Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 16 - Perpisahan

Chapter 16 - Perpisahan

Jing Jiu melongo mendengarnya dan tanpa sadar, ia berkata, "Apa?"

"Kalau kamu memang mata - mata dari sekte lain, kamu harus cepat pergi. Aku tidak akan memberitahu yang lainnya." ujar Liu Shisui gugup.

Dan akhirnya Jing Jiu mengerti apa yang dimaksud oleh Liu. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum, lalu meletakkan pasir yang digenggamnya.

Setahun yang lalu, ia pernah bertanya kenapa Liu memilih untuk tetap bersamanya.

Saat itu, Liu tidak menjawab pertanyaannya, dan Liu juga sepertinya tidak mengerti apa maksud pertanyaannya waktu itu. Tapi, Jing Jiu tahu kalau sebenarnya Liu mengerti apa yang ia maksud.

Waktu itu, Liu sudah mulai mencurigainya. Liu bahkan dengan sengaja merencanakan kejadian tanya jawab waktu itu, dengan harapan Jing Jiu bisa berkontribusi pada sekte, agar masa depannya di sekte bisa lebih lancar. Ide dan rencana seperti itu sebenarnya sangat naif, tapi apa yang bisa kamu harapkan dari seorang anak kecil?

Sejak hari itu, Liu tidak pernah lagi berbicara tentang hal yang berkaitan dengan masalah ini. Tetapi, hari ini, akhirnya ia menanyakannya langsung pada Jing Jiu.

Karena ia akan masuk ke inner sect dan menjadi murid sebenarnya dari Sekte Gunung Hijau dan ia bukan HANYA pelayannya lagi.

Mendengar semua itu, Jing Jiu tidak merasa kecewa ataupun marah. Justru sebaliknya, ia malah merasa kalau ide Liu sangat lucu.

Ini tidak ada hubungannya dengan pengkhianatan, namun, ini adalah bukti pendewasaan dirinya.

Jing Jiu lalu tertawa.

Tawanya terlihat begitu menawan. Bagaikan sepotong es abadi yang akhirnya meleleh karena kehangatan matahari musim semi, dan darinya muncul bunga teratai yang terlalu indah untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Karena senyumannya yang begitu indah, Liu mengeluh, "Tuan Muda masih terlalu tampan."

"Iya, sudah dua tahun dan aku masih belum terbiasa dengannya." ujar Jing Jiu sambil memandang bayangannya yang terlihat di piring keramik itu.

"Tuan Muda, kamu itu sebenarnya siapa?" tanya Liu yang merasa gelisah.

"Aku tidak mau memberitahu kamu." ujar Jing Jiu.

"Oh," ujar Liu Shisui sedih.

"Jangan khawatir, aku bukan mata - mata." ujar Jing Jiu menenangkannya.

Liu terus berpikir sampai akhirnya ia merasa kalau Jing Jiu mengatakan yang sebenarnya dan ia tidak khawatir lagi.

Bagaimana mungkin orang semenarik Tuan Muda menjadi mata - mata? Terlebih lagi, ia... sangat... malas.

Bagaimana bisa seorang mata - mata bisa begitu malas? Bagaimana caranya mengumpulkan informasi jika ia hanya bermalas-malasan di pondoknya sepanjang hari?

  ...

  ...

Semua murid baru yang ada di Pine Pavilion Selatan sedang menuju ke aula latihan, bersama dengan semua pengurusnya.

Dengan gugupnya, Liu Shisui berdiri di tangga batu, sambil terus menoleh ke belakang. Bukan karena perhatian yang ditujukan padanya yang penuh dengan harapan dan kecemburuan, tapi karena Jing Jiu yang ia harapkan kedatangannya masih belum juga muncul.

"Tidak masalah." Guru Lu menyemangatinya sambil menepuk pundaknya.

