Chereads / Tuan Xue Ying / Chapter 14 - Tombak Dewa Flying Snow

Chapter 14 - Tombak Dewa Flying Snow

Pria paruh baya itu melihat Xue Ying menganggukkan kepalanya. Sebenarnya, penduduk Kota Water Rites menjuluki Xue Ying dengan nama 'Iblis Tombak' karena cara berlatihnya yang seolah-olah ia sedang dirasuki oleh iblis. Sebenarnya, julukan itu tidaklah terlalu buruk, namun itu juga bukanlah sebuah pujian. Pria paruh baya itu sudah mengalami banyak hal sepanjang hidupnya. Ia pun memahami bahwa dunia ini merupakan tempat yang sangat luas...

Para penguasa sejati adalah mereka yang terkuat, sama seperti para makhluk tingkat Legend maupun Transenden.

Hanya para kultivator yang benar-benar menjalani proses kultivasinya dengan tekun yang memiliki harapan untuk bisa menjadi makhluk di tingkat yang ingin mereka capai!

Lagipula, pria paruh baya itu tidak ingin meremehkan orang-orang seperti itu.

"Tombak-tombak yang bagus," kata Xue Ying sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh tombak-tombak itu. Dari energi Qi kecil yang muncul dari tombak-tombak tersebut, ia bisa merasakan kekuatan spiritual dari masing-masing tombak. Ia perlu mengetahuinya karena kekuatannya dan tombak itu harus bersatu, karena tombak itu akan dibawanya siang dan malam.

Ada tiga tombak, dan masing-masing tombak dilipat menjadi dua bagian. Lagipula, tombak-tombak itu terlalu panjang untuk bisa disimpan di dalam kotak. Hanya dengan cara seperti itu, tombak bisa dimasukkan ke dalam kotak dan lebih mudah untuk dibawa. Tombak terpendek memiliki panjang sekitar dua meter, tapi tombak yang terlalu pendek akan sulit untuk digunakan.

"Adikku, Xue Ying, biarkan aku memperkenalkan tombak-tombak ini padamu. Ketiga tombak ini aku pesan secara pribadi," kata pria berjubah ungu itu.

"Kalau begitu, aku meminta Earl Quan untuk membantuku melakukannya," kata Xue Ying sambil mengangguk kecil.

Xue Ying tidak merasa harus memahami bagaimana dunia ini bekerja, karena yang selalu dia pikirkan adalah kultivasi. Tentu ia tidak akan bersikap kasar.

"Tombak hitam ini," kata Earl Quan sambil menunjuk tombak pertama di sisi kirinya, "disebut tombak Black Cloud. Panjangnya sekitar 3,2 meter. Tombak ini merupakan penjualan terbaik di luar kota ini, dan banyak bangsawan yang ingin membelinya. Kau akan tahu kelebihan dari tombak ini jika kau mencobanya sendiri."

"Oh," Xue Ying mengerutkan dahinya. Tombak itu terlalu panjang, jadi ia tidak terlalu menyukainya.

Ia berjalan mendekat dan mengambil kedua bagian itu. Ia memutar-mutarnya dengan cepat hingga kedua bagian itu menyatu dengan sempurna.

"Syuut."

Xue Ying mencoba melemparnya hanya dengan menggunakan satu tangannya.

Hanya dengan satu tangan, Xue Ying mampu melempar tombak seberat 50 kilogram itu dengan sempurna. Tombak itu melesat jauh dan seolah membelah udara di sekitarnya. Wajah kedua pegawai yang berdiri di samping itu memucat karena ketakutan.

Dalam hatinya, pria paruh baya itu terkejut. Kekuatan yang sangat luar biasa! Teknik menombaknya sangat hebat!

"Terlalu fleksibel," kata Xue Ying sambil menggelengkan kepalanya. "Tombak Black Cloud ini terlalu panjang, dan bagian lehernya terlalu tipis sehingga mudah goyah jika dilemparkan. Meskipun kepala tombak ini dirancang untuk bisa bergerak fleksibel, namun pergerakan tombak tetap harus bisa dikendalikan sepenuhnya. Gerakan ujung tombak ini tak bisa dikendalikan karena terlalu fleksibel."

"Biasanya, mereka yang tidak terbiasa dengan keterampilan menombak tidak akan mampu melihat hujaman tombak sepanjang tiga meter dan pergerakan bagian ujungnya. Tanpa mereka sadari, lawannya sudah berhasil menghujam mereka. Oleh karena itu, hanya penguasa yang tidak melatih kemampuan menombak mereka dengan bagus-lah yang menganggap tombak ini sebagai sebuah senjata yang bagus."

