"Mm, iya, benar!" Tang Huahua lalu melanjutkan cerita Bo He, "Kata Xiaoyang, pria itu tampan dan membawa mobil Audi. Mobil He Xuezhang kan Audi. Bo He dan aku sudah dua kali naik mobil itu, jadi kami rasa Lin Ya pindah untuk tinggal bersama He Xuezhang."
"Ini bukan hanya dugaan—kami yakin akan hal itu." Dibandingkan dengan Tang Huahua, suara Bo He terdengar lebih tenang dan yakin. "Aku ingat ketika pergi ke pesta outdoor waktu itu, seseorang dari asrama He Xuezhang mengatakan bahwa dia hanya sesekali menginap di asrama karena dia memiliki apartemen sendiri. Katanya apartemen itu besarnya seperti sebuah mansion
Tentu saja, He Jichen bukan sekedar orang kaya biasa—Ia memiliki sebuah perusahaan tercatat yaitu He Enterprise. Ditambah lagi, sebuah mansion di jantung kota Beijing senilai sepuluh juta dolar. Dia bahkan mampu membeli sebuah Villa senilai milyaran dolar di kawasan perumahan elit yang ada di sisi utara kota Beijing.
Semenjak empat tahun yang lalu, segala hal yang ada hubungannya dengan He Jichen bukan lagi urusanku...
Raut wajah Ji Yi tidak berubah ketika ia mengambil satu stel pakaian ganti dan menuju kamar mandi.
Seperti pepatah, jangan percaya omongan orang sebelum kau melihatnya sendiri.
Sedikit atau banyak, wanita memang suka bergosip; Ji Yi hanya menanggapi percakapan Bo He dan Tang Huahua dengan setengah hati—siapa yang bisa menjamin kebenaran desas-desus itu? Hari berikutnya, ketika Ji Yi mengikuti kelas kebugaran di sore hari, ia mampir ke supermarket kampus untuk membeli sebotol air. Dalam perjalanan kembali, ia melihat Lin Ya dan He Jichen bersama-sama. Saat itulah ia menyadari bahwa apa yang digosipkan oleh Bo He dan Tang Huahua ternyata benar adanya.
Keduanya sedang berdiri berhadap-hadapan, membicarakan sesuatu.
He Jichen menundukkan kepala, memainkan kunci mobil yang ada di tangannya. Pemuda itu bersandar di mobilnya yang sesekali berkilau terkena cahaya matahari.
Seperti yang digambarkan oleh Tang Huahua dan Bo He; dia memang punya mobil Audi.
Ji Yi segera mengalihkan pandangannya dari He Jichen dan Lin Ya. Pada saat yang bersamaan, He Jichen yang sebelumnya selalu menunduk-- secara kebetulan mendongak dan melihat ke tempat Ji Yi berada.
Cahaya matahari cukup menyilaukan, jadi Ji Yi tidak yakin apakah dia berhalusinasi, tapi ia sepertinya melihat He Jichen tampak terkejut. Lalu pemuda itu tiba-tiba menegakkan tubuhnya, seakan hendak menghampiri Ji Yi.
Ji Yi spontan berlari ke arah lapangan olahraga.
Setelah menambah jarak sekitar lima puluh meter antara dirinya dan He Jichen, Ji Yi menoleh dan melihat bahwa He Jichen dan Lin Ya masih berdiri di tempat yang sama. Ia diam-diam menertawakan dirinya sendiri. Seperti yang diduganya, ia hanya salah lihat; untuk apa He Jichen menghampirinya? Tapi mobil Audi miliknya terlihat tidak asing, Ji Yi seperti pernah melihat mobil itu sebelumnya...
-
Akhir-akhir ini, He Jichen merasa kesal, terutama hari ini. Ketika mengemudikan mobilnya meninggalkan kampus, ia baru sadar bahwa korek apinya tertinggal di asrama, jadi ia mampir ke supermarket di dekat kampus untuk membeli gantinya. Begitu keluar dari mobil, ia dihadang oleh Lin Ya, yang sudah lama tidak dilihatnya.
Lin Ya berdiri di depannya, mengoceh tentang banyak hal. Tetapi ia tidak sungguh-sungguh mendengarkan gadis itu, jadi dia diam saja.