"H-hukuman?" Walaupun Marlene tahu bahwa Rhode tidak akan melukainya, tapi dia masih merasa agak gugup saat mendengar kata itu dari mulut Rhode. Tubuhnya gemetar karena angin malam yang dingin. Marlene menatap Rhode sambil membelalakkan matanya. Perasaannya campur aduk antara takut dan harap.
"Benar, hukuman." Rhode menekan jarinya ke bibir Marlene. "Kau harus dihukum karena telah berbohong, Marlene. Sejak kecil, kau tentu diajarkan untuk tidak berbohong, kan? Seorang anak yang penurut tidak boleh berbohong dan anak nakal yang berbohong harus dihukum..Bukan begitu?"
"Memang…Ada ajaran seperti itu, tapi…Tapi…" Marlene tergagap.
"Tapi? Bukankah kau berbohong padaku barusan? Kalau begitu, sudah seharusnya kau dihukum, kan? Atau kau mau bersikeras bahwa setelah dewasa kau boleh berbohong seenaknya?"
"Tidak…Tentu saja tidak…" Marlene mengerutkan alisnya. Ucapan Rhode memang terdengar masuk akal, tapi kalau dipikir-pikir…Tidak seharusnya Marlene dihukum, kan?