Chereads / Teror Rumah Hantu / Chapter 77 - Kertas dan Pena di Atas Meja

Chapter 77 - Kertas dan Pena di Atas Meja

Tindakan aneh pengemudi taksi membuat Chen Ge gelisah. Pengemudi taksi adalah seseorang yang paling akrab dengan keadaan kota; dengan demikian, mereka tahu tempat-tempat tabu di dalam kota.

Apakah pengemudi tadi salah paham denganku?

Matras jok mobil yang jatuh di atas genangan lumpur segera basah terkena hujan. Saat membaca cerita-cerita supranatural di SMA Mu Yang, Chen Ge tidak berpikir bahwa cerita-cerita itu menakutkan. Namun, setelah kejadian dengan sopir taksi tadi, keberanian Chen Ge mulai goyah.

Syarat misi ini hanyalah agar aku bisa bertahan hidup. Artinya, ponsel hitam pun percaya bahwa bertahan hidup akan menjadi tantangan terbesar.

Dalam sekejap, taksi telah menghilang dari pandangan Chen Ge. Chen Ge mengenakan jas hujan dan dikelilingi oleh pohon-pohon. Rasanya seperti ia ditinggalkan di alam liar.

Hujan terus mengguyur tempat tersebut. Chen Ge merapatkan jas hujannya dan mengeluarkan senter untuk menerangi jalan. Awan terlihat masih memenuhi langit malam dan menghalangi cahaya rembulan. Chen Ge bergerak menuju gedung-gedung yang dilihatnya sebelumnya. Ketika mendekat, ia menyadari betapa kumuhnya rumah-rumah itu.

Rantai berkarat tergantung di pintu, dan kaca jendela sudah lama hancur. Ketika melihat melalui jendela, Chen Ge mendapati rumah yang dipenuhi dengan perabotan rusak dan sampah. Serangga-serangga aneh juga terlihat merayap di tanah.

Tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan manusia di sini, apakah tempat ini dikutuk?

Sebelum sampai, ia mendapatkan beberapa informasi berharga dari bibi Fan Yu. Oleh karena itu, Chen Ge mengetahui beberapa hal tentang lingkungan SMA Mu Yang. Karena tidak ada orang yang bisa ditanyai, ia hanya bisa berjalan lebih jauh lagi ke dalam tempat asing itu berdasarkan ingatannya.

Jalannya berlumpur karena hujan, dan di kedua sisi, pohon-pohon berbentuk aneh berjejer. Pohon tersebut tumbuh dengan liar hingga menutupi jalan karena tidak pernah dipangkas.

SMA Mu Yang dulunya adalah krematorium. Semenakutkan apapun tempat itu, seharusnya ada jalan untuk kendaraan. Namun, jalan itu semakin sempit; mustahil bagi kendaraan roda empat untuk melintas. Apakah aku berada di jalan yang tepat? Hujan deras memperlambat gerakan Chen Ge. Semuanya akan bertambah buruk jika aku tersesat. Jika SMA Mu Yang tidak berada di ujung jalan, aku harus kembali dan membatalkan misi.

Chen Ge terus berjalan melewati jalan kecil selama tiga puluh menit. Di ujung jalan, ia melihat sebuah papan yang sudah jatuh ke tanah dan sebuah pagar kayu.

Lumut tumbuh di sisi papan, yang menunjukan benda itu sudah berada di sana selama bertahun-tahun.

Chen Ge menarik papan tersebut, tetapi tulisannya terlalu pudar untuk dibaca. Ia menggunakan senter untuk menerangi papan. Mengapa lumut hanya tumbuh di satu sisi papan? Apakah karena matahari, atau ada seseorang yang kemari baru-baru ini untuk memindahkan papan tanda dan pagar?

Ia berhenti bergerak dan melihat waktu di ponselnya. Sudah hampir jam 8 malam, dan ia belum menemukan lokasi misi. Satu-satunya kabar baik adalah aku masih memiliki jaringan. Setidaknya aku dapat meminta bantuan jika sesuatu terjadi.

Malam itu sangat gelap karena hujan. Ponsel Chen Ge adalah satu-satunya sumber cahaya. Papan penunjuk jalan dan pagar ada di sini, tetapi anehnya, kedua benda tersebut seperti baru saja dipindahkan. Ini benar-benar aneh.

Chen Ge menggunakan papan untuk memisahkan semak-semak yang menghalangi jalannya. Ia berjalan sepuluh meter lagi sebelum pemandangan di depannya berubah. Sederet pagar kayu rusak berada di tengah hutan. Di dalamnya, terdapat beberapa bangunan pendek.

Ini SMA Mu Yang?

Dibandingkan dengan Akademi Swasta Jiujiang Barat, sekolah ini terlihat jauh lebih bobrok. Ukurannya kurang dari sepertiga dari Akademi Swasta Jiujiang Barat.

