Chen Bai sangat takut sampai ia berhenti bernapas sejenak. Lalu ia segera turun dari ranjang dan menyalakan komputernya.
"Siap, Tuan He…"
Setelah Chen Bai mengatakan hal itu, He Jichen mengulangi semua instruksi yang ia katakan sebelumnya lewat telepon sekali lagi.
Khawatir bahwa Chen Bai melewatkan sesuatu, maka setelah mengulangi instruksinya, ia meminta Chen Bai untuk membaca ulang setiap kata dari catatannya. Baru setelah He Jichen yakin bahwa Chen Bai tidak melewatkan satu katapun, dia akhirnya menutup telepon.
-
Sementara itu di kamar Ji Yi, setelah selesai membersihkan diri, karena sudah menjadi kebiasaan, dia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada "He Yuguang." Dengan ponsel di tangan, Ji Yi menelusuri website Weibo sambil menunggu balasan dari "He Yuguang".
Malam sudah larut, jadi mungkin "He Yuguang" sudah tertidur, atau mungkin dia sedang sibuk. Ketika Ji Yi sudah kehabisan bahan bacaan di Weibo, dia belum menerima balasan dari "He Yuguang."
Setelah kembali dari Lijiang, dia dan "He Yuguang" selalu berbincang tiap malam sebelum tidur, tak peduli apa topiknya. Akan tetapi, malam ini tidak ada balasan, tidak seperti biasanya. Setelah meletakkan ponselnya, Ji Yi berusaha memejamkan mata, sambil membolak-balikkan badan cukup lama, tetapi tetap tidak bisa tidur.
Akhirnya, Ji Yi memutuskan untuk duduk dan menyalakan lampu samping ranjang. Gadis itu lalu turun dari ranjang dan berjalan ke arah jendela.
Malam sudah larut; semua orang di hotel mungkin sudah tidur. Meskipun jendela tertutup, suasana di dalam kamar begitu hening sehingga dia bisa mendengar suara desir angin di luar.
Ji Yi menatap pemandangan malam dari balik jendela sambil mengingat setiap kejadian kecil antara dia dan He Yuguang di awal mereka saling berkenalan hingga sekarang. Ia mengingat kembali kata-kata yang dibacanya di kamar He Jichen: "Kau tidak pernah sendiri, kau masih memilikiku" dan sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.
Baik di masa mudanya dulu, ataupun sekarangꟷKak Yuguang selalu membuatnya merasa aman.
Misalnya, ketika SMA, buku pelajarannya dipenuhi tanda pada pokok-pokok penting…
Misalnya juga, selama tiga tahun dia berada dalam koma, "He Yuguang" mengunjunginya pada tanggal delapan belas setiap bulannya…
Semakin Ji Yi memikirkan hal itu, semakin matanya dipenuhi dengan kebahagiaan, dan hatinya semakin hangat.
AKan tetapi, perasaan yang indah itu tidak bertahan lama; ketika dia memikirkan tentang He Yuguang, dia juga teringat di mana dia berada ketika membaca kembali pesan dari He Yuguangꟷdia sedang berada di kamar He Jichen. Pada akhirnya, tanpa sadar ia memikirkan He Jichen.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Han Zhifan sampai membuatnya begitu sedih? Malam ini, pemuda itu menunjukkan sisi dirinya yang sangat berbeda dari He Jichen yang biasa dikenalnya.
Dia ternyata memiliki sisi yang begitu rapuh hingga meminta sebuah pelukan darinya.
Meskipun sudah beberapa jam berlalu, ketika Ji Yi teringat kembali akan permintaan He Jichen, ia masih merasa seakan ada seseorang yang menusuk jantungnya; rasa sakit yang tak tertahankan menyerangnya.
Ji Yi berusaha keras menekan perasaan menyakitkan itu, tetapi ia tak kuasa untuk tidak kembali memikirkan pelukan mereka malam itu.
Ji Yi sudah mandi dan bahkan mengganti pakaian yang tadi ia kenakan ketika berpelukan dengan pemuda itu, tetapi dia masih bisa merasakan kehangatan tubuhnya.
Jemarinya tiba-tiba gemetaran, dan napasnya menjadi tidak beraturan.
Aneh sekali; pelukan itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya untuk menenangkan pemuda itu saja ketika dia sedang begitu terpukul, jadi mengapa aku begitu terpengaruh oleh pelukan itu?