Awalnya, Mo Tiange tidak berencana mengungkapkan identitasnya. Ia berpikir agar ia sebaiknya menggunakan uang duniawi dan benda berharga untuk mendorong para nelayan di daerah itu agar membantunya mengumpulkan tulang naga. Di luar dugaannya, ibu Xiaobao cukup cerdik dan mengenali identitas Mo Tiange sebagai seorang kultivator.
Namun, karena para nelayan di sini sangat menghormati para kultivator, masalah Mo Tiange lebih mudah ditangani. Penghormatan mereka pada para kultivator disertai dengan janji keuntungan akan membuat mereka bekerja dengan sepenuh hati.
Mata wanita itu terpaku pada manik-manik emas untuk beberapa saat tanpa berkedip. Mengingat betapa miskinnya kehidupan mereka, mereka umumnya hanya memiliki beberapa keping perak, dan kepingan perak pun sudah dianggap harta berharga bagi mereka. Sedangkan, mereka hanya dapat melihat emas dan sebagainya ketika pergi ke kota tetangga.