Chereads / Tuan Xue Ying / Chapter 9 - Lima Tahun Kemudian, Jati Diri yang Baru

Chapter 9 - Lima Tahun Kemudian, Jati Diri yang Baru

Setelah makan malam, Xue Ying, Qing Shi serta Zong Ling duduk bersama. Xue Ying mengeluarkan sebuah bola krystal sebesar semangka dari dalam bungkusan yang ditinggalkan oleh ibunya.

"Kakak, itu apa? Cantik sekali," Qing Shi yang menggemaskan itu bertanya. Xue Ying terlihat mirip seperti ayahnya, sedangkan Qing Shi lebih mirip dengan ibunya. Bocah itu tentu akan menjadi seorang pria yang mempesona, bahkan lebih tampan daripada kakaknya, Xue Ying.

"Pebble, kemari. Letakkan tanganmu di atasnya," kata Xue Ying.

"Iya," kata Qing Shi singkat, lalu ia meletakkan tangannya di atas bola kristal itu.

Saat ia meletakkan tangannya di atas bola itu, gelombang spiritual yang ada di dalam tubuhnya mulai bereaksi dengan bola kristal itu. Bola kristal itu tiba-tiba memancarkan cahaya kemerahan yang menyinari seluruh ruangan.

Xue Ying dan yang lain terlihat sumringah saat melihat pijaran bola itu.

"Kakak, mengapa bolanya bersinar?" tanya Qing Shi dengan penuh rasa ingin tahu.

"Penyihir hebat, kemarilah. Biarkan aku menciummu," kata Xue Ying sambil memeluk dan menghujani adiknya dengan ciuman.

Seorang penyihir tentu berbeda dengan seorang ksatria.

Sebagai seorang ksatria, seseorang harus mulai berlatih semenjak ia masih kecil. Usia maksimal calon siswa yang bisa mendaftar di Akademi Eternal Wind adalah sepuluh tahun. Berbeda dengan penyihir, mereka tidak pernah dilatih di usia dini. Mereka yang berasal dari keluarga terpandang bisa mulai berlatih di sekitar usia sepuluh tahun. Di Akademi Eternal Wind, seorang penyihir bisa mendaftar maksimal pada usia 30 tahun.

Sebelum menginjak usia 30 tahun, mereka masih bisa mendaftar.

Menjadi seorang penyihir berarti harus memiliki pemikiran yang tajam. Kemampuan spiritualnya bisa berkembang selama latihan. Seorang penyihir bisa saja merusak kemampuan spiritualnya dan mengalami keterbelakangan mental jika mulai berlatih di usia yang terlalu dini dan bertindak sembarangan. Saat mereka tumbuh dewasa, mereka akan mendapatkan pengalaman yang berguna. Cara berpikirnya juga akan berkembang. Beberapa penyihir yang baru mulai berlatih di usia 40 atau 50 tahun juga masih akan mendapatkan hal-hal yang luar biasa, bahkan mereka mampu untuk menjadi penyihir Transenden.

*****

Hari demi hari berlalu. Waktu terasa berjalan dengan cepat.

Hanya dalam sekejap mata, lima tahun sudah berlalu.

Kepingan-kepingan salju sebesar bulu angsa jatuh dari langit.

Seorang pemuda berpakaian serba gelap berdiri di belakang pagar pembatas sambil memperhatikan salju-salju itu menari-nari di awan. Wajahnya terlihat seperti diukir dengan pisau. Latihan selama bertahun-tahun itu membuatnya menjadi seorang ahli tombak yang ditakuti banyak orang.

"Kakak!"

Seorang bocah laki-laki yang mengenakan baju tebal itu berteriak dari kejauhan.

"Qing Shi." Xue Ying menyeringai. Ia melompat dari ketinggian enam meter dan mendarat tepat di atas salju. Adik laki-lakinya sudah tumbuh, dan Xue Ying mengangganti cara memanggil adiknya itu. Dia sudah tidak memanggilnya Pebble lagi, tapi Qing Shi.

"Kakak, ayo pergi ke Kota Water Rites untuk bermain. Ada banyak tempat menyenangkan di sana. Aku bosan tinggal di rumah terus," kata Qing Shi bersemangat.

"Bagaimana jika kau mengajak Paman Zong saja?" jawab Xue Ying sambil tersenyum.

"Kakak selalu di sini dan jarang pergi ke kota, bahkan sekali dalam setahun pun tidak pernah. Apa Kakak tidak bosan?" gumam Qing Shi.

Xue Ying hanya bisa tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Adiknya hampir tidak ingat apa pun tentang orangtua mereka, termasuk peristiwa di malam itu. Ia hidup dengan penuh kebahagiaan.

"Biarkan aku berlatih teknik mengepal dulu," Xue Ying mencoba berkompromi. Ia melepaskan bajunya, sehingga terlihat tubuhnya yang kekar. Latihan yang ia jalani selama bertahun-tahun jelas membuat tubuhnya terlihat lebih gagah.

Xue Ying mulai mempraktikkan teknik Dou Qi dan teknik mengepalkan tangannya.