Guru Lu tahu, kalau ia bukan orang pertama yang mengetahui kalau Liu memiliki kualitas Dao yang alami. Tapi ia lah orang yang membawa Liu kesini dari desa kecil itu, yang menjaga dan memperhatikannya selama lebih dari satu tahun dia berada disini. Guru Lu merasa kalau ia mengerti karakter Liu dengan baik. Liu bukan hanya anak sangat berbakat dan istimewa, tapi ia juga tulus dan rajin. Liu juga memiliki dasar yang kuat, dan ia punya kesempatan besar untuk melewati ujian masuk ke inner sect hari ini.

Guru Lu lalu teringat pada Jing Jiu, karena Guru Lu juga menaruh harapan besar padanya. Menurut Guru Lu, walaupun Jing Jiu tidak begitu berbakat ataupun istimewa. Tapi, ia sangat cerdas dan kemampuan pemahamannya jauh lebih baik dibandingkan murid - murid yang lain. Bahkan, jauh lebih baik dari Guru Lu sendiri, tapi... pemuda ini sama sekali tidak memiliki ambisi. Setengah tahun yang lalu, Guru Lu kembali mengamatinya dengan Piercing Discernment nya. Namun, lagi - lagi ia mendapati kalau Jing Jiu masih belum memiliki kualitas Dao nya sendiri. Hal ini membuat Guru Lu sangat kecewa.

Guru Lu kemudian berhenti memikirkan hal ini. "Ingat baik - baik, utamakan untuk mengosongkan pikiranmu dari semua semua hal yang mengganggu." ujarnya pada Liu.

Liu mengangguk dan berjalan masuk ke sebuah ruangan yang kelihatan biasa - biasa saja, yang berada di area paling dalam di aula latihan. Sambil terus diamati oleh semua murid dan guru yang ada disitu.

Salah satu guru yang bertanggung jawab untuk mengawasi ujian ini berasal dari Puncak Xilai yang merupakan Puncak Keenam di sekte ini, dan guru yang satu lagi adalah Ming Guoxing, guru yang mengurus perekrutan di Pine Pavilion Selatan, saat Liu dan Jing pertama kali datang kesini.

"Halo, Guru Ming. Halo, Guru.."

Hingga saat ini, Liu masih belum pernah pergi ke Puncak Kesembilan, tapi, reputasinya sudah terdengar sampai kesana.

Siapa yang berani meremehkan kualitas Dao alami yang diistimewakan oleh seluruh Sekte Gunung Hijau?

Guru dari Puncak Xilai itu mengangguk ramah. Dan Ming Guoxing juga terlihat sangat senang, ia tersenyum sambil menepuk pundak Liu.

Ming Guoxing lah yang menulis nama Liu Shisui di daftar murid. Hal ini akan jadi suatu kebanggaan baginya, jika suatu hari nanti, anak ini menjadi terkenal.

"Bagaimana keadaan tuan mudamu?" tanya Ming Guoxing ketika ia teringat akan pemuda tampan namun pendiam yang ia temui di gerbang waktu itu.

Liu Shisui tidak tahu harus menjawab apa.

Guru dari Puncak Xilai itu kemudian melirik kearah Ming Guoxing dan bertanya dengan gerakan matanya.

Ming Guoxing lalu menggerakkan tangan kanannya di dekat wajahnya. Guru itupun langsung menyadari siapa orang yang dimaksud oleh Ming Guoxing, lalu, ia tersenyum dan tidak berkata apa - apa lagi.

"Materi ujian serta pemahamanmu tentang ujian ini tidak boleh kamu beritahukan kepada siapapun, tidak peduli kamu lulus atau tidak."

Tegas guru dari Puncak Xilai sambil memandang Liu.

Ming Guoxing lalu menambahkan dengan serius, "Termasuk Tuan Mudamu."

Liu terdiam untuk beberapa saat, sebelum ia menyetujuinya.

Ming Guoxing dan guru itu lalu menutup pintu di belakang mereka dan berjalan keluar.

