Chereads / Tuan Xue Ying / Chapter 4 - Dua Bersaudara

Chapter 4 - Dua Bersaudara

Keesokan paginya.

Manor Dragon Mountain, Kota Water Rites.

Di dunia ini, setiap kota memiliki sebuah Manor Dragon Mountain. Manor yang terletak di kota Water Rites ini merupakan sebuah bangunan batu kuno berlantai lima.

Pintu masuk manor itu dijaga oleh para ksatria yang tangguh. Baik rakyat biasa maupun bangsawan tidak ada yang berani memasuki Manor itu dalam jarak sepuluh meter dari pintu utama. Memasuki batas wilayah Manor berarti siap mati. Hal itu bahkan juga berlaku untuk para bangsawan.

Lelaki tua berjubah putih memasuki Manor itu dengan tergesa-gesa.

"Tuan You Tu," Dengan penuh hormat dua ksatria berbaju zirah berwarna hijau menyapa lelaki itu.

"Apakah Tuan ada di sini?" tanya lelaki tua tersebut.

"Beliau ada di ruangannya. Beliau terlihat kurang sehat sejak tadi pagi," jawab salah satu ksatria itu.

Tok, tok

Terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk," kata seseorang dari dalam ruangan tersebut.

Lelaki tua berambut putih itu membuka pintu dan memasuki ruangan itu. Ia langsung menutup pintu itu. Di dalam ruangan itu, terdapat sebuah meja panjang berwarna kuning gelap yang terlihat halus, dengan kertas-kertas dan buku-buku berserakan di atasnya. Di balik meja itu, terlihat seorang pria paruh baya duduk membaca sebuah buku.

Pria itu adalah Tuan Si An, pemilik Manor Dragon Mountain di kota Water Rites ini..

"You Tu, bagaimana?" tanya Si An sambil memandang You tu.

"Berita itu benar. Semalam, Baron Dong Bo dari wilayah Xue Ying serta istrinya ditangkap dan dibawa pergi," lapor lelaki tua itu. "Para prajurit kastil Snow Rock mencoba untuk melawan mereka, namun mereka berhasil dikalahkan hanya dalam sekejap mata."

"Rupanya Klan Mo Yang memang sekumpulan para diktator!" Si An hanya bisa mengerutkan dahinya. "Baru kemarin aku mendapat kabar dari prefektur, tapi ternyata mereka sudah menangkap target mereka di malam harinya."

Peraturan internal Manor Dragon Mountain sebenarnya juga sangat ketat.

Sembilan belas provinsi kekaisaran.

Setiap ibu kota provinsi memiliki sebuah Manor Dragon Mountain, dan setiap Manor memiliki kekuatan misterius yang sangat hebat.

Provinsi, Prefektur, dan Wilayah kota-kota kecil.

Tiga tingkat divisi administrasi inilah yang menguasai dunia.

"Lagipula, mereka adalah Klan Mo Yang, klan yang berada di antara sepuluh klan terbaik di wilayah Provinsi Timur," kata lelaki tua berambut putih itu.

"Heh," Si An mendengus. "Mereka menduduki peringkat paling akhir di antara sepuluh klan terbaik itu. Terlebih lagi, kenaikan peringkat klan mereka disebabkan oleh para leluhur mereka terdahulu. Jika tidak ada para leluhur itu, mana mungkin mereka mampu menduduki posisi mereka yang sekarang."

"Tapi, bahkan jika mereka hanya menggunakan sebagian kecil kekuatan mereka, mereka tetap bisa menghancurkan para raksasa yang kita miliki," Lelaki tua itu menghela nafas pendek dan menggelengkan kepalanya. "Kasihan sekali. Sekarang, wilayah Xue Ying itu hanya meninggalkan dua bocah laki-laki. Yang aku lihat, bocah yang masih berumur dua tahun itu tidak berhenti menangis. Banyak prajurit dan pelayan kastil Snow Rock yang juga bersedih atas peristiwa semalam."

"Pasangan Dong Bo itu memperlakukan semua orang dengan baik, sehingga mereka sangat dihormati," Si An mengangguk.

---

Di wilayah Xue Ying, tepatnya di puncak gunung tertinggi "Gunung Snow Rock", terdapat sebuah kastil Snow Rock yang megah.

Di dalam kastil itu, terlihat beberapa pelayan yang masih terus menceritakan peristiwa malam itu. Namun, karena si manusia singa, Tong San, dan iblis berlengan enam, Zong Li, kehidupan di seluruh kastil tetap berjalan seperti biasa.

Hari sudah siang.

