Kalau saja aku tahu, mana mungkin aku memintamu untuk mencarinya? Geram He Jichen dalam hati, sambil memikirkan beberapa petunjuk yang ia miliki,, "Dia murid Yizhong juga. Rambutnya panjang, suaranya merdu, dan punggungnya menawan..."
Fatty menunggu lama agar He Jichen melanjutkan bicaranya, namun pemuda itu telah berhenti sampai di situ. "Itu saja?"
"Itu saja."
"Dia pasti punya nama kan."
Sudah kubilang cari- ya cari saja dia! Kenapa kamu masih juga banyak omong?!
He Jichen ingin mengumpat, namun pandangannya lantas beralih ke botol-botol Cola di tangan Fatty. Ia terdiam, sampai abu dari sebatang rokok yang masih ada di sela bibirnya jatuh. Kemudian ia bergumam, "Panggil saja dia Gadis Cola."
"Gadis Cola? Apa maksudnya si-..." Kata terakhir "sialan" tidak terucap oleh Fatty. Tatapan He Jichen yang dingin menusuk tulang tertuju padanya dan Fatty langsung bungkam. Dengan anggukan mantap, ia berkata penuh keyakinan, "Tenang saja kak Chen. Percayakan semua padaku. Aku pasti akan menemukan Chen Sao!"
Fatty pun mulai mencari si "Gadis Cola" untuk He Jichen, dan hal itu dilakukannya dengan begitu antusias.
Malam itu, di forum sekolah, papan pengumuman dan radio sekolah Yizhong di Sucheng, ada berita hangat berjudul "Mencari Gadis Cola." Isi pesannya cukup singkat: "Mencari gadis cantik dengan sebutan Gadis Cola. Murid Yizhong yang berambut panjang, suara merdu, dan punggung yang menawan."
Bukan hanya itu, tapi Fatty juga membagi para anggota "Geng berandalan" menjadi beberapa tim dan memeriksa setiap kelas untuk mencari gadis-gadis yang memiliki kualitas yang memungkinkan untuk menjadi si "Gadis Cola" itu.
Ketika itu, Fatty membawa lima puluh—bahkan mungkin seratus—gadis ke hadapan He Jichen setiap hari.
Semua murid SMP di Sucheng bahkan semua sekolah yang ada di Yizhong tahu bahwa He Jichen sedang mencari "Gadis Cola".
Kala itu, kata "Gadis Cola" menjadi lebih popular dari pada "He Jichen." Semua orang merasa penasaran dan penuh rasa ingin tahu setiap kali mereka membicarakan tentang bagaimana Kak Chen jatuh hati pada si Gadis Cola itu.
Tentu saja, para pemimpin sekolah mengendus "insiden Gadis Cola" itu, dan orangtua He Jichen dipanggil oleh pihak sekolah. He Jichen sendiri dibawa ke Kantor Kepala Sekolah sepanjang siang hingga sore hari. Akhirnya, He Jichen, Fatty dan anggota geng yang lain dihukum membersihkan toilet sekolah selama satu bulan
Akan tetapi, bahkan setelah terkena getahnya dan harus bekerja keras membersihkan toilet sekolah, He Jichen masih belum dapat menemukan si "Gadis Cola."
Baru setelah dua puluh delapan hari ia dan anggota gengnya membersihkan toilet akhirnya Ia melihat "Gadis Cola"-nya itu.
Hari itu sudah sore menjelang malam, jam pelajaran sekolah sudah lama usai. He Jichen sedang memegang kain pel sambil bersandar di dekat jendela yang berhadapan dengan toilet. Ia melihat Fatty dan anggota gengnya membersihkan kloset, mereka kelelahan.
He Jichen merasa bosan, dan hendak menyuruh seseorang untuk membelikannya sebotol Cola ketika secara tak sengaja ia menoleh dan melihat sosok yang ia cari-cari dari balik jendela.
Secara reflex, ia menjatuhkan alat pel di tangannya dan berlari menuju tangga, tanpa menghiraukan teriakan dari Fatty dan anggota gengnya.