Xue Ying menyampaikan pandangannya dengan jelas.

Di usia 13 tahun, ia sudah menguasai teknik menombak dengan satu tangan, tapi sekarang ia sudah menjadi seorang Great Spear Master. Xue Ying bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan sebuah tombak hanya dengan mencobanya sekali.

Tombak Black Cloud ini merupakan senjata yang bagus untuk mereka yang tidak terlalu menguasai teknik menombak. Bahkan kekuatan mereka akan meningkat dengan pesat jika menggunakan tombak ini.

Namun, bagi mereka yang sudah mahir dalam teknik menombak, senjata itu tidak menarik sama sekali!

"Mengagumkan, sangat mengagumkan! Haha. Aku sudah bertemu dengan beberapa ahli menombak sebelumnya, dan mereka juga tidak membeli tombak yang sangat disukai para bangsawan berpakaian sutra itu." Pria paruh baya itu menunjuk tombak ungu tua di sisi lain. "Tombak ini disebut 'Amethyst Blood'. Ini adalah tombak yang sesungguhnya bagi para ahli menombak. Ujung tombak ini sangat tajam karena memang dirancang untuk membunuh. Ada yang mengatakan bahwa warna ungu tua ini berasal dari darah yang mengendap di dalamnya setelah digunakan untuk membunuh berkali-kali."

"Promosimu membuat tombak ini terdengar luar biasa," kata Xue Ying seraya mengambil tombak itu.

Xue Ying mulai menyukai tombak itu begitu dia memegangnya.

Ia mulai mengayunkannya sesuka hati.

Syatt!

Tombak itu melesat ke luar dengan gerakan menyapu, sehingga suara desingan tombaknya memenuhi ruangan itu. Setelah itu, ia mengayunkan tombak itu ke depan dan melemparnya lagi dengan sangat cepat.

Xue Ying bergerak ke berbagai arah. Gerakannya bahkan tidak bisa ditiru oleh ahli tombak biasa. Earl Quan semakin mengagumi dirinya

"Kekuatan tombak ini sangat halus," kata Xue Ying sambil mengangguk pelan. "Tombak ini tidak memiliki kelemahan apa pun. Ujungnya memang cukup tajam berkat bantuan para pandai besi itu."

Tombak itu bagus dan cocok untuk Xue Ying.

"Aku akan menunjukkan tombak yang terakhir," kata pria berjubah ungu itu sambil menunjuk tombak terakhir.

Xue Ying melihat tombak itu. Hanya dari penampilannya saja, tombak itu langsung menjadi favoritnya. Seluruh batang tombak itu berwarna perak, dan ujungnya diukir dengan bentuk kepingan salju yang tak terhitung jumlahnya. Ia bisa sedikit merasakan ketajaman tombak itu.

"Kedua tombak tadi merupakan tombak tingkat pertama, namun aku mendapatkan tombak ini secara tidak sengaja. Ketika aku menilai tombak ini, aku sadar bahwa tombak ini merupakan senjata tingkat dua," kata pria paruh baya itu.

"Tingkat kedua?" Xue Ying dan Zong Ling terkejut.

Ada senjata tingkat dua di kota ini?

"Seluruh batang tombak ini sangat dingin seperti es, sehingga tombak ini disebut dengan tombak Flying Snow," kata pria berjubah ungu itu. "Kelebihan tombak ini bisa dilihat ketika kau berlatih. Ketika melesat, tombak ini mampu menghasilkan ilusi kepingan salju yang tak terhitung jumlahnya, sehingga mampu mengecoh musuh!"

"Aku akan mencobanya," Xue Ying mengambil kedua bagian tombak itu dan menyatukannya.

Pria berjubah ungu itu sedikit gugup.

Pada umumnya, setiap senjata memiliki kelebihannya masing-masing. Misalnya, bisa lebih cepat, lebih tajam, bisa mengeluarkan percikan api, dan masih banyak lagi.

Tombak Flying Snow ini mampu menghasilkan ilusi kepingan salju dan mengecoh musuh. Namun, bagaimana mungkin kepingan salju bisa mengecoh seorang ahli menombak? Seorang ahli tombak yang sesungguhnya bisa dengan mudah membedakan ujung tombak di antara kepingan-kepingan salju itu. Itulah mengapa senjata tingkat dua itu bisa berada di kota ini.

Sedangkan untuk asal senjata itu….

