Malam itu, He Jichen mendapati bahwa si "Gadis Cola" yang telah lama dicarinya bernama Ji Yi. Ia adalah cucu dari tetangga mereka, nenek Luo, dan juga putri dari teman ibunya.
Malam itu, He Jichen dinasehati oleh kedua orangtuanya di depan Ji Yi selama setengah jam. Tak seperti biasanya, ia tidak beranjak pergi begitu saja.
He Jichen merasa sangat senang malam itu. Setelah mendengarkan omelan orangtuanya selama setengah jam, ia hanya menjawab dengan "Ehm", yang mengejutkan ibunya.
Setelah Ji Yi pulang, He Jichen lantas mandi dan berbaring di ranjang yang sudah lama tidak ia pakai, berguling ke kanan dan ke kiri.
Di malam itu, ia mendekap selimutnya dan tersenyum konyol sendirian, sambil menyebut nama Ji Yi berulang kali. Ji Yi, Ji Yi, Ji Yi. Jadi ternyata namanya Ji Yi,dan dia adalah He Jichen. Ji Yi, He Jichen, He Jichen, Ji Yi. Nama mereka saling bertumpang tindih dalam benaknya tak henti-hentinya, hingga ia memikirkan sesuatu yang membuatnya terpesona: Di dalam namaku ada nama keluarganya.
Karena hubungan yang cukup dekat antara keluarga mereka, He Jichen pun segera mengetahui di kelas mana Ji Yi belajar.
He Jichen adalah murid kelas tiga dari ruang sembilan, sedangkan Ji Yi adalah murid kelas tiga dari ruang satu.
Di sekolah, He Jichen adalah si pemalas, dan Ji Yi adalah murid yang rajin.
Sebagai seseorang yang sebelumnya tidak menyukai murid dari ruang kelas satu, He Jichen mulai sering melewati kelas itu.
Sebagai seseorang yang selalu menghabiskan banyak waktu di luar rumah, ia pun mulai pulang tepat waktu setiap hari.
He Jichen mulai tahu bahwa Ji Yi sudah lebih dari setahun tinggal di Suchen, dan selama itu pula, gadis itu telah mengenal kakaknya, He Yuguang. Karena sikap memberontaknya, He Jichen sering pulang larut malam dan melewatkan kesempatan untuk mengenal gadis itu selama lebih dari setahun.
Mereka berdua terlambat mengenal satu sama lain selama lebih dari setahun—Ia tidak akan dapat menggantikan waktu yang hilang itu. Ji Yi memanggil He Yuguang dengan sebutan "Yuguang Gege
Meskipun He Yuguang bisu dan tidak dapat berbicara, setiap kali Ji Yi berkunjung ke rumah mereka, gadis itu selalu bercakap-cakap dengan kakakknya. He Jichen berusaha untuk terlihat tidak perduli dengan hal itu, tetapi diam-diam, ia mencari cara agar bisa menguping pembicaraan mereka.
Ia pun lantas tahu bahwa Yuguang tidak memanggilnya "Xiao Yi", melainkan "Manman".
Ketika itu, He Jichen beranggapan bahwa nama panggilan itu tidak berarti apa-apa karena suatu hari nanti, Ji Yi pun akan dekat dengannya, seperti dia dekat dengan sang kakak, He Yuguang.
He Yuguang memiliki nama panggilan khusus untuk Ji Yi, yaitu, "Manman," namun ia juga memiliki nama panggilannya sendiri untuknya, yaitu "Gadis Cola".
Karenanya pada suatu hari, ketika ia tanpa sengaja melihat Ji Yi menulis "Aku hanya melihatmu", He Jichen tidak menduga apa-apa. Itu hanya sekedar kalimat pendek yang terdiri dari kata "Yuguang" dan "Manman". Ia juga punya kalimat seperti itu! Yaitu "Di dalam namaku ada namamu."
...
Kursi yang didudukinya mendadak terdorong dari belakang, membangunkan He Jichen dari nostalgianya.
Karena terlalu lama tenggelam dalam lamunan, ia butuh beberapa saat untuk mengingat di mana ia sekarang berada. Lalu ia segera menoleh, dan melihat bahwa Ji Yi telah minum banyak. Gadis itu terlihat sangat mabuk ketika berjalan sempoyongan keluar dari pintu bar.
Ji Yi tidak membayar minumannya, maka seorang pelayan mencegatnya. Karena sudah mabuk berat, pandangannya kabur dan ia tidak mengerti sama sekali akan apa yang dikatakan oleh pelayan itu.
He Jichen segera bangkit dari duduknya, menghampiri Ji Yi dan mengulurkan tangannya untuk menahan tubuh Ji Yi yang terhuyung..
Setelah membayar tagihan mereka berdua, He Jichen berjalan keluar bar dengan menopang Ji Yi.
Gadis itu bahkan tak mampu berjalan. He Jichen lantas membungkukkan badannya dan menggendong Ji Yi di punggungnya ke tempat ia memarkir mobil.
Ketika mereka hampir mencapai mobil, dalam keadaan mabuk berat, Ji Yi mulai bergumam, "Aku tidak ingin menikah, tapi aku tidak punya pilihan lain..."