Malam ini, ia sebenarnya berencana menemui tim produksi "Three Thousand Lunatics" untuk mendiskusikan naskah, tetapi setelah berbicara dengan semua orang sebentar, ponselnya berdering.
Karena itu adalah pengingat pesan WeChat, dia tidak terlalu merisaukannya. Mengira bahwa itu bukan sesuatu yang penting, ia menyetel ponselnya pada mode diam dan melanjutkan rapat.
Setelah sekitar setengah jam, ponsel di sakunya mulai bergetar.
Ia tahu bahwa itu adalah sebuah panggilan masuk, maka ia pun menarik ponselnya sambil terus menunjukkan bagian-bagian di mana naskah dapat diperbaiki pada orang-orang di sekelilingnya.
Selagi berbicara, ia menundukkan kepala dan melirik ke arah layar ponsel dan melihat nama "Tang Huahua." Ia mengerutkan kening, dan merasa sedikit heran. Mengapa Tang Huahua mencari-carinya di malam tahun baru?
He Jichen segera memencet tombol untuk menerima panggilan itu. Ketika selesai menyampaikan apa yang perlu ia sampaikan dalam rapat, ia mengangkat ponsel ke telinganya dan berkata dengan sambil lalu, "Halo?"
Segera setelah Tang Huahua mendengarnya bicara, gadis itu berkata dengan panik, "He Xuezhang, aku tidak bisa menghubungi Xiao Yi. Aku kuatir dia terlalu menganggap serius permasalahannya dan sesuatu terjadi padanya..."
Ketika He Jichen mendengar kata "Xiao Yi," dia mendadak berhenti melingkari naskah dengan pena. Detik selanjutnya, ia meminta maaf pada semua yang hadir dalam ruangan, lalu mendorong kursinya ke belakang dan keluar dari ruang meeting dengan ponsel di teling.
Ketika sampai di tempat yang sepi, He Jichen lantas melanjutkan pembicaraan di telepon, "Apa yang terjadi?"
"Si Lin Ya mengirim foto Xiao Yi di Moments, lalu mulai mengatakan hal-hal yang jelek. Aku memberitahu Xiao Yi tentang hal itu, lalu ia mulai mengabaikanku. Aku takut dia merasa sedih, jadi aku terus mengiriminya pesan untuk menghiburnya, namun dia tidak pernah menjawab. Aku agak khawatir, jadi aku meneleponnya, tapi tidak ada yang mengangkat..."
Dari seberang telepon, Tang Huahua berbicara cukup lama, tetapi He Jichen langsung mengerti duduk permasalahannya. "Foto macam apa yang dikirim si Lin Ya?"
"Setengah jam yang lalu, aku mengirimkannya padamu lewat WeChat..."
Ketika Tang Huahua masih sedang berbicara, He Jichen menutup telepon tanpa berkata apapun dan membuka WeChat.
Ia mengabaikan pesan-pesan tak terbaca lainnya tetapi mencari nama Tang Huahua dan membuka pesannya.
Screenshot yang pertama membuat pandangan He Jichen berubah dingin. Pemuda itu berdiam diri di tempat sambil menggeser layar untuk memeriksa semua screenshot dengan ekspresi wajah yang semakin suram. Setelah selesai, ia tampak sangat frustrasi.
Lin Ya ternyata tidak berubah sedikitpun, dan ia berani melakukan sesuatu seperti ini terhadap Ji Yi?!
Sekilas kemarahan melintas di mata He Jichen. Detik berikutnya, ia menemukan nomor Ji Yi dan meneleponnya.
Dibandingkan dengan Lin Ya, Ji Yi adalah prioritasnya...
Tