Semakin dalam mereka berjalan, maka semakin gelap pulalah lorong itu, namun Pedang Semesta itu masih terus terbang sambil tetap berada dua kaki jauhnya dari permukaan tanah, dan hal tersebut membuatnya terlihat seperti hantu.
Sementara itu, Gadis Hijau itu pun akhirnya kembali terpikirkan akan kuburan untuk ketiga kalinya semenjak mereka pergi meninggalkan biara itu. Ketika ia merasakan hawa dingin yang merasuk hingga ke tulang belakangnya, ia pun kemudian semakin mendekatkan dirinya kepada Jing Jiu, tanpa ia sadari, dan ia pun akhirnya berpegangan dengan begitu erat ke kerah baju Jing Jiu.
Sedangkan di kedua sisi dari lorong itu ada dinding batu yang begitu padat dengan sejumlah jimat - jimat yang berisikan sutra - sutra yang terukir di atasnya, serta formasi - formasi terlarang yang sangat kuat yang tersembunyi di dalam dinding - dinding batu tersebut.