Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 233 - Ji Yi, Maafkan Aku (3)

Chapter 233 - Ji Yi, Maafkan Aku (3)

Ji Yi mendadak membuka mata lebar-lebar dan pikirannya tiba-tiba kosong seakan titik kelemahannya telah ditotok.

Yang menciumnya adalah seorang pria. Ciuman itu hanya berupa kecupan ringan karena sedetik kemudian, dia sudah melepaskan bibir Ji Yi.

Ji Yi tertegun karena kecupan yang tiba-tiba itu. Dia belum tersadar kembali ketika pria itu bergerak dari bibirnya, menuju telinga gadis itu.

Meskipun sekeliling mereka ramai, Ji Yi masih dapat mendengar bisikan dan ciuman di antara dentingan lonceng. Dia bahkan dapat mendengar pria itu berkata pelan dalam bisikan tertahan, "Sebenarnya aku tidak terlalu buruk. Apakah kau mau mencoba untuk jatuh cinta padaku? "

Detik itu juga setelah pria itu selesai berbicara, ia mengecup kening Ji Yi.

Bibirnya begitu lembut dan hangat ketika menyentuh wajahnya dan berdiam di sana selama satu detik. Lelaki itu mendesah penuh penyesalan karena waktu berlalu begitu cepat, seakan ia tidak ingin pergi.

Sedetik kemudian, dia menarik bibirnya dari kening Ji Yi dan melepaskan pergelangan tangannya. Dia mundur dua langkah ke belakang dan menghilang di tengah kerumunan, meninggalkan Ji Yi yang berdiri di sana, masih tertegun.

Lonceng Permohonan akhirnya berhenti berdenting dan lampu kembali menyala.

Belum terbiasa dengan adanya cahaya terang, Ji Yi mengerutkan kening sembari menyadari bahwa ada orang asing yang mencuri ciuman selama lima detik darinya ketika lampu dipadamkan.

Dia sontak membuka mata dan mencari-cari di sekelilingnya.

Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, dan tak ada seorangpun dari mereka yang terlihat seperti orang yang baru saja mengecupnya tadi.

Mungkinkah itu hanya bagian dari imajinasiku?

Ji Yi memikirkan hal itu dan mengangkat jari untuk menyentuh bibirnya. Kehangatan ciuman lelaki itu masih tertinggal.

Hal itu membuktikan bahwa dalam waktu lima detik itu, seseorang memang benar-benar telah menciumnya...

Sayang sekali ciuman itu sangat singkat dan dia terlalu terkejut sehingga tidak memperhatikan aura yang ditimbulkan oleh pria itu.

"Xiao Yi? Mengapa kau melamun? Kita akan naik!" Ketika lonceng permohonan berhenti berdenting, kerumunan orang itu mulai berpencar. Tang Huahua hendak pergi ke lantai atas dan baru saja maju dua langkah ketika menyadari bahwa Ji Yi mematung di tempatnya berdiri, maka ia pun memanggil gadis itu.

Ji Yi segera merespon panggilan Tang Huahua. Ia lalu membalikkan badan dan menghampiri Tang Huahua. Baru maju dua langkah, ia mendadak teringat kembali pada apa yang dikatakan oleh pria itu selama lima detik ketika lonceng permohonan berdenting.

Benaknya kembali memikirkan kata-kata itu lagi dan ia bergumam pelan, "Sebenarnya, aku tidak terlalu buruk. Apakah kau mau mencoba jatuh cinta padaku?"

Ji Yi berbicara dengan sangat pelan, sehingga Tang Huahua, yang berada cukup jauh darinya hanya bisa melihat ia berkomat-kamit tanpa suara. Gadis itu memanggilnya lagi, "Xiao Yi, kau bilang apa?"

Tenggelam dalam pemikirannya, Ji Yi tidak bersuara. Sambil melangkah menghampiri Tang Huahua, ia mengangkat tangan dan menyentuh bagian tengah keningnya, di mana pria itu menciumnya. Ketika teringat saat-saat pria itu pergi meninggalkannya, Ji Yi menghela napas. Tiba-tiba, langkahnya terhenti dan rasa sakit yang menyengat menyerang hatinya, seakan baru saja ditusuk dengan jarum.

Aneh sekali. Bagaimana mungkin pria itu bisa membuatku merasa sangat sedih dan terluka?

Siapa dia sebenarnya? Mengapa dia mengatakan hal itu padaku?

"Xiao Yi? Xiao Yi?" Melihat Ji Yi melamun lagi, Tang Huahua berjalan kembali ke sisinya dan menarik lengan gadis itu. Ketika mereka berjalan menaiki tangga ke lantai dua, Tang Huahua bertanya, "Kau ini kenapa?"