Sebelum sang pelayan selesai bicara, He Jichen menyahut, "Aku yang menelepon tadi" dari dalam kamar.
Pelayan itu berhenti, menoleh, dan melihat ke arah He Jichen yang berdiri di samping ranjang. Sedetik kemudian, dengan sopan dia bertanya, "Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Pandangan He Jichen terpaku pada Ji Yi seolah dia tidak harus menjawab pertanyaan sang pelayan.
Setelah beberapa waktu berlalu, sang pelayan ragu apakah He Jichen mendengar apa yang dikatakannya. Ketika ia bersiap hendak mengulang pertanyaannya, He Jichen perlahan berkedip dan mengalihkan pandangan dari Ji Yi ke arah pelayan itu, kemudian berkata dengan suara datar, "Bisa tolong buang sampah dari kamar ini?"
Setiap sore, pihak hotel mengirimkan pelayan untuk membersihkan kamar, tetapi Ji Yi tidak punya terlalu banyak sampah di kamarnya… Ji Yi mengerutkan kening dan tidak dapat menahan diri untuk menoleh pada He Jichen dengan keheranan.
Sang pelayan terlihat tak kalah bingungnya dengan Ji Yi, tetapi dia tidak akan pernah menolak permintaan seorang pelanggan. Begitu He Jichen memintanya, dia segera tersenyum, memberinya anggukan kecil dan berkata "Ya" sebelum kemudian memasuki kamar Ji Yi.
Sang pelayan hotel itu pertama-tama berjalan ke arah meja dapur dan membersihkan sampah di sampingnya, kemudian dia hendak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sampah di sana juga. Mendadak, He Jichen memanggilnya, "Bukan itu. Ini!"
Sambil berkata demikian, He Jichen mengambil dua langkah lebar ke arah tumpukan minuman tonik yang dibawa Qian Ge dan memberi isyarat dengan dagunya hingga terlihat oleh sang pelayan.
Ini… Ini adalah sampah? Itu kan produk-produk minuman bernutrisi berkualitas tinggi yang jelas belum dibuka… Kedua mata sang pelayan terbelalak lebar sembari menatap He Jichen seakan tak percaya.
Ji Yi dan Qian Ge sama terkejutnya sembari masih berdiri di depan pintu.
Semakin sang pelayan hotel memikirkannya, semakin dia bertanya-tanya apakah yang didengarnya itu benar. "Tuan, anda ingin saya membuang semua minuman tonik ini?" tanya sang pelayan untuk memastikan.
"Minuman tonik?" He Jichen terdengar seakan baru mendengar sesuatu yang sangat lucu. Senyuman mengejek tampak di bibirnya ketika dengan tega dia berkata, "Barang-barang yang dibawa oleh manusia sampah tentunya hanyalah sampah!"
Qian Ge-lah yang membawa minuman-minuman tonik itu. Kata-kata He Jichen jelas ditujukan untuk menghina Qian Ge… Ji Yi spontan menoleh pada Qian Ge yang berdiri di luar pintu.
Wajahnya dipenuhi kejengahan dan dia mengatupkan bibir rapat-rapat, berusaha untuk tetap bersikap tenang dan tidak kehilangan kendali.
Karena sang pelayan hanya mematung di tempat, alis He Jichen yang rupawan itu bertaut dan dia berkata dengan tidak sabar, "Bergegaslah! Cepat buang sampah ini. Hanya dengan melihatnya saja aku sudah mau muntah!"
Sang pelayan segera meletakkan kantung sampah di tangannya dan menghampiri tumpukan minuman tonik itu. Ia berjongkok dan mulai berbenah.
Karena rasa sakit di pinggangnya, Ji Yi bersandar di dinding dekat pintu. Ketika mendengar suara sang pelayan yang sedang berbenah, Ji Yi tidak dapat menahan diri dan berbalik masuk kembali ke dalam kamar. Pertama-tama ia memandang sekilas pada sang pelayan, kemudian pandangannya tertuju pada He Jichen, yang berdiri di sisi lain ruangan.
Pria itu memperhatikan sang pelayan bekerja dengan aura keangkuhan seperti biasa. Ketidaksabaran yang tersirat di wajahnya sepertinya menghilang ketika melihat pelayan itu berbenah.
Hanya dengan melihat ke arah pemuda itu, hati Ji Yi menjadi gugup.