Begitu seorang laki-laki kehilangan buah zakarnya, ia tidak akan menjadi laki-laki yang utuh lagi. Semuanya merasakan secercah simpati terhadap Seth. Meski itu bukan yang terburuk, sang dokter melanjutkan, "Otot-otot penisnya terluka ketika menegang. Karena penanganan terlalu lama tertunda, kami tidak bisa memperbaikinya. Karena itu, kami tidak punya pilihan selai untuk mengamputasinya juga."
Jantung semua orang berdebar. Nah, itu adalah yang paling kejam di antara semuanya. Sudah cukup berat bagi seorang laki-laki untuk kehilangan buah zakarnya, namun Seth akan kehilangan penisnya juga.
Pria yang membawa Seth kembali ke sana menatap wanita itu, yang bersamanya tadi, dengan penuh arti. Keduanya memiliki pikiran yang sama: pengacara itu sangat kejam! Ia tak hanya kejam di dalam hatinya; ia tak kenal ampun dalam tindakannya pula! Lebih tepatnya, kakinya tak kenal ampun. Melihat Seth seperti itu, ia berada dalam keadaan seperti itu karena pengacara tersebut!