Chereads / MMORPG :Pengendali Elemen / Chapter 23 - Si Gendut Da dan Citadel.net

Chapter 23 - Si Gendut Da dan Citadel.net

Setelah ia keluar dari permainan, Qin Ruo berbaring di ranjangnya. Ia tidak tidur semalaman.

Di pagi esok harinya, ia memasuki kantor dengan mata kantung pandanya. Penampilannya membuat dua wanita di meja depan, yang bertanya apakah ia sudah memiliki pacar sehingga tak tidur semalaman.

Dulu, Qin Ruo pasti langsung berwajah merah karena malu setelah wanita-wanita itu menggodanya. Ia segera permisi untuk masuk ke lift. Namun, sekarang sedikit berbeda. Berjalan keluar masuk kantor tiap hari, Qin Ruo sudah terbiasa dengan wanita-wanita itu. Sehingga dia tak akan dianggap seperti anak baru lagi.

Ia langsung melewati meja itu, dan melirik salah satu wanita itu dengan tatapan tajam menggunakan mata pandanya.

"Kau berani bertanya? Aku telah menunggu semalaman dan kau tidak muncul. Bagaimana mungkin aku bisa tidur nyenyak?" nada bicaranya seperti seorang lelaki yang menggerutu yang baru saja dicampakkan oleh pacarnya. Karena tatapannya, wajah Su Yi langsung memerah. Ia menatap Qi Ruo dan membentak, "Hah! Kau lelaki sialan."

"Su Yi, sejak kapan kau menguntit Ruo Ruo? Kau lebih baik mengaku sekarang."

"Kak Ling! Tolong jangan dengarkan omong kosongnya…"

Mendengar pertengkaran antara wanita meja depan di belakangnya, Qin Ruo sangat puas di hatinya…

Dua wanita di meja depan ini dianggap yang tercantik di perusahaan ini. Mereka sangat rapi, dan menggoda mereka berdua sudah biasa dilakukan oleh pegawai lelaki di perusahaan ini. Namun, salah satunya telah berpacaran cukup lama, dan rumor mengatakan pacarnya cukup protektif. Jadi, Qin Ruo tak berani mengganggunya. Di sisi lain, Su Yi yang elegan dan menawan, yang meskipun dikejar oleh banyak orang, belum memiliki pacar. Karena itu, menyenangkan rasanya menggodanya ketika mereka menggoda Qin Ruo.

Saat ia sedang berbangga, seorang lelaki melingkarkan tangannya dari belakang dan mengatakan, "Tak buruk anak muda! Kau di sini baru enam bulan dan sudah berani mengganggu ratu kami, Su Yi. Kau bahkan mencoba untuk menyebarkan gosip. Aku peringatkan, aku bisa mengajukan komplain terhadapmu pada pihak manajemen."

"Selamat pagi, Saudara Da!"

Tanpa menoleh, ia tahu bahwa orang licik di belakangnya tak lain adalah sahabatnya, si mulut besar Wang Da.

Setelah ia selesai berbicara, rangkulan di lehernya semakin erat.

"Jangan coba-coba mengubah pembicaraan. Katakan! Apa kau tertarik padanya? Seperti yang aku katakan, bagaimanapun kau masih dianggap lelaki normal, ini sudah waktunya kau mengejar seseorang setelah lama menjomblo…"

Sial! Apa yang dia maksud dengan "dianggap lelaki normal"?

Qin Ruo menganggapnya mengesalkan dan pahit pada saat bersamaan.

"Saudara Da, kapan aku mengganggumu? Aku tidak akan tahan jika kau menekanku dengan tubuh 180kg milikmu. Apa kau akan membelikanku makan siang?" Qin Ruo merasa sedikit sesak nafas. Setelah mendengar hal ini, orang di belakangnya itu akhirnya melonggarkan tangannya.

"Tolong, jangan menambah berat badanku sesukamu. Beratku hanya seratus tujuh puluh…. delapan." Wang Da yang gendut itu beranjak sambil berbicara dan terus mengomel tentang dua kilogram yang ditambahkan Qin Ruo ke berat badannya.

"Kenapa kita tak mengukurnya dengan timbangan saja?"

Ketika mereka membicarakan berat badan, lemak di wajah Wang Da bergoyang-goyang.

"Sialan! Jangan ubah pembicaraannya lagi. Ayo beritahu aku tentang kau dan Su Yi… Hmm, apa yang terjadi dengan matamu?" akhirnya ia menyadari dua lingkaran hitam di bawah mata Qin Ruo

Qin Ruo memutar matanya.

Sekarang siapa yang mengubah pembicaraannya?

Saat ia hendak bercerita pada Wang Da tentang petualangannya kemarin malam, entah dari mana tiba-tiba seorang anak gemuk menyelanya dengan mata berbinar, "Hei, hei, hei, jangan bilang kau juga ikut pertempuran kemarin?"

"Pertempuran?"

Qin Ruo bingung dan ternganga. Sekarang wajahnya dipenuhi pertanyaan.

Saat orang itu ingin menjelaskannya sendiri, Wang Da mulai menunjukkan kemampuan bermulut besarnya dan mulai menjelaskan.

"Kau tidak tahu? Tsk, sangat memalukan! Ini adalah tentang dua Klan yang pernah aku ceritakan padamu. Tsk Tsk, Shadow dan Blood Devourer. Jumlah mereka ada beberapa ribu, itu ada pertempuran yang besar!"