Liu Shisui lalu berjalan ke arah meja dan ia menarik nafas dengan gugupnya.

Ia menemukan sebuah rak yang berisikan sebuah benda yang menyerupai sabuk yang berwarna gelap dengan permukaan yang halus, dan ada hawa dingin yang keluar dari benda itu.

Ini Sword Embryo, bukan!?

Liu berusaha menenangkan diri, lalu, ia meletakkan tangannya di Sword Embryo itu sambil menutup mata dan ia mulai mengalirkan zhenyuan yang ada di meridiannya.

Sword Embryo bisa merasakan kapasitas zhenyuan yang ada dalam diri seorang ahli bela diri dan akan beranjak naik, menyinari Mata Air Spiritualnya dengan seksama.

Hanya setelah Mata Air Spiritual terisi penuh, barulah kualitas Dao bisa menyediakan cukup nutrisi, yang akan mengarah ke pembentukan Sword Fruit.

Mereka yang tidak bisa membentuk Sword Fruit, tidak memenuhi persyaratan untuk bisa masuk ke inner sect di Gunung Hijau.

  ...

  ...

Dong!!!

Suaranya terdengar rendah dan berat, namun sangat jernih, bagaikan sejumlah pedang yang menghantam dinding secara bersamaan.

Ming Guoxing dan guru dari Xilai yang berada diluar, saling berpandangan, dengan wajah terkejut, namun gembira.

Kualitas Dao alami memang sekuat apa yang diberitakan! Ia bahkan bisa membuat Sword Embryo mengeluarkan gema sekeras itu!

Apalagi, anak ini baru berusia dua belas tahun, ia juga hanya berlatih selama setahun!

  ...

  ...

Setengah jam kemudian, Liu berjalan keluar dari aula latihan.

Guru Lu dan semua murid serta pengurus yang ada diluar, mendegar suara gema tadi, tapi mereka masih tetap memandang Liu dengan gelisah.

Tapi Liu Shisui kemudian mengangguk dan tertawa gembira.

Guru Lu terlihat puas, dan murid - murid yang ada disana mulai bersorak saking gembiranya. Gemuruh sorak - sorai mereka pun terdengar sampai di kejauhan.

Suara sorak - sorai itu terdengar sampai ke pondok Jing Jiu dan ia tersenyum saat mendengarnya.

Jing Jiu yakin kalau Liu pasti berhasil melewati ujiannya dan Jing Jiu juga terlalu malas untuk pergi ke sana. Kualitas Dao yang alami, fondasi yang sudah dipersiapkan selama setengah tahun, dan tidak lupa bantuan dari pil Zixuan... Ia tidak punya alasan untuk tidak berhasil.

Kecuali orang yang seperti dirinya, yang memiliki Mata Air Spiritual yang tidak terukur dalamnya. Tapi, di mana kamu bisa menemukan orang yang seperti dia?

Liu Shisui mendorong pintu pondok sampai terbuka, ia berlari masuk tapi tidak bisa berkata - kata.

Ia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan.

Sangat jarang untuk Jing Jiu mau bangkit berdiri dari kursi bambunya.

Dengan kedua tangannya di belakang punggungnya, ia memandang Liu dan berkata dengan serius, "Jalan yang akan kamu tempuh sangat panjang dan berbahaya. Tidak banyak dari orang yang memilih jalan ini dan bisa berjalan sampai akhir. Sekarang, kamu sudah memilih jalan ini dan kamu harus fokus menjalaninya. Suatu saat nanti, kamu akan lupa, tapi itu sudah biasa. Kamu tidak perlu bersusah payah untuk mengingatnya. Karena tidak ada yang perlu kamu ingat.."

Liu Shisui mulanya bingung, tapi, tidak lama kemudian, ia mengerti dan ia lalu berteriak marah, "Aku tidak mungkin lupa."

  ...

  ...