"Ibu! Ke mana kalian akan membawa ibuku?!" Air mata Tan Guiren mengalir seraya ia bergegas menghampiri Cai Songyin. Kedua pria bertubuh tinggi yang mengenakan seragam jaksa itu menghalanginya dengan lengan mereka untuk menjauhkannya sambil menjawab dengan tegas, "Kejaksaan bermaksud mengundang Nyonya Cai minum teh. Tolong jangan menghalangi urusan resmi."
"Oh? Minum teh? Ini sudah sangat larut, kenapa kalian mau minum teh bersamanya? Tidak bisakah kalian melakukannya besok saja?" Tan Guiren melebarkan matanya yang besar dan berbinar sambil menatap mereka dengan bingung. Ujung hidungnya serta matanya memerah, sementara kulitnya di bagian lain seputih salju. Ia tampak sangat rapuh, manis, dan kasihan.