Chereads / Memanggil Pedang Suci / Chapter 45 - Perasaan Walker Tua

Chapter 45 - Perasaan Walker Tua

"Benar, itu aku," Walker berbalik sebentar dan melihat seorang pemuda tampan yang duduk di hadapannya. Walaupun dia tidak pernah bertemu dengan pemuda itu sebelumnya, tapi dia sedikit mengenal gadis yang berada di belakang pemuda itu. "…dan siapa kau?" Dia bertanya dengan tenang.

"Nama saya Rhode Alander, pemimpin dari kelompok prajurit bayaran Starlight."

"Starlight?" Walker menyipitkan mata ketika dia mencoba mengamati pemuda di depannya dalam keadaan mabuk. "Ahhh…yang itu…" Sesaat kemudian, matanya sedikit berbinar. Kelihatannya Walker mengingat sesuatu dan menganggukkan kepalanya, "Ya…kelompok yang menerima misi Silver Libra-"

Mendadak dia berhenti berbicara dengan mulut sedikit terbuka, dan pria tua itu mengangkat gelasnya dengan tenang arah gadis beramput pirang di sebelah Rhode.

"Jadi kau Spirit Master itu…Oh, jangan sedih begitu. Memang begini hidup kita sebagai prajurit bayaran, kita tidak akan tahu kapan ajal akan menjemput kita…"

"Tuan Walker, kami datang ke sini untuk bertemu dengan anda. Kami membutuhkan bantuan anda."

"…Oh?" Dengan nada agak jengkel, pria tua itu tidak terlalu memerhatikan perkataan Rhode.

Matanya menatap Rhode sekarang.

"Oke, kalau begitu apa urusanmu?"

"Saya ingin merekrut anda ke dalam kelompok prajurit bayaran kami.: Rhode tidak berlama-lama dan langsung menyampaikan maksud nya menemui Walker.

"…Pffttt, hahahahahahaha."

Rasanya seakan-akan Walker telah mendengar lelucon terbaik dari abad ini. Dia memukul meja berkali-kali sambil menahan perutnya yang membuat cairan anggur di gelas pria tua itu tumpah ke lantai. Lize terkejut melihat reaksi Walker. Di sisi lain, Rhode tetap terlihat tenang. Dia bahkan memberi isyarat pada bartender untuk membawakan dua gelas anggur tambahan.

Bahkan setelah bartender itu selesai mengantarkan minuman mereka, pria tua itu masih terlihat menyeka air mata dari ujung matanya. Dia terengah-engah seperti kipas rusak sebelum akhirnya bersandar kembali ke arah kursi.

"Aku tidak salah dengar, kan? Nak, kau benar-benar ingin aku bergabung dengan kelompokmu?"

"Ada masalah dengan itu?" Rhode memberengut.

"Tentu saja."

Ekspresi Walker berubah serius. Dia menatap Rhode dengan pandangan yang tajam.

"Apakah kau berpikir hanya karena aku tua, kau berasumsi bahwa aku juga pikun? Kalau begitu aku ingin bertanya, berapa orang yang saat ini ada dalam kelompok prajurit bayaranmu?"

"Dua."

Rhode segera menjawab tanpa ragu.

"Hanya dua."

Pria tua itu menggenggam kedua tangannya.

"Dua orang saja? Dalam sebuah kelompok prajurit bayaran? Bagaimana caranya kau mengambil misi dengan keadaan seperti itu? Tidak lama lagi musim semi akan berakhir, dan sekarang poin kelompok prajurit bayaranmu masih 0. Dan jangan lupakan kalau kau gagal dalam misi sebelumnya. Tidak ada seorang pun yang akan memberi misi pada sebuah kelompok prajurit bayaran yang hanya memiliki dua anggota…dan terus terang saja, itu bukan hal yang bisa kalian selesaikan." Pria tua itu menghela napas dan melipat tangannya.

"Walaupun aku tua, aku tidak linglung. Anak muda, aku telah hidup di sini selama bertahun-tahun, dan aku tahu apa yang terjadi di sini setiap hari. Maaf, tapi aku tidak akan bergabung dengan kelompokmu yang akan bubar." Walker berkata dengan muram.

