Pertarungan itu akhirnya selesai.
Rhode menghela napas. Saat ini, kakinya terasa lemas dan dia hampir tidak bisa berdiri. Akhirnya, pemanggilan roh yang dia lakukan dan bergerak mondar-mandir di dalam ruangan itu membuat Rhode kehabisan kekuatan jiwa sekaligus staminanya. Dia menyandarkan diri ke dinding selama beberapa saat sebelum berjalan ke sisa-sisa patung yang telah berubah menjadi tumpukan puing marmer dan semen. Kemudian, dia mengulurkan tangan dan mengambil pedangnya serta sebuah batu aneh dari puing-puing tersebut. Batu itu memiliki bentuk oval seperti telur dengan warna abu-abu keruh. Jika diperhatikan baik-baik, batu itu terlihat hampir mirip dengan batu kerikil biasa di pinggir jalan. Tapi Rhode paham bahwa batu ini adalah penyebab utama semua tragedi yang terjadi di sini.
Batu Pengikat Jiwa. Sebuah logam yang ditemukan di neraka dan amat sangat langka. Batu itu memiliki kemampuan untuk menyerap jiwa makhluk hidup dan mempengaruhi pikiran mereka. Biasanya, batu ini digunakan oleh iblis untuk memanipulasi manusia dan dianggap sangat berharga, bahkan di antara para iblis sekalipun. Dalam situasi normal, biasanya kemungkinan seseorang menemukan batu ini hampir 0%. Bahkan untuk seorang Mage level Master, menemukan benda tersebut merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan.
Bagi Rhode, batu ini memiliki peran yang sangat penting – yaitu sebagai Penjara Jiwa.
Karena hal itulah, batu ini memiliki harga yang sangat tinggi dalam game. Benda itu dapat memenjarakan jiwa dari makhluk yang telah dibunuh oleh pemain, dan mengembalikannya ke kondisi awal. Dengan kata lain, batu ini dapat menciptakan sebuah Inti Jiwa.
Batu Pengikat Jiwa bahkan dianggap jauh lebih langka daripada Inti Jiwa, dan merupakan alasan kenapa benda ini tidak begitu dikenal seperti Inti Jiwa. Hanya setelah event invasi neraka, barulah para pemain menemukan keberadaan batu ini. Tidak lama kemudian, batu ini menjadi sangat populer dan menjadi salah satu benda yang paling dicari oleh para Mage dan Spirit Swordsman.
Mengingat kembali event tersebut, kota Deep Stone memang merupakan salah satu markas garis depan yang diduduki oleh pasukan iblis. Pada saat itu, kelihatannya hal tersebut tidak terasa ganjil, tetapi sekarang, saat memegang Batu Pengikat Jiwa itu di tangannya, Rhode merenungkan masalah tersebut. Kelihatannya, batu ini 'tidak sengaja tergali', yang memberi petunjuk besar bahwa pertambangan di kota Deep Stone memiliki koneksi dengan neraka.
Tapi sekarang bukan waktunya berpikir begitu. Invasi neraka merupakan kejadian yang dipicu oleh kehancuran Dragon Soul Continent. Saat ini, dunia ini masih dalam keadaan damai, dan tidak ada masalah pada kekuatan jiwa naga. Memikirkan peristiwa yang mengubah dunia tersebut tidak ada gunanya saat ini. Rhode pun menghentikan lamunannya dan memasukkan batu tersebut ke dalam tasnya. Kemudian dia pergi mencari barang jarahan lain.
Sayangnya, keberuntungan Rhode sedang tidak begitu bagus. Tidak peduli sekeras apa dia mencari, dia tetap tidak bisa menemukan pisau milik Ahli Pemahat Cyril, 'Sorrowful Lament'. Benda itu merupakan senjata sihir setengah legendaris.Tidak hanya memiliki kekuatan serangan yang tinggi, tapi pisau itu juga memiliki kemungkinan memberikan efek racun dan kutukan dalam setiap serangan. Bagi seorang Swordsman atau Thief, senjata sihir tersebut merupakan senjata yang bagus, tapi sayang, setelah dia mencar dengan teliti ke seluruh penjuru rumah besar itu, Rhode hanya menemukan sebuah kalung sihir.
