Suara si wanita terdengar semakin jelas di telinga mereka, membuat mereka semakin panik. Semakin keras mereka berusaha mengabaikannya, semakin jelas suaranya, seperti otak mereka mencoba mencari tahu apa yang dikatakan si wanita. Lalu, sidik jari berdarah muncul di dinding. Jalan yang dilalui kelompok Chen Ge sepertinya menjadi tempat terjadinya sebuah tragedi berdarah.
"Jangan dengarkan! Terus bergerak!" Chen Ge merasa ada sesuatu yang mengejar mereka. Dengan palu yang bisa dipercaya di tangannya, ia berdiri di belakang kelompok sambil membawa ransel. Jiwa-jiwa yang tersiksa ini tidak ingin lagi dianiaya oleh arwah si wanita, dan ini adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk melarikan diri dari cengkramannya.