Mendengar perkataan pria tua itu, mulut Lize berkedut. Sementar itu, Rhode menunggu Walker menyelesaikan ucapannya dengan tenang.

"Tuan Walker, apa yang anda takutkan?"

"…Apa maksudmu?"

"Saya hanya ingin tahu apa yang membuat anda takut."

Nadanya terdengar tetap datar seperti biasanya, namun suara Rhode terdengar sedikit mencemooh.

"Anda benar, saya akui bahwa situasi kelompok kami memang cukup buruk. Kelompok prajurit bayaran kami memang terancam dibubarkan pada akhir tahun, tapi…"

Rhode menjulurkan salah satu jarinya.

"Bahkan jika kami memang terpaksa bubar, hal itu baru akan terjadi pada tahun depan, kan? Memangnya kenapa kalau kita gagal? Entah kita akan mati atau kelompok kita akan bubar. Memang beginilah hidup seorang prajurit bayaran. Bagaimana dengan anda sendiri? Lihat diri anda sekarang; bahkan jika akhirnya kita terpaksa bubar, anda dapat kembali ke kehidupan anda yang seperti ini. Ataukah anda memang takut akan kematian?"

Muka pria itu berubah menjadi masam. "Jangan pikir kau bisa memprovokasiku dengan berkata begitu, Nak."

"Selama bertahun-tahun aku telah bertemu dengan bermacam-macam orang. Aku tidak takut akan kematian, tapi aku tidak suka ditipu. Kalian berdua pasti akan gagal, dan jelas saja, aku tidak ingin terlibat di dalamnya."

"Kedengarannya seperti dalih yang bagus." Rhode bertepuk tangan, mengejek Walker dengan sinis.

"Ketika anda meninggalkan kelompok Wind Glory, apakah anda juga berdalih seperti itu?"

Brakk.

Mendengar perkataan Rhode, ekspresi Walker berubah total. Dia memukul meja dengan marah, dan membuat Lize terkejut.

"Mereka yang meninggalkanku! Dasar anak brengsek, jangan bersikap seolah-olah kau tahu semuanya!

Seperti biasanya, Rhode tetap bersikap cuek melihat pria tua yang marah di hadapannya. "Menganggap dirinya sebagai korban; semua orang juga bisa melakukannya." Kemudian Rhode mengangkat bahu ke arah Walker dan lanjut berbicara, "Tetapi apa yang harus anda keluhkan sekarang? Ketika seseorang memberi anda kesempatan, apa yang anda lakukan? Lihat diri anda sekarang, hidup seperti seekor serigala yang terluka, dan terlalu takut untuk meninggalkan sarang. Anda memang takut. Akui saja; anda telah kehilangan kepercayaan diri anda, jadi anda sekarang takut menghadapi masa depan yang tidak menentu. Benar begitu?"

"Wuushh!!"

Sebuah pisau dingin melayang dengan cepat dan berhenti tepat di depan tenggorokan Rhode.

"Tutup mulutmu, anak muda." Muka Walker bertambah masam, "Kau tidak pantas berbicara seperti itu kepadaku."

"Tapi memang itu yang harus saya katakan kepada anda. Dan sepertinya memang perkataan saya tepat sasaran, kan?"

Rhode tidak peduli dengan ancaman pria tua itu. Dia mengingat dengan jelas latar belakang Walker dalam game. Di dalam game, Walker merupakan salah satu NPC mahal yang langka di kota Deep Stone. Atributnya memang bagus, tapi bukan berarti otaknya pintar juga. Bahkan, dalam misi pribadinya yang bertujuan untuk 'menemukan kembali kejayaannya', banyak pemain yang menganggap perilaku orang tua itu konyol. Dalam misi tersebut, kelompok prajurit bayarannya diserang oleh sekumpulan hewan buas iblis. Setelah mendengar kabar buruk itu, Walker memutuskan untuk menyelamatkan mereka, dan tentunya para pemain dituntut untuk membantunya juga.

