Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 212 - Satu-satunya Orang Yang Tak Pernah Melupakannya (2)

Chapter 212 - Satu-satunya Orang Yang Tak Pernah Melupakannya (2)

Jemari Ji Yi yang memegang sumpit gemetaran, sehingga tanpa sengaja ia melontarkan makanan dari piringnya ke piring "He Yuguang".

He Jichen sontak mengalihkan pandangan dari makanannya kepada Ji Yi.

Kuatir "He Yuguang" akan mengetahui perasaannya dari ekspresi wajahnya, maka sebelum mata mereka bertemu, Ji Yi buru-buru menunduk, melihat sisa makanan di piringnya.

Ia mencoba terlihat acuh tak acuh ketika mengambil makanan dan melanjutkan menyantapnya.

Melihat gadis itu bertingkah biasa saja, He Jichen tidak terlalu memikirkan apa yang barusan terjadi dan lantas mengalihkan pandangan untuk kembali melahap makanannya.

Ji Yi menunggu degup jantungnya yang berpacu kencang mereda, kemudian ia mencuri pandang ke arah "He Yuguang."

Pemuda itu sedang meminum kopi dengan raut wajah hangat seakan tidak menyadari kecelakaan kecil barusan.

Seiring dengan debaran jantungnya yang mulai menjadi normal, ia meletakkan sumpitnya karena sudah merasa kenyang. Sambil melihat ke arah "He Yuguang" gadis itu berkata dengan suara pelan, "Kak Yuguang, aku sebenarnya baik-baik saja. Kau sungguh tidak perlu jauh-jauh datang kemari."

He Jichen meminum kopinya dengan santai, lalu meletakkan cangkir untuk mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Jari-jarinya bergerak beberapa kali, kemudian dia menyodorkan ponselnya pada Ji Yi.

Setelah mengambil ponsel itu, Ji Yi melihat dua patah kata pada layar: "Aku mengkhawatirkanmu."

Sesaat jemari Ji Yi bergetar, membuat ponsel di tangannya terjatuh dan menghantam lantai.

Dalam kepanikannya, Ji Yi buru-buru mengambil ponsel itu dan menggenggamnya erat sembari melihat ke arah "He Yuguang." Ketika pandangan mereka bertemu, Ji Yi tidak dapat menahan diri dan memalingkan wajahnya.

Kedua kata itu terlalu terus terangꟷsehingga Ji Yi tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Pandangannya menjadi ragu untuk sesaat dan ia memaksakan diri untuk bisa tersenyum dengan tenang. "Oh ya, Kak Yuguang, aku masih harus berterima kasih padamu. Aku ..."

Di tengah perkataannya, Ji Yi mendadak tidak tahu bagaimana melanjutkannya. Ia merasakan jantungnya berpacu semakin kencang seolah hendak melompat keluar dari rongga dadanya. Saat melihat sekilas pada tempat tidur dari sudut matanya, gadis itu lalu berpikir bagaimana He Yuguang bergegas datang dan menghabiskan waktu semalaman, jadi dia mungkin belum sempat istirahat. Tiba-tiba Ji Yi mendapat sebuah ide, dan kemudian melanjutkan berbicara, "...Aku sudah tidur lama sekali, jadi aku cukup istirahat. Yuguang Ge, kau pasti kurang istirahat semalaman karena buru-buru ke sini. Sekarang setelah kau makan, bagaimana jika kau membersihkan diri, lalu beristirahat?"

He Jichen tidak menolak tawaran baik Ji Yi dan merespon dengan pelan "Mm." Ia mengangkat cangkir kopi dari meja dan menghabiskan isinya sebelum pergi ke kamar mandi.

Setelah membersihkan diri, He Jichen melangkah keluar dengan telah berganti pakaian yang nyaman. Ia menoleh pada Ji Yi tanpa bersuara dan segera merebahkan diri di ranjang kelelahan. Ia menarik selimut menutupi tubuhnya, dan segera tertidur tak lama kemudian.

Ji Yi tak berani menonton TV karena kuatir akan membangunkan "He Yuguang" dari tidurnya, maka ia pun lantas mengeluarkan naskah "Three Thousand Lunatics" dan membacanya dari awal hingga akhir.

Setelah berdiam di posisi yang sama untuk waktu yang lama, Ji Yi juga merasa sedikit lelah.

Ia pun meletakkan ponselnya dan menggosok lehernya yang penat. Matanya tanpa sengaja tertuju pada "He Yuguang" yang sedang tertidur di ranjang.