Kepingan-kepingan salju itu jatuh ke atas kulit Xue Ying. Setiap gerakan yang ia buat meningkatkan pemahamannya tentang dunia di sekelilingnya.

"Lanjutkan saja kalau begitu. Aku mau bermain," kata Qing Shi sebelum berlari meninggalkan kakaknya.

Xue Ying terus melanjutkan latihan mengepalnya. Setiap gerakannya terlihat melambat, namun kekuatannya mengalir seperti air di bawah kulitnya.

Di usia 13 tahun, teknik menombaknya sudah mencapai tahap menombak dengan satu tangan.

Namun, itu tidaklah cukup. Seluruh kekuatannya harus bersatu di bawah kendalinya. Hanya dengan begitulah dia bisa disebut dengan master tombak, dan menguasai tahap pertama teknik 'Drifting Snow'.

Selama dua tahun terakhir, saat ia mempraktikkan teknik mengepal, ia memfokuskan latihannya pada refleksi diri, kedamaian batin, dan pencerahan. Ia ingin setiap elemen kekuatannya itu bisa bersatu dengan sempurna.

"Aku pasti bisa."

Xue Ying bisa merasakan bahwa ia sudah hampir mendekati batas kemampuannya dalam menyatukan semua kekuatannya dengan sempurna.

Ia sudah melatih teknik menombaknya setiap hari hingga saat ini, di mana ia sudah berusia 15 tahun. Latihan ketat yang sudah ia jalani selama sepuluh tahun terakhir ini sama dengan latihan orang biasa selama 20 atau 30 tahun.

'Perkembangan teknik menombakku tidak ada masalah, tapi mengapa aku belum bisa menghasilkan Dou Qi?' Xue Ying mengambil tombak di dekatnya dan mulai berlatih lagi, seolah-olah tombak itu adalah bagian dari dirinya. Tombak yang ia lemparkan melesat cepat seperti seekor naga. Satu tikaman tombak akan menciptakan ribuan bayangan. Satu ayunan mampu menciptakan kekuatan yang tak bisa dihalau.

Berdasarkan perencanaan latihannya, harusnya ia sudah bisa menghasilkan Dou Qi saat ia masih berusia 10 tahun. Bahkan seharusnya ia sudah menjadi ksatria Earth di usianya yang sekarang ini. Tapi, kenyataannya?

Ia bahkan belum bisa mengeluarkan Dou Qi, apalagi mendapat gelar ksatria.

Namun, Xue Ying, Zong Ling, dan Tong San tidak kecewa melihat hal ini. Sebaliknya, mereka justru merasa bahwa hal ini sangat aneh.

Prinsip Dou Qi adalah menyerap energi dari surga dan bumi, yang kemudian dialirkan ke tubuh manusia. Ketika energi-energi itu terlalu banyak diserap, mereka tidak bisa dialirkan ke tubuh manusia lagi, sehingga energi itu akan diubah menjadi Dou Qi di dalam tubuh manusia.

Saat Xue Ying berusia 10 tahun, tubuhnya terlihat jauh lebih kuat dibandingkan dengan orang-orang normal lainnya. Lima tahun kemudian, ia tidak pernah berhenti mengembangkan kemampuannya. Ia tidak pernah berhenti menggunakan energi bumi, dan itulah mengapa ia tidak pernah bisa menghasilkan Dou Qi.

"Apa penyebabnya?"

"Tubuhku sepuluh kali lebih baik daripada manusia normal, tapi mengapa tubuhku masih menyerap energi?" Xue Ying bertanya-tanya.

Meskipun Zong Ling dan lainnya memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai hal itu, mereka tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

'Ping!'

Tombak itu menabrak batu yang tertutup salju dan kemudian melesat ke depan dengan bunyi yang memekakkan telinga.

Konsentrasinya terganggu saat dia merasakan gatal di bagian terdalam dan terkecil dari tubuhnya.

'Hm?' Xue Ying menyingkirkan tombak itu. Setiap tulang dan serat ototnya terasa gatal. Ia nyaris tidak bisa menahan rasa gatal yang diikuti dengan sensasi terbakar itu, seolah-olah seluruh tulang-belulangnya terbakar menjadi abu. Kulitnya memerah dan mengeras saat sebuah membran mulai terbentuk di bawah kulitnya.

Aliran darah merah naik dari tubuh bagian atasnya yang telanjang, sehingga membentuk sosok samar yang menyerupai raksasa yang tinggi menjulang.

Xue Ying terpana melihat raksasa yang mengenakan rok berbahan kulit dan bertelanjang kaki itu mengangkat kepalanya dan mengaum dengan ganasnya di daratan terpencil.

Pemandangan itu memudar dan digantikan dengan uap merah yang membumbung di udara.

Namun, di dalam tubuh Xue Ying, perubahan itu terasa semakin nyata.

'Ugh…'

Xue Ying tidak bisa menahannya lagi. Ia jatuh bersimpuh di tanah, dan kulitnya yang terasa terbakar itu melelehkan salju di sekitarnya.