Fatty menyinggung-nyinggung masa lalu mereka hampir sepanjang acara makan malam hari itu, sehingga pikiran Ji Yi masih belum sepenuhnya kembali dari semua kenangan itu. Setelah mendengar balasan He Jichen, Ji Yi tak dapat menahan diri untuk berkata, "Dulu, banyak sekali gadis yang diam-diam memotretmu di sekolah, dan ada banyak gadis yang menggunakan fotomu sebagai screensaver!"
Pada kenyataannya, He Jichen sama sekali tidak perduli betapa para gadis mengaguminya, tetapi karena kata-kata itu terlontar dari mulut Ji Yi, dia tidak keberatan membicarakan topik apapun selama dia bisa mengobrol dengannya. Inilah mengapa dia lantas menoleh ke arah gadis itu dan berpura-pura terkejut. "Oh ya?" jawabnya.
Ji Yi mengira bahwa pemuda itu akan merasa sangat senang ketika dia mengangguk dengan penuh kesungguhan. "Tentu saja."
Khawatir He Jichen tidak mempercayainya, ia pun menyebutkan sebuah contoh. "Teman sebangku di kelaskuꟷXiao Liꟷkau sudah pernah bertemu dengannya, tapi aku tak yakin apakah kau masih mengingat dia. Pokoknya, fotomu adalah screensaver di ponselnya. Fotomu bahkan dijadikan gambar latar untuk Chat QQ miliknya."
He Jichen lupa sudah berapa tahun sejak mereka mengobrol dengan santai seperti ini. Entah mengapa, suasana hati He Jichen menjadi sangat baik dan suaranya santai. "Ada kejadian seperti itu?"
"Ya, waktu itu, kau adalah pria impian para gadis…" Ji Yi terdiam sesaat, lalu berkata, "...Dulu, para gadis akan berkumpul dan paling sering membicarakanmu. Mereka semua penasaran dan ingin tahu gadis seperti apa yang kau sukai."
Ketika berkata demikian, dia tiba-tiba teringat apa yang dikatakan oleh Fatty tentang si "Gadis Cola."
Ji Yi sebenarnya ingin menunggu Fatty kembali untuk menanyakan siapa si "Gadis Cola" itu, tetapi ia justru mendengar percakapan He Jichen dan Fatty sehingga perhatiannya teralihkan. Akhirnya dia menyimpan pertanyaan itu jauh di dalam benaknya…
Gadis itu lalu menoleh dan memandang ke arah He Jichen.
Entah mengapa, pria itu terlihat seakan sedang dalam suasana hati yang bagus; keningnya tampak rileks dan ada senyum tipis di bibirnya. Pembawaannya yang biasanya dingin kini terlihat lebih mudah untuk didekati.
Dengan He Jichen yang terlihat seperti ini, Ji Yi merasa lebih berani; ia tidak dapat menahan diri dan mengajukan pertanyaan yang selalu ada di benaknya. "Fatty dan aku tadinya mengobrol dan kebetulan menyebut tentang si gadis Cola. Dia mengatakan kalau kau menyukai gadis itu?" tanya Ji Yi dengan berani.
He Jichen tak pernah membayangkan bahwa Ji Yi akan bertanya tentang kehidupan pribadinya. Setelah terdiam, dia mengangguk perlahan dan menjawab dengan "Mhm."
Karena He Jichen tidak menyanggah pertanyaannya, Ji Yi menjadi lebih berani dan memutuskan untuk membuka percakapan itu. "Jadi apakah kau berhasil menemukannya?"
"Ya." Setelah menjawabnya, diam-diam He Jichen menambahkan dalam benaknya: Dan dia ada di sampingku sekarang.
"Siapa dia? Apa kau sudah mengenalnya?" tanya Ji Yi.
He Jichen terdiam untuk beberapa saat, lalu menjawab pertanyaan kedua. "Kau mengenalnya."
Aku mengenalnya? Kalau begitu siapa dia? Aku tidak pernah melihat He Jichen dekat dengan gadis manapun. Mungkinkah hubungannya dengan si gadis Cola berakhir ketika kami belum terlalu dekat?
Ji Yi menoleh pada He Jichen lagi dan melihat sorot matanya yang suram.
Dia menjadi sesedih itu hanya karena membicarakan gadis Cola, jadi tebakanku mungkin benar… Dan juga, dia tidak memberitahuku siapa si gadis Cola itu. Apakah itu karena dia tidak ingin menyebutkan nama yang membuatnya begitu patah hati?
Meski demikian, gadis seperti apa yang membuat seorang pria yang hampir sempurna seperti He Jichen jatuh hati?