Pada saat Earl Quan masih berdagang di luar, ia bertemu dengan seorang pengemis tua yang menurutnya sangat luar biasa. Selama tiga tahun, ia memberi pengemis tua itu makan dan minum setiap hari. Sebelum ia pergi, pengemis tua membuat tungku api dan menghaluskan tombaknya. Pengemis itu berkata, "Ini adalah tombak Flying Snow. Seharusnya ini cukup untuk mengganti semua makan dan minum yang sudah kau berikan padaku." Pengemis tua itu kemudian pergi.

Pada saat itu, ia berpikir bahwa tombak ini merupakan senjata dewa yang sangat luar biasa. Setelah mencobanya, ia tahu bahwa senjata itu merupakan senjata tingkat dua, namun senjata itu tidak memiliki pengaruh lain. Paling tidak, tombak itu sudah mengganti harga makanan dan minuman yang sudah dia berikan.

Hu~ Si~

Xue Ying masih memegang tombak itu dan mencobanya dalam sepuluh gerakan, sebelum akhirnya ia berhenti. Air mukanya terlihat tenang, namun hatinya bergejolak.

Tombak yang mengagumkan.

Tombak ini benar-benar sangat mengagumkan.

Bahkan seorang ahli yang mampu menggunakan tombak dengan satu tangan masih kesulitan untuk bisa memahami kekuatan tombak itu yang sesungguhnya. Di sisi lain, Xue Ying sudah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk melatih teknik mengepalnya dengan teknik melempar tombak satu tangan. Jika tidak, ia tidak akan mampu menemukan kekuatan tombak yang misterius itu.

Xue Ying harus menawar harga tombak itu. Ia tidak memiliki uang yang cukup untuk mendapatkan senjata tingkat dua itu.

"Tombak itu tidak terlalu buruk. Senjata itu pantas disebut senjata tingkat dua," kata Xue Ying sambil melihat ke arah pria berjubah ungu itu. "Namun, aku merasa bahwa tombak ini tidak memiliki kelebihan apa pun kecuali menghasilkan ilusi kepingan salju. Semua senjata memiliki beberapa kemampuan khusus. Beberapa di antaranya mampu meningkatkan kekuatan sihir, ada yang sangat tajam, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, tombak ini tidak memiliki semua itu. Tombak ini hanya mampu mengecoh musuh. Seorang ahli menombak yang sesungguhnya pasti mampu membedakan kepingan salju dan ujung tombak, bukan?"

"Tombak itu dianggap senjata tingkat dua karena tombak itu bisa menahan pertarungan antara para makhluk Legend," ungkap Xue Ying. "Beberapa dari kami yang memiliki kemampuan lebih lemah akan lebih baik jika menggunakan senjata tingkat satu saja."

Senjata tingkat satu bisa digunakan dalam pertarungan di bawah tingkat Legend.

Sebuah pertarungan jarak dekat di antara para makhluk tingkat Legend mampu menggoyahkan langit dan mengguncang bumi. Dalam kondisi seperti itu, banyak senjata tingkat satu yang bisa hancur. Saat ini, Xue Ying bisa meningkatkan kekuatannya hingga mencapai tingkat Ksatria Silver Moon. Tidak lama lagi, ia akan berhasil mencapai tingkat Legend, sehingga ia tidak bisa menggunakan senjata tingkat satu dalam waktu yang lama. Inilah mengapa ia sangat menginginkan tombak Flying Snow itu.

Tentu saja, hal yang paling utama adalah kekuatan misterius yang terdapat di dalam tombak itu.

"Seperti yang kau lihat, ini adalah senjata tingkat dua. Kurasa kau sangat menyukainya," kata pria berjubah ungu itu.

"Sebutkan harganya," kata Xue Ying.

"30.000 koin emas!" kata pria berjubah ungu itu.

Xue Ying hanya bisa tersenyum.

Ia tidak memiliki cukup uang untuk mendapatkan senjata itu, karena Klan Dong Bo hanya memiliki 15.000 koin emas yang masih tersisa. Selain itu, uang tersebut pemberian Paman Zong. Termasuk hutang-hutang mereka, mereka sudah tidak memiliki uang lagi sejak dua tahun yang lalu. Semua ini karena mandi obat-obatan yang Xue Ying jalani semenjak ia masih berusia enam tahun. Ia menghabiskan semua uang itu!

