"Omong-omong, ada apa dengan Bibi? Ia selalu mengabdikan diri pada penelitian ilmiah—bagaimana bisa ia terjebak dalam kekacauan itu?" Bai Shuang bertanya, merasa bingung. "Ayahku memanen apa yang ia tanam, tapi Bibi… Kenapa ia…,"
Suara Bai Shuang menghilang. Ia tahu bahwa ayahnya pantas mendapatkan takdirnya karena pengkhianatannya, namun ia tetap ayah yang penuh kasih sayang dan cinta padanya. Sulit baginya untuk melihat tubuh ayahnya yang tak bernyawa dengan mata kepala sendiri.
Bai Jinyi selalu menjadi teladan bagi generasi Keluarga Bai yang lebih muda. Sebagai anak-anak, mereka sudah pernah mendengar semua orang dewasa di sekitar mereka memuji bibi mereka berulang kali—"Lihat Bibi kalian, lihat betapa cakapnya dia!"—di setiap kesempatan, dan hal itu menempel pada mereka.