Namun, para pemain sangat tidak senang dengan perilaku Walker yang plin-plan dan bertele-tele seperti seorang wanita! Sebuah masalah yang harusnya bisa dipecahkan dalam waktu singkat bisa menghabiskan waktu berjam-jam karena perilaku Walker. Dan masalah yang bisa dipecahkan dengan mudah, menjadi masalah yang rumit. Sering kali, orang tua itu akan berhenti memikirkan hal-hal tidak perlu seperti: 'Haruskah aku pergi…atau tidak? Apakah mereka akan senang bertemu dengannya?' Hal-hal seperti ini membuat Walker yang berusia 56 tahun terlihat mirip dengan seorang wanita tua yang cerewet. Beberapa pemain merasa gelisah dengan tingkah lakunya, dan mereka berharap suatu hari nanti bisa mencekik pria tua itu hingga tewas.

Dan karena sikapnya yang penuh keraguan, kawan-kawan kelompoknya berakhir sebagai makanan hewan-hewan buas tersebut. Hanya setelah kejadian itulah akhirnya Walker menyadari kesalahannya dan menjadi gila. Dia kemudian mati saat berhadapan dengan beberapa hewan buas dalam misi 'Kembalinya Anak yang Hilang'.

Rangkaian misi itu dinilai sangat buruk oleh para pemain. Dalam misi pengawalan yang membosankan itu, Walker menghabiskan waktu selama tiga hingga empat jam dengan bersikap galau. Pada akhirnya, para pemain terjebak dalam kepungan hewan-hewan buas. Sejak saat itu, para pemain tidak lagi menghormati Walker dan hanya bisa mengacungkan jari tengah kepadanya.

Dan Rhode adalah salah satu dari mereka.

Di sisi lain, karena telah menjalani rangkaian misi tersebutlah Rhode dapat memahami keadaan Walker. Teman-temannya telah bersikap sabar dan memberinya waktu, namun pria itu tetap berlama-lama menyesali masa lalunya. Layaknya kura-kura yang bersembunyi dalam tempurungnya, dia mengabaikan niat baik teman-temannya dan menolak belajar dari kesalahannya di masa lalu. Meskipun pada akhirnya dia menebus sikapnya itu, cerita-cerita seperti ini hanyalah penghias dalam buku-buku atau drama. Sesungguhnya, tidak ada orang yang benar-benar berharap hal seperti ini akan terjadi.

Penebusan apanya, pada akhirnya, bukankah kau mati? Orang-orang yang ingin kau selamatkan telah tewas, kemudian kau juga ikut tewas. Benar-benar kematian yang sia-sia!

Tujuan utama Rhode mengatakan hal-hal kasar seperti ini memang untuk memprovokasi Walker. Untuk menghadapi orang penakut seperti pria tua ini, kita harus memojokkannya hingga ke sudut; atau, dia akan tetap tinggal dalam dunianya yang kecil.

Tujuannya yang lain adalah untuk membalas dendam kepada orang tua ini. Ketika Rhode mengambil misi itu dalam game, suasana hatinya sedang buruk, dan percuma melampiaskan kemarahannya dalam game. Dengan begitu, ketika dia menghadapi versi 'hidup' dari Walker sendiri, kenapa tidak sekalian saja membalas dendam kepadanya?

"Setidaknya saya berani menghadapi tantangan secara langsung, tidak seperti seorang pengecut yang hanya bersembunyi di sarangnya saja."

Setelah berkata begitu, Rhode berdiri sambil mengeluarkan beberapa koin perak dan menaruhnya di meja.

"Saya beri anda waktu satu hari untuk memikirkan tawaran saya. Jika anda setuju, anda bisa datang ke Rumah Angker Cyril untuk bertemu dengan saya. Jika saya tidak bertemu dengan anda esok hari, maka saya tidak akan berurusan dengan anda lagi."

Rhode berbalik. Lize yang tadinya terkejut, juga segera berdiri dan mengikuti Rhode.

Setelah keduanya pergi, Walker terduduk kembali. Dia menggertakkan giginya, tangannya bergetar marah. Kemudian dia menghela napas dan membenamkan wajahnya dalam-dalam di kedua tangannya, tanpa mengatakan apa-apa.