Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 232 - Ji Yi, Maafkan Aku (2)

Chapter 232 - Ji Yi, Maafkan Aku (2)

Ji Yi tidak yakin apakah He Jichen sudah menatapnya sejak awal, atau kebetulan saja dia menoleh kepada Ji Yi, tetapi pandangan mata mereka bertemu.

Untuk sesaat, jantung Ji Yi berpacu tak karuan. Gadis itu kemudian berpura-pura bahwa dia hanya kebetulan saja melihat ke arah He Jichen, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan.

Mungkin karena pandangan mereka bertemu, pikiran Ji Yi kembali teringat pada anggukan He Jichen tadi. Tanpa disadari, jarinya menekan kertas yang dia simpan di atas meja.

Setelah menyelesaikan ronde pertama dari permainan itu, orang-orang mulai berpikir bagaimana mereka akan memulai ronde kedua.

Ketika semua orang saling menyumbangkan saran, ponsel He Jichen berdering.

Dia menarik ponsel dan melihat pada layar. Tanpa meninggalkan ruangan, dia langsung menerima panggilan itu.

Tanpa mengetahui apa yang dikatakan dari seberang telepon, semua orang mendengar He Jichen menjawab, "Aku mengerti, aku segera ke sana." Kemudian dia menutup telepon, berdiri dan mengambil jaket di sandaran kursinya sambil berbicara pada semua yang hadir, "Ada sesuatu yang harus kulakukan, aku akan pergi dulu."

He Jichen mendongak dan melihat ke arah Ji Yi. Dia mendengar semua orang mengucapkan selamat tinggal: "Bye, Kak Chen " dan "Hati-hati di jalan, Kak Chen," ketika pemuda itu melangkah keluar dari ruang pesta.

Segera setelah He Jichen pergi, pelayan membuka pintu dan datang dengan senyuman merekah, menyela permainan baru mereka. "Lonceng permohonan akan dibunyikan di restoran. Jika ada yang tertarik, silahkan datang ke lobi di lantai pertama untuk mengucapkan permintaan di depan lonceng permohonan."

Lonceng permohonan tersebut adalah ciri khas restoran hot pot itu. Kabarnya sang pemilik restoran adalah ahli tafsir kartu tarot yang menawarkan untuk membaca tarot selama satu jam setiap harinya. Ia juga akan membunyikan lonceng permohonan selama lima detik sewaktu-waktu.

Dalam lima detik itu, lampu restoran dipadamkan. Jika seseorang mencium orang yang disukainya dengan tulus dan mengaku padanya dalam kegelapan ketika lampu dimatikan, mereka pasti bisa bersama suatu hari nanti.

Mungkin karena tema lonceng permohonan itu adalah cinta, banyak murid dari B-Film yang datang untuk mencobanya. Selain itu, ada beberapa pemuda dan pemudi yang menjadi pasangan setelah melakukan ritual ini dan seiring berjalannya waktu, lonceng permohonan itu menjadi tempat yang sakral bagi orang-orang untuk menyatakan perasaannya.

Karena lonceng permohonan dibunyikan pada saat yang tidak ditentukan, tidak ada jaminan bahwa lonceng akan berbunyi ketika kau sedang makan di restoran itu. Karena semua orang yang hadir mendapatkan kehormatan untuk mengalaminya hari ini, banyak dari para tamu turun untuk melihat.

Ji Yi pernah mendengar tentang lonceng permohonan itu tetapi tidak pernah menyaksikannya dibunyikan sebelumnya, jadi dia juga sedikit penasaran. Dia turun bersama dengan Tang Huahua dan Bo He.

Hanya tersisa waktu lima menit sebelum lonceng permohonan dibunyikan, karenanya area di sekitar lonceng sudah dipenuhi para pengunjung yang berkumpul di depannya.

Cukup banyak orang yang ingin menonton ritual lonceng permohonan itu. Mereka datang dengan ekspresi penuh antusias, dan ada juga yang menyeret pasangannya, sambil terus berbicara tanpa henti.

Waktu terus berlalu, dan restoran itu semakin hening. Ketika tempat itu berubah menjadi gelap gulita, lonceng permohonan berdenting pada detik terakhir, dan sekeliling mereka menjadi hening.

Ketika lonceng berdenting, "Ding!——" Ji Yi mendengar samar-samar suara orang berciuman di sekitarnya.

Tempat itu gelap gulita sehingga Ji Yi tidak dapat melihat apapun, tetapi ia masih menoleh ke arah datangnya suara. Tiba-tiba saja, sebelum Ji Yi menyadari apa yang terjadi, seseorang meraih pergelangan tangannya.

Ji Yi spontan ingin memberontak, tetapi orang itu seakan sudah mengantisipasi gerakannya, maka ia pun menarik tangan Ji Yi kuat-kuat. Gadis itu pun terhempas ke depan orang itu.

Sebelum Ji Yi dapat bereaksi, tengkuknya didongakkan. Sepasang bibir yang hangat dan lembut mendarat di bibirnya...