Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 205 - Hak Untuk Menemuimu (5)

Chapter 205 - Hak Untuk Menemuimu (5)

"Tuan He, Nona Ji Yi sudah sampai di hotel bersama saya dan istri saya. Sekarang Pak tua Zhang sedang memeriksa pergelangan kakinya."

"Tuan He, baru saja, saya diam-diam pergi ke dekat pintu kamarnya dan mendengar Pak tua Zhang mengatakan bahwa otot dan tulang Nona tidak sampai terluka."

He Jichen berdiri di depan jendela ruang tunggu VIP Bandara yang tinggi dan menatap sebuah pesawat yang hendak melakukan pendaratan. Satu tangan He Jichen sedang menggenggam ponsel untuk mendengarkan panggilan, dan tangan lainnya sedang mengambil rokok. Ia meletakkan rokok itu di bibir dan mengambil pemantik api, tetapi ketika baru saja hendak menyalakan rokoknya, ia mendengar pria dari seberang telepon menceritakan apa yang sedang terjadi. "Sekarang Pak tua Zhang sedang mengolesi krim penghilang memar. Beliau mengatakan bahwa nona akan bisa berjalan normal setelah dua hari."

He Jichen menyimpan kembali pemantiknya, mengeluarkan rokok dari mulut, dan dengan datar berbicara melalui ponselnya: "Mhm," untuk mengindikasikan bahwa ia mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu.

"Tuan He, Pak tua Zhang sudah mengoleskan obatnya. Sepertinya nona jatuh, karena lututnya sedikit terluka. Pak tua Zhang sedang membantu mensterilkan lukanya..." Mereka yang berada di kamar hotel itu sudah hampir selesai, karenanya pria itu tahu bahwa sudah saatnya mereka pergi. Baru ketika ia hendak berpamitan pada He Jichen, terdengar suara manis seorang wanita dari sisi telepon He Jichen. "Tuan He, pesawat pribadi anda sudah berada di posisi. Anda dapat naik pesawat sekarang."

Pria itu membatalkan apa yang ia ingin katakan, dan sebaliknya bertanya, "Tuan He, ini sudah larut malam. Anda masih ingin naik pesawat? Hanya untuk..."

Di tengah kalimat, pria itu seakan baru teringat sesuatu dan mengubah apa yang hendak dikatakannya. "...Tuan He, apakah anda hendak pergi ke Lijiang?"

He Jichen tidak malu-malu untuk menjawab dengan jujur "Mhm."

"Nona Ji Yi sungguh baik-baik saja. Jika anda kuatir, saya dan istri saya bisa tinggal bersamanya besok. Bukankah anda sibuk di sana? Anda tidak perlu buru-buru kemari malam ini juga..."

Sebelum pria itu selesai membujuknya, He Jichen tiba-tiba bertanya, "Dia tidak tahu bahwa aku yang mengatur agar kalian bisa berada di sana, kan?"

"Tidak, dia tidak tahu. Saya tidak menyebutkan nama anda, seperti yang anda minta. Saya hanya mengatakan bahwa Tuan He meminta kami untuk datang..."

"Terima kasih," jawab He Jichen datar. Dia terdiam sesaat, lalu menambahkan, "Akan kututup telponnya." Ia bahkan tidak menunggu jawaban pria itu sebelum mengakhiri panggilan. Ia memencet rokoknya dan mengikuti pramugari melalui jalur VIP untuk naik pesawat.

Setelah duduk di kursinya, He Jichen memasang sabuk pengaman dan menunggu hingga pesawat lepas landas. Ketika pesawat sudah terbang stabil di udara, seorang pramugari yang bertubuh tinggi dan ramping menghampirinya, menawarkan menu. "Tuan He, apakah ada yang ingin anda pesan?"

He Jichen tidak mengambil buku menu, tetapi berkata dengan suara datar, "Segelas air dingin." Kemudian dia menyesuaikan tempat duduknya ke posisi paling nyaman dan memejamkan mata.

Sang pramugari segera membawa segelas air dingin, tetapi karena melihat mata He Jichen terpejam, ia mengira pemuda itu tertidur maka ia tidak mengganggunya. Wanita itu dengan hati-hati meletakkan gelas air di hadapannya, dan memadamkan lampu yang berada di atas kepalanya sebelum pergi.

He Jichen terus memejamkan mata untuk beristirahat sejenak sebelum kelopak matanya kembali terbuka dan meraih gelas air itu. Setelah meneguk setengah gelas, ia meletakkan kembali gelasnya dan menoleh ke luar jendela, menatap langit malam yang gelap gulita. Bintang-bintang berkelap-kelip dengan indahnya dan bulan bersinar dengan terang.

Ia menatap pemandangan malam yang indah itu dan mendadak teringat kembali akan pesan-pesan WeChat yang dikirimkan oleh Tang Huahua empat jam yang lalu...

...

Karena "Three Thousand Lunatics" hendak memulai syuting kurang dari sebulan lagi, He Jichen hanya makan malam bersama keluarganya untuk merayakan Tahun Baru Cina sebelum berangkat lagi dengan pesawat malam kembali ke Beijing.