Bocah kecil Qing Shi baru bisa berhenti menangis. Dia tidak bisa berhenti menangis semenjak orangtuanya dibawa pergi. Tak seorang pun bisa menenangkan bocah malang itu kecuali ibu kandungnya. Karena ibunya adalah seorang penyihir, ia bisa menghipnotis anak itu dengan mudah dengan menggunakan suaranya... sehingga menidurkan bocah itu bukanlah hal yang sulit baginya. Namun sekarang, dengan trauma yang Qing Shi alami, sulit bagi bocah malang itu bisa tertidur.

Dari awal, Qing Shi memang takut dengan Tong San dan Zong Li. Selain itu, para pelayan di kastil tidak pernah menemaninya untuk tidur, sehingga Dong Bo Xue Ying lah yang harus menidurkan adiknya itu.

Meskipun Xue Ying masih merasa berduka atas peristiwa semalam, namun dia berusaha menanggung semua penderitaan itu dengan membujuk adiknya untuk tidur. Sekarang, hari sudah siang. Adiknya terlihat kelelahan, dan sepertinya ia sudah melupakan peristiwa semalam. Lagipula, ia hanya bocah berusia dua tahun. Mungkin jika ia sudah tumbuh dewasa, ia tidak akan bisa mengingat peristiwa yang terjadi terhadap kedua orangtuanya.

"Tidurlah, Pebble."

"Aku ingin tidur dengan Kakak."

"Aku di sini bersamamu."

"Kakak, aku ingin mendengar kakak menyanyi."

"…"

Bocah malang yang terlihat letih itu perlahan-lahan tertidur di dalam pelukan kakaknya. Xue Ying tidak berani bergerak karena takut akan membangunkan adiknya.

Malam pun segera tiba.

Zong Ling dan Tong San tiba di luar rumah.

"Coba aku lihat," kata Zong Ling sambil perlahan membuka pintu sedikit dan mengintip melalui celah kecil itu. Ia melihat tubuh Qing Shi yang gemuk berbaring di kamarnya, dengan air liur yang menetes di dada kakaknya. Dong Bo Xue Ying juga tertidur lelap. Pakaiannya sedikit kusut, dan selimut itu hanya menutupi setengah badannya.

Tong San ikut mengintip dari celah pintu itu. Hatinya terasa ngilu melihat pemandangan di tempat tidur itu.

"Ah Yu merawat Pebble seorang diri dan tidak pernah mengijinkan pelayan untuk merawatnya. Penampilan kita menakuti Pebble. Bagimana kita bisa merawatnya nanti? Maukah Xue Ying menemaninya tidur setiap hari?" Zong Ling merasa sedikit khawatir.

"Paman Zong, Paman Tong," sapa Xue Ying, yang perlahan-lahan bangun dan meninggalkan adiknya yang masih terlelap.

"Kau harus tidur lagi," kata Zong Ling. Ia tahu bahwa Xue Ying belum lama tidur.

Xue Ying melum baru tertidur sebentar. Ia masih belum pulih dari trauma itu. Selain itu, ia juga harus menjaga adiknya. Tubuhnya yang benar-benar letih memaksanya untuk tertidur. Bahkan dia belum benar-benar terlelap saat Zong Ling dan Tong San datang, sehingga ia terbangun. Untung saja bocah delapan tahun itu sudah memiliki tubuh yang kuat, sehingga ia mampu menahan berbagai jenis tekanan.

"Tidak apa-apa. Paman Zong dan Paman Tong, tidak ada orang lain selain ibuku yang merawat Pebble," kata Dong Bo Xue Ying. "Sekarang, setelah orangtuaku pergi, berita ini tidak bisa disembunyikan lagi. Bahkan sekarang, aku tidak bisa membiarkan para pelayan merawat adikku. Ia takut dengan mereka dan kalian berdua. Jadi, hanya aku yang bisa merawatnya. Lagipula, aku hanya akan menemaninya untuk tidur. Di siang hari, kita hanya perlu meminta seseorang untuk menjaganya."

"Ada banyak orang di kastil yang berjaga di siang hari," kata Tong San.

"Maka dari itu, kita harus bergantung padamu. Ketika adikmu sudah besar, seharusnya dia bisa lebih baik dari sekarang," kata Zong Ling.

"Iya," jawab Dong Bo Xue Ying pendek. Lagipula, Qing Shi adalah adik laki-laki satu-satunya. Dengan kepergian orangtuanya, Xue Ying harus menggantikan ibunya untuk menjaga bocah malang itu.

"Paman Zong dan Paman Tong, sebelumnya kalian pernah mengatakan bahwa aku harus mendapatkan Perintah Black Iron dari Manor Dragon Mountain sebelum aku bisa belajar bagaimana cara menyelamatkan kedua orangtuaku. Katakan padaku bagaimana aku mendapatkannya?" kata Dong Bo Xue Ying.