Chen Ge tidak menurunkan kewaspadaannya karena tempat itu berukuran lebih kecil. Sekolah yang lebih kecil mungkin bukan hal yang baik. Ya, tempat untuk dijelajahi memang berkurang, begitu juga tempat untuk bersembunyi.

Chen Ge melemparkan papan tanda ke samping, melompati pagar dan memasuki SMA Mu Yang. Semua bangunan sekolah bisa terlihat dalam satu pandangan.

Bangunan terdekat dengan pintu masuk adalah kompleks pendidikan. Tampaknya bangunan itu sebelumnya pernah mengalami kebakaran besar. Dindingnya berwarna hitam karena hangus terbakar dan retakan tampak jelas di tiap sudut dinding, seolah-olah bisa rubuh kapan saja.

Di sebelah kiri kompleks pendidikan terdapat bangunan asrama. Mungkin karena jumlah siswanya tidak terlalu banyak, asrama tersebut terdiri dari dua lantai dan sepertinya hanya ada beberapa kamar. Di sebelah kanan terdapat kantor. Dari luar, bangunan itu terlihat yang paling terawat.

Di belakang kompleks pendidikan terdapat lapangan yang tidak rata. Dua lapangan basket dan beberapa meja pingpong berada di pinggirnya.

Begitulah garis besar tata letak SMA Mu Yang. Selain sejarah supranaturalnya yang kaya, sekolah itu sendiri sepertinya kekurangan fasilitas dan ciri khas. Chen Ge menduga alasan sebenarnya sekolah ditutup bukanlah karena hal yang berbau supranatural tetapi lebih karena tidak ada siswa baru yang ingin belajar di sini.

Anehnya, ketika Chen Ge tiba di sini, ia merasa lebih tenang. Ia memang ahli dalam mengelola emosinya.

Ada empat misi sampingan di SMA Mu Yang: Arwah Pena, Bilik Kelima Toilet, Sumur Dalam, dan Kelas yang Tersegel. Jika aku ingin membuka skenario empat bintang, aku tidak boleh melewatkan salah misi pun.

Dalam misi sebelumnya, karena Chen Ge memiliki tingkat penyelesaian lebih dari sembilan puluh persen, ia mendapatkan hadiah tersembunyi — Selebaran Orang Hilang Wang Qi. Item inilah yang mambangun hubungan antara Chen Ge dan keluarga Xiaoxiao.

Ia memahami pentingnya mendapatkan tingkat penyelesaian misi yang tinggi, tetapi hal itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Salah satu dari misi sampingan ini dapat menyaingi kengerian dari Misi Nightmare, dan ia diharapkan untuk menyelesaikan keempat misi dalam satu malam.

Masih belum tengah malam. Masih ada waktu sebelum "jam aktif" para penghuni dunia lain. Aku harus segera mencari empat lokasi misi ini. Jika kesulitannya terlalu tinggi, aku masih punya waktu untuk pergi.

Chen Ge meletakkan boneka di dadanya, mengeluarkan palu yang selalu diandalkannya, dan menuju kompleks pendidikan.

Dinding bangunan tampak hitam karena hangus dan warna hitamnya bahkan tetap bertahan setelah bertahun-tahun.

Seluruh bangunan terlihat pernah terbakar. Apakah ini terkait dengan krematorium?

Chen Ge bergerak pelan. Ia teringat deskripsi misi yang diberikan oleh ponsel hitamnya.

"Terdapat ruang kelas di ujung koridor yang sudah tersegel. Tidak ada seorangpun yang pernah masuk ke sana, tetapi setiap tengah malam, ruang kelas menjadi hidup dan dipenuhi dengan berbagai aktivitas."

Nasib buruk menimpa ayah Fan Yu setelah ia memasuki ruang kelas itu, sehingga ruang kelas mungkin menjadi pusat kegiatan paranormal di SMA Mu Yang.

Foto menyeramkan pun muncul di benak Chen Ge. Kemungkinan besar, ia harus bermalam di ruangan yang dipenuhi siswa yang menolak untuk melihat ke arah kamera.

Semua ruang kelas itu terkunci, dan Chen Ge hanya bisa mengintip melalui jendela dengan senternya. Beberapa ruang kelas bagian depan adalah ruang kelas normal yang tidak terawat. Setelah mencapai ruang kelas terakhir di ujung koridor, ia melihat sesuatu yang aneh.

Ruang kelas terakhir anehnya seperti terlindungi dari api beberapa tahun lalu. Namun, yang paling menarik perhatian Chen Ge adalah terdapat buku, kertas, dan pena yang diletakkan di atas meja di tengah kelas. Pemandangan ini seolah-olah menciptakan ilusi bahwa seseorang baru saja menghadiri kelas di sana.