Satu tahun mandi obat seharga 5.000 koin emas dan sepuluh tahun mandi obat sama saja berharga 50.000 koin emas. Awalnya, pasangan Dong Bo mengira bahwa Xue Ying akan menjadi seorang ksatria pada usia sekitar sepuluh tahun, sehingga ia tidak akan memerlukan mandi obat lagi. Ia seharusnya mampu menggunakan Dou Qi-nya untuk memulihkan tubuhnya sendiri. Siapa sangka bahwa Xue Ying tidak mengalami kemajuan pesat hingga dia berusia 16 tahun?

"Lalu, bagaimana dengan tombak Amethyst Blood itu?" tanya Xue Ying sambil menoleh ke tombak itu.

"Yang itu hanya 5.000 koin emas," kata pria itu. "Yang satu itu bahkan tidak bisa menandingi kekuatan tombak Flying Snow. Meskipun Flying Snow tidak memiliki kekuatan yang cukup signifikan, tapi tombak itu adalah senjata tingkat kedua."

Xue Ying harus bisa menawar.

"Harga tertinggi yang bisa aku berikan adalah 10.000 koin emas," kata Xue Ying.

Mereka berdua masih terus saling tawar menawar.

"18.000 koin emas! Aku tidak bisa menjualnya dengan harga yang lebih rendah," ungkap pria paruh baya itu. Pria itu menjualnya dengan harga serendah itu karena tombak itu terlihat biasa saja dan tidak ada yang spesial dari kekuatannya. Kedua, tombak itu hanyalah pemberian seorang pengemis tua sebagai pengganti makanan dan minuman yang telah diberikannya. Ketiga, tombak itu sudah pernah berpindah tangan ke banyak sekali ahli menombak, tapi mereka tak mau membelinya dengan harga setinggi itu. Sebelumnya, seseorang pernah menawar tombak itu seharga 18.000 koin emas, namun ia tidak ingin menjualnya. Sekarang, ia telah kembali ke kota ini… tapi ia tetap tidak bisa menjualnya dengan harga 18.000 koin emas meskipun ia sangat menginginkannya.

"Baiklah kalau begitu," Xue Ying tidak ingin menawarnya lagi karena dia mengerti seberapa berharganya tombak itu sebenarnya. "Namun, sekarang aku hanya bisa membayar 8,000 koin emas. Sisanya akan aku bayar tiga bulan lagi."

Xue Ying benar-benar tidak memiliki uang lagi.

"Menjualnya secara kredit?" pria paruh baya itu melihat Xue Ying dengan tatapan kosong.

"Aku tidak membawa uang sebanyak itu sekarang. Lagipula, aku tidak menyangka bahwa kau memiliki senjata tingkat dua," kata Xue Ying dengan sedikit acuh. Sekarang, ia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, jadi tidak terlalu sulit baginya untuk mendapatkan sepuluh atau dua puluh ribu koin emas. Apalagi jika ia berhasil mendapatkan tombak itu, yang mampu membuatnya seperti seekor harimau bersayap.

"Baiklah. Kita sudah sepakat! Haha. Aku mempercayai kekuatan Klan Dong Bo. Mari kita menulis sertifikat hutang dulu," kata pria berjubah ungu itu.

"Apa kau butuh jaminan?" kata Xue Ying.

"Tidak perlu." Pria paruh baya berjubah ungu itu sangat pemberani. Ia pun masih ingin berteman dengan Xue Ying.

"Paman Zong," panggil Xue Ying.

Dari tadi, Zong Ling tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya mengikuti keputusan Xue Ying. Zong Ling mengeluarkan setumpuk nota emas dan menyerahkan dua lembar kepada pria berjubah ungu itu.

Setelah Xue Ying selesai menulis sertifikat hutang yang berharga 10.000 koin emas... Flying Snow akan segera menjadi miliknya.

'Kau pasti belum pernah bertemu dengan seorang Great Spear Master sebelumnya. Jika tidak, bagaimana mungkin kau membiarkan tombak ini jatuh ke tanganku?' pikir Xue Ying dengan penuh semangat saat ia mengambil kotak yang berisi tombak Flying Snow itu. Ia tidak sadar bahwa di seluruh wilayah Sungai Biru, tidak ada seorang pun yang menjadi Great Spear Master. Meskipun ada banyak sekali para ahli yang menguasai berbagai jenis senjata, namun tidak begitu banyak dari mereka yang mempelajari teknik menombak. Menjadi ahli tombak yang memiliki kemampuan menombak dengan tangan satu pun sudah dianggap menakjubkan, lalu bagaimana dengan seorang Great Master?

Tentu saja itu sangat sulit.