Ketika ia membahas isu terkait dengan permainan, pemain senior, Wang Da, tak akan bisa berhenti bicara. Ia menjelaskan peristiwa itu pada Qin Ruo sembari berjalan ke arah lift bersama. Ia terus berbicara dengan bersemangat tidak peduli apakah pendengar di dalam lift itu menyimaknya atau tidak.

Ketika mereka sampai ke ruangan mereka di lantai 11, Qin Ruo akhirnya mengerti bahwa semuanya dimulai dari pertarungan dengan Boss. Selama pertarungan, anggota dari Klan Shadow mengalahkan dua tim dari Klan Blood Devourer. Ini membuat PvP yang awalnya dalam skala kecil berubah menjadi pertempuran sengit antara dua klan. Pertempuran itu bahkan melibatkan Komandan dan Pimpinan dari kedua Klan. Dikatakan bahwa semua pemain Tier-3 yang sedang online saat itu terlibat dalam pertempuran, yang berlangsung selama lima jam. Ini adalah karena banyak pemain yang tak terkait dari Kota Savis bergabung dan semakin mengacaukan pertempuran (untuk menjarah item yang jatuh). Pada akhirnya, pertarungan semakin membesar sebelum akhirnya dihentikan paksa.

Wang Da memanfaatkan pertempuran itu setelah ia mendengar beritanya. Ia terus membawa beberapa item sampah dengannya… tidak heran kalau dia tidak terlambat. Ia tiba di kantor lebih awal hari ini. Sayangnya, selama waktu itu, Qin Ruo sedang meningkatkan level di Reruntuhan Bawah Tanah Aricus. Ia bahkan tidak akan putar balik meskipun ia tahu kejadian itu.

Ketika mereka keluar dari lift, Wang Da langsung menghentikan 'pidato'nya yang seolah tak akan pernah selesai.

Ia berbalik dan berkaca pada pintu lift untuk merapikan rambutnya dalam sekejap. Lalu ia berjalan ke arah Divisi SDM dengan semangat tinggi, menunjukkan sikapnya yang tegas.

Qin Ruo sudah lama terbiasa dengan banyak 'bakat' Wang Da. Tiap kali ia melihatnya, ia hanya bergeleng-geleng. Setelah menyapa lebih dari sepuluh koleganya yang juga datang lebih awal, Qin Ruo berjalan ke bilik kerjanya dan duduk.

Meja kerja Qin Ruo sama dengan yang lainnya—memiliki panjang empat meter, meja berbentuk oval dengan sebuah komputer dan laptop. Ini diberikan oleh manajernya untuk setiap pegawai. Sebuah pola pikir kapitalis: berharap agar semua orang mengerjakan dua hal sekaligus, dan mereka menyebutnya dengan elok sebagai "peningkatan efisiensi kerja!".

Beberapa waktu yang lalu, ketika manajer ini pergi, semua orang mengeluhkan kebijakan kapitalis yang mengeksploitasi ini.

Beruntungnya, mereka tidak sering dieksploitasi kecuali ketika ada kejadian tertentu, dan dua komputer ini bisa digunakan untuk bekerja dan hiburan bersamaan. Karena itu, kebijakan yang dipermasalahkan itu perlahan berubah menjadi kesenangan.

Bilik Wang Da sedikit jauh dari milik Qin Ruo…

Tapi karena mereka bertemu tiap hari, Qin Ruo tak khawatir tidak akan bisa memberitahunya jika ada berita bagus. Karena ia duduk di biliknya, ia berniat untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

Ia menggunakan dua komputer secara bergantian dengan santai. Sebelum ia membuka jadwal kerjanya, ia lebih dulu masuk ke dalam sebuah forum tertutup untuk "Honor & Glory" (H&G), Citadel.net.

Ini adalah forum daring miliki perusahaan, diam-diam dibuat oleh beberapa pegawai yang antusias bermain permainan virtual, H&G. Wang Da adalah orang yang mengenalkannya pada H&G dan juga forum ini. Tujuan forum ini adalah untuk mengumpulkan beberapa pemain yang memiliki ketertarikan sama. Dengan forum ini, ketika seseorang menghadapi masalah di permainan, yang lain bisa memberikan jalan keluar bersama.

Karena ini masih belum masuk jam kerja, Qin Ruo mengambil kesempatan ini untuk mengirim pesan pada Wang Da. Ia memberitahu Wang Da tentang pendapatannya di hari sebelumnya. Ia tidak mengira Wang Da yang biasanya sangat bersemangat setelah mendapatkan item Violet, bisa bereaksi biasa saja pada berita ini,

"Bodoh. Itu hanya satu item, bukan? Kenapa kau terburu-buru menukarnya dengan uang? pastikan kau menyesuaikannya dengan karaktermu. Sekarang ini, aku tidak kekurangan yang kau pinjam, oke, beritahu aku hanya kau benar-benar mendapatkan keuntungan besar, lalu aku akan meminta traktiran mewah darimu."

Membaca balasan dari Wang Da, Qin Ruo merasa tersentuh…

Sejak ia masuk ke perusahaan ini hingga sekarang, Wang Da selalu ada untuk membantunya dalam waktu-waktu sulit. Ia sangat bersyukur bisa bertemu sahabat sebaik ini dalam hidupnya.