Suara ledakan kecil datang dari dalam tungku pil. Mo Tiange menghentikan Api Dantiannya dan membuka tungku tersebut.
Aroma obat telah berubah menjadi bau hangus. Tanaman spiritual di dalamnya telah berubah menjadi tumpukan ampas.
Ia menggelengkan kepala, membuang ampas dan mencuci tungku dengan air dari baskom batu sebelum sekali lagi memasukkan jumlah material yang sesuai ke dalam tungku. Ia pun terus meramu.
Meskipun kecil, Gua Immortal-nya memiliki semua yang dibutuhkannya. Mata air jernih berlimpah di Puncak Clear Spring. Sebagian air juga dialirkan ke ruang meramu, sehingga proses meramu pil menjadi jauh lebih mudah. Lingkungan yang baik dan berlimpahnya aura spiritual ini membuat Mo Tiange merasa bahwa meramu pil menjadi tidak terlalu membuatnya stress. Ia bisa dengan tenang melihat perubahan selama proses meramu serta menguasai langkah-langkah kecil.