Gu Nianzhi berdiri di depan pintu ruang kerja tanpa bergerak sambil memperhatikan Huo Shaoheng dengan diam. Matanya yang gelap bagai tinta tampak mengandung api yang membara, namun ada pula telaga air musim gugur yang tersembunyi di dalamnya.
"Ada apa?" Huo Shaoheng meraih tangannya. "Tidak tahu di mana kamar mandinya?" Tentu saja mereka baru saja melihatnya, dan kini Huo Shaoheng berkata Gu Nianzhi tidak tahu di mana kamar mandinya. Apa ia memperlakukan Gu Nianzhi seperti orang bodoh?
Gu Nianzhi memperhatikannya dengan tenang sambil meronta melepaskan tangannya. Sambil memegangi tangan kanannya untuk diusap, ia menjawab datar, "Kalau begitu, aku tidak mau rumah ini lagi. Aku bisa menghadiahkannya pada Huo Shao sebagai rasa terima kasih karena telah membesarkanku selama bertahun-tahun." Ia lalu berbalik untuk pergi.