Rhode menghela napas dan terdiam. Dia hanya mengangkat bahu, merasa putus asa dan pasrah pada nasibnya. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang Spirit Swordsman, dan kemungkinan kelas ini menggabungkan roh atau menemukan barang tertentu jauh lebih tinggi daripada kelas lain. Itu sebabnya Rhode tidak mau berlama-lama meratapi nasibnya kali ini. Dia hanya perlu mengandalkan keberuntungannya sendiri dan lebih fokus memperhatikan pola serangan bos dan mekaniknya. Yah, bagaimanapun juga, dia harus tetap lanjut 'bermain' di dunia ini kan?
Dalam forum game Dragon Soul Continent, ada sebuah pepatah: "Tidak ada sihir yang tak berguna, yang ada hanyalah seorang Mage yang tidak berguna." Dari sudut pandang Rhode, kalimat tersebut dapat ditujukan pada kelas lain juga. Tidak ada perlengkapan atau peralatan yang tidak berguna, yang ada hanyalah pemain yang tidak berguna. Pada akhirnya, pikiran mereka menentukan teknik bermain mereka. Bahkan para pemain premium (pay-to-win: pemain yang membayar demi mendapat keuntungan tertentu dalam sebuah game) harus belajar untuk bermain terlebih dahulu sebelum mereka bisa naik ke puncak.
Lize, yang tadinya berdiri di pintu masuk ruangan juga merasa lemas dan terduduk di lantai.
Sebenarnya ini bukanlah pengalaman pertamanya terlibat dalam pertempuran sengit, tapi pertempuran tadi benar-benar tertanam dalam benaknya karena ini pertama kalinya gadis itu memenangi pertempuran dengan memanfaatkan sifat agresif musuhnya.
Ketika Lize berhadapan dengan lautan tulang tersebut di akhir pertarungan, jantungnya berdetak sangat kencang. Dia terus mengeluarkan sihir pelindung bagi dirinya sendiri sembari menyerang lengan-lengan tulang yang melesat dari segala arah dengan kecepatan terbaiknya. Ini pertama kalinya dia bertarung dengan seagresif itu, walaupun hal tersebut lebih terlihat seperti usaha mempertahankan diri. Bahkan ketika pertarungan itu sudah selesai, jantungnya terus berdetak kencang karena Lize belum bisa pulih dari perasaan gembiranya. Belum pernah sebelumnya dia merasa setegang sekaligus sesenang itu saat bertarung di sebuah medan perang.
Gadis itu mengepalkan tangan dan menatap kedua tangannya. Saat ini, tangannya gemetar dan terasa tidak bertenaga. Namun, selain kelelahan, Lize juga merasa sedikit puas.
Dia berhasil.
Fajar menyingsing.
Ketika matahari telah terbit, sinar cahayanya menembus jendela dan menyinari rumah tersebut. Rumah yang sebelumnya terlihat suram dan gelap itu tidak terlihat mengerikan lagi. Bahkan rerumputan di luar terlihat lebih cerah.
Walaupun mereka berdua merasa lelah, masih ada hal yang harus mereka lakukan. Rhode menyuruh Lize untuk kembali ke Asosiasi Prajurit Bayaran untuk beristirahat dan menangani prosedur markas mereka pada saat yang sama. Lize tentunya tidak memprotes gagasan Rhode tersebut.
Setelah gadis itu pergi, Rhode merasa lega, dan dia membuka sistem kelompok prajurit bayaran sambil bersandar ke dinding.
Setelah mengkonfirmasi bahwa dia telah mengubah rumah itu sebagai markas baru kelompoknya, sistem kelompok prajurit bayaran akhirnya memberikan denah lengkap dari rumah tua tersebut kecuali ruang bawah tanahnya. Rumah ini memiliki tiga lantai, dan seluruh gedungnya membentuk huruf T yang terbalik. Gedung utama memiliki aula, ruang tamu, ruang belajar, kamar tidur dan lain-lainnya. Bahkan di bagian belakang rumah terdapat tempat tinggal pelayan.
Rhode tentunya tidak berniat menggunakan desain ini. Bagaimanapun juga, model rumah saat ini lebih mirip dengan sebuah rumah bangsawan daripada markas prajurit bayaran. Selain itu, pada umumnya para prajurit bayaran berasal dari kasta rendah dan memiliki hubungan yang buruk dengan para bangsawan. Jika markasnya dibuat semewah rumah para bangsawan, tidak diragukan lagi hal itu akan membuat para anggotanya merasa terkucil dan hal itu jelas tidak menguntungkan bagi Rhode. Karena itulah, Rhode membuat program pembangunannya sendiri.
Tapi sebelum itu, dia perlu melakukan sebuah eksperimen tentang perbedaan sistem kelompok prajurit bayaran di dunia ini dengan di dalam game.
