan yang besar. Persaingan kedua bersaudara itu semakin meningkat hingga mereka meminta bantuan pihak luar. Akhirnya, keduanya pun meninggal. Keluarga Jia yang dulunya makmur kini mulai hancur, membuat orang-orang terus membicarakan kisah itu.

Jia Jin Sheng memicingkan kedua matanya karena penjelasan Fang Yuan tak bisa dibantah. Dua tahun telah berlalu semenjak ayahnya menyatakan soal pembagian harta warisan. Dunia ini tak memiliki dinding. Jadi, bukan hal yang aneh jika seseorang tahu akan hal ini.

Ia khawatir jika ini adalah jebakan lain milik Jia Fu. Bagaimanapun juga, tak ada salahnya mendengarkan.

Fang Yuan tak langsung berbicara. Ia menatap sekelilingnya. Ia telah mengunjungi kedai anggur tadi siang. Sang pemilik toko beroperasi secara mandiri. Setiap malam, toko ini ramai oleh pengunjung.

Bercakap-cakap di sini jauh lebih aman daripada di tempat yang sepi – mereka dapat menghindari Gu yang menguping dengan sengaja.

Ia memberi sinyal menggunakan jari-jarinya. "Kemarikan telingamu."

Jia Jin Sheng mendengus tidak senang, namun ia masih mendekatkan kepalanya.

Setelah mendengar penjelasan Fang Yuan, ia mengerutkan kening dan menatap Fang Yuan dengan dingin. "Bisnis ini melibatkan tiga keluarga besar di Gunung Qing Mao, dan kami tidak suka ikut campur dalam masalah orang lain. Hmph, kau dikirim oleh Jia Fu untuk melukaiku, bukan?"

Fang Yuan sudah menduga ia akan curiga. Ia tidak berusaha menjelaskan, namun langsung beranjak pergi. "Hehe, kalau begitu, aku akan bicara pada kakakmu."

Jia Jin Sheng menyipitkan kedua matanya ke arah Fang Yuan. Ketika Fang Yuan telah meninggalkan toko, kesabarannya mulai habis. Ia berlari keluar dan mengejar Fang Yuan, "Jangan pergi. Kita bisa membicarakan hal ini."

Fang Yuan meletakkan kedua tangannya ke belakang punggungnya. Ia menatap Jia Jin Sheng dan berkata dengan dingin, "Aku tahu kau curiga padaku. Namun karena kakakmu sudah menjebakmu, nasibmu sudah di ujung tanduk. Kalau kau memilih untuk percaya padaku, kau masih punya harapan. Jika kau tidak percaya padaku, nasibmu akan memburuk. Apa kau cukup berani untuk melakukannya?"

Ekspresi Jia Jin Sheng berubah. Ia lalu menjawab, "Jia Fu hanya sedikit lebih tua dariku – aku tak pernah menganggapnya sebagai kakakku! Namun kau benar, aku akan mengambil resiko ini."

Fang Yuan berkata, "Dua ratus butir batu primeval. Tak ada tawar- menawar."

Jia Jin Sheng tertawa pahit, "Itu terlalu mahal untuk resiko setinggi ini."

"Semakin tinggi resiko, semakin besar hadiah yang didapat." Fang Yuan menggeleng dengan tegas, "Jika kau menjualnya kepada dua keluarga itu, kau akan mendapat lebih banyak keuntungan."

Jia Jin Sheng mengangguk dan mulai serius, "Aku percaya akan hal itu, karena belakangan ini keluarga Bai terus berkembang pesat. Apalagi dengan fakta bahwa muncul seorang pemuda dengan bakat bernilai A yang bernama Bai Ning Bing; ia pasti akan memiliki masa depan yang cerah. Situasi Gunung Qing Mao sendiri sering berubah seiring waktu. Kekuasaan keluarga Gu Yue mulai memudar. Jika aku menjualnya kepada keluarga Bai, setidaknya aku akan mendapat keuntungan dua kali lipat!"

Mendengar Jia Jin Sheng yang mengerti akan kondisi di Gunung Qing Mao, Fang Yuan berpikir: "Bagaimanapun juga, Jia Jin Sheng masih merupakan anggota keluarga pedagang. Tidak seperti generasi kedua yang payah itu."

Jia Jin Sheng menghela napas, "Aku tak tahu apakah ini adalah sebuah jebakan, tapi aku akan melakukannya. Aku akan memberimu 200 butir batu primeval! Tapi sebelumnya, aku ingin melihat barang itu dulu."

"Tentu saja. Ikuti aku." Fang Yuan tertawa sembari berjalan. Jia Jin Sheng sudah terjebak. Seluruh situasi ini telah berada di tangan Fang Yuan.