Baik Zong Ling maupun Tong San hanya bisa terdiam.

Anak itu tampak sangat bersungguh-sungguh untuk bisa menyelamatkan orangtuanya.

"Saat kau sudah menjadi lebih kuat, Manor Dragon Mountain otomatis akan memberimu Perintah Black Iron," kata Zong Ling.

"Kuat? Seberapa kuat?" tanya Dong Bo Xue Ying.

"Ayahmu, Paman Tong, dan aku tidak pernah mendapatkan Perintah Black Iron," kata Tong Ling. "Saat Manor Dragon Mountain mengakui kekuatanmu, saat itu pula Perintah Black Iron akan disampaikan padamu."

Dong Bo Xue Ying pun langsung mengerti.

Untuk mendapatkan "Perintah Black Iron", ia harus lebih kuat dibandingkan kedua pamannya itu.

"Sekarang, aku mengerti," Xue Ying tidak bertanya lebih jauh.

"Sudah berapa lama Pebble tidur?" tanya Zong Ling.

"Dia sudah tidur selama hampir enam jam," jawab Xue Ying.

"Bangunkan dia. Ini sudah malam, dan Pebble belum makan sama sekali. Bangunkan dia untuk makan malam. Selain itu, biarkan para pelayan itu bermain dengannya agar ia lebih mudah tertidur di malam hari. Jika ia masih tidur, ia akan terbangun tengah malam nanti."

Langit sudah sangat gelap.

Di ruang makan, Xue Ying duduk di ujung meja persegi, dan Qing Shi duduk di sebelahnya. Para pelayan mulai menyiapkan makanan untuk mereka.

Untuk makan malam, Xue Ying minum jus buah dan daging binatang buas yang disajikan dengan sempurna. Adiknya makan sereal dan susu.

Saat melihat adiknya makan dengan lahap dan bahagia, kesedihan merasuki rongga dadanya. Ibu dan ayahnya biasa duduk di meja ini juga, namun sekarang hanya tersisa mereka berdua.

"Kau sudah kenyang?" tanya Xue Ying.

"Aku sudah kenyang, sangat kenyang," kata Qing Shi sambil menepuk-nepuk perut kecilnya. Dengan penuh rasa ingin tahu, bocah kecil itu bertanya, "Di mana Ayah dan Ibu? Mengapa mereka tidak ada di sini? Apa mereka masih tidur?"

"Mereka pergi ke luar, Pebble. Mau bermain di kebun belakang?" jawab Xue Ying.

"Kebun belakang. Ayo kita ke sana!" Perhatian Qing Shi bisa dialihkan dengan mudah. Di kebun itu, banyak tempat yang menyenangkan. Tempat itu dibangun oleh ibunya khusus untuk Dong Bo bersaudara. Mereka senang bermain di sana. Bahkan di sana juga ada beberapa barang sihir.

"Bawa Master Qing Shi ke kebun belakang, dan jaga dia dengan baik." Perintah Xue Ying kepada tiga pelayan yang berdiri di samping meja.

"Baik."

Jawab ketiga pelayan itu dengan penuh hormat. Mereka tahu bahwa mulai hari ini, pemuda kecil itu merupakan pemimpin seluruh Wilayah Xue Ying.

Xue Ying melihat para pelayan itu membawa adiknya menuruni tangga. Ia meletakkan tangannya di pagar dan melihat kebun belakang. Ada lebih dari 20 lampu kristal yang menerangi setiap sudut kebun itu. Sekitar sepuluh pelayan bermain dengan adiknya di sana. Setiap pelayan itu dipilih dengan teliti berdasarkan loyalitas mereka.

Dong Bo Xue Ying kembali ke ruang belajarnya.

Ruang belajar itu sangat luas; tingginya enam meter persegi, panjangnya lima belas meter, dan lebarnya sepuluh meter. Dibanding luas kastil Snow Rock, yaitu satu kilometer persegi, ruang belajar ini tidak ada apa-apanya.

Di dalam ruangan itu, terdapat sebuah meja. Ada beberapa rak yang berisi banyak buku, yang kebanyakan merupakan novel biografi. Dulu, Xue Ying sangat menyukai buku-buku itu, bahkan ibunya yang mengumpulkan buku-buku itu.

Xue Ying duduk di depan meja sambil mengayunkan tangannya. Tiba-tiba, sebuah buku yang terbuat dari daun emas muncul di tangannya.

"Panduan Menombak Rahasia Para Ksatria Transenden?" Dong Bo Xue Ying langsung membaca buku itu.