Setelah kekacauan tadi malam, sekitar 35% bagian dari rumah itu hancur lebur. Denah di hadapannya menunjukkan sorot kuning, dan sebagian lantai yang runtuh ditunjukkan dalam warna merah. Warna-warna tersebut memiliki arti bahwa sistem kelompok prajurit bayaran menyarankan untuk memperbaiki bagian ini terlebih dahulu.
Rhode memilih opsi 'perbaiki'. Kemudian, pemberitahuan sistem lain mendadak muncul,
[Perbaiki Markas?]
Ya.
[Memperbaiki Markas secara penuh membutuhkan biaya sebesar 15000 koin emas. Perbaiki?]
Melihat pemberitahuan sistem tersebut membuat Rhode mengerutkan alis dan memilih 'tidak' tanpa ragu. Tidak lama kemudiaan, sebuah pemberitahuan sistem lain muncul sekali lagi.
[Tolong pilih opsi perbaikan yang anda inginkan --- perbaiki rumah, perbaiki perabotan, atau perbaiki semuanya.]
Perbaiki rumah.
[Memperbaiki rumah membutuhkan biaya sebesar 500 koin emas, lanjutkan?]
Lanjutkan.
Jantung Rhode berdegup kencang dan pemberitahuan sistem tersebut segera menghilang dengan cepat.
Sebuah cahaya keemasan melintas di depannya, lalu dengan cepat meluas menjadi sebuah kisi-kisi dan menyelimuti lantai, dinding, dan langit-langit rumah tersebut. Setelah itu, keadaan rumah itu berubah.
Dinding rumah yang rusak dan usang telah diperbaiki dalam sekejap, dan perabotan-perabotan yang membusuk juga menghilang. Dalam sekejap mata, aula yang sebelumnya penuh dengan sampah, telah direnovasi sepenuhnya. Tidak ada lagi lubang yang menganga di lantai. Dekorasi dan perabotan yang menghias ruangan itu juga menghilang, hanya meninggalkan dekorasi pedang dan perisai yang menggantung di dinding yang terlihat bersih.
Dalam waktu kurang dari lima menit, rumah tua yang bobrok itu telah berubah total. Retakan-retakan di dinding menghilang, semua rumput yang tumbuh terpetik bersih, dan tangga kayunya terlihat baru. Melihat perubahan yang drastis tersebut, markas itu memberikan suasana yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Tampilan lusuh dan kotor sebelumnya digantikan oleh kesan yang gagah.
Sebuah bendera hitam menggantung di dinding. Terdapat simbol bintang berbentuk salib di atas bendera tersebut. Tidak diragukan lagi, itu adalah bendera kelompok prajurit bayaran mereka.
Bagus sekali!
Rhode mengangguk puas. Kelihatannya sistem di sini bekerja dengan cara yang sama dengan sistem dalam game. Bagi Rhode, itu sudah cukup. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah dia terpaksa menghabiskan banyak uang untuk memperbaiki rumah itu. Dompetnya mulai menipis.
Tapi Rhode tidak terlalu peduli dengan uangnya. Setelah dia dapat memahami sistem pembangunan dan aturan-aturannya, dia memperbaiki aula, ruang belajar, dan kamar tidur. Walaupun saat ini ukuran kelompoknya masih terlalu kecil, dan dia hanya dapat membangun ruang-ruang level 1, Rhode tetap terpaksa menghabiskan uang sebanyak 700 hingga 800 koin emas. Ketika Rhode akhirnya selesai memperbaiki seluruh rumah, uangnya hanya tersisa sekitar 370 koin emas dari jumlah awal 2500 koin emas.
Tapi melihat informasi baru yang terpampang di depannya, Rhode merasa senang.
Nama: Starlight
Ukuran: Kecil
Pemimpin: Rhode Alander
Anggota: 1
Markas: 1 (Ukuran medium)
Level: 1
Reputasi: Tidak Jelas.
Fasilitas: Aula (LV: 1 Meningkatkan Mood sebesar 5%), Ruang belajar (LV: 1 Dapat menyelidiki informasi dari anggota kelompok), Kamar Tidur (LV: 1 Pemulihan Fisik meningkat sebesar 5%)
Selesai sudah.
Setelah melihat serangkaian informasi tersebut, Rhode menghela napas dengan lega. Dia menutup mata dan duduk di sebuah kursi kayu di sampingnya, jari telunjuknya mengetuk pelan pegangan kursi tersebut. Setelah beberapa menit, matanya terbuka dan ekspresinya berubah serius.
Bagus. Sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencana.