"Hei! Kau benar-benar lancang, kalau begitu!" Kak Huang tidak bisa menahannya lagi. Ia menunjuk Kak Duan dengan tegas. "Kenyataan bahwa ia kehilangan kedua orang tuanya dan bahkan tidak bisa membicarakan mereka adalah rasa sakit yang ia derita seumur hidup. Bagaimana bisa kau membuatnya terdengar seperti hal bagus? 'Tidak ada mertua menyebalkan?' Apa yang kau pikirkan? Apakah kau bahkan manusia?!"
Kak Duan menciut ketika menyadari bahwa ia mungkin terlalu kejam. Ia dengan cepat membungkuk untuk meminta maaf pada Kak Huang. "Kak Huang, Kak Huang, aku hanya sekadar berucap. Aku bahkan tidak berpikir apa artinya gurauan itu. Aku hanya mengatakannya padamu karena aku tahu betapa dekatnya kita, jadi maafkan saja aku kali ini karena bersikap bodoh. Aku tidak bermaksud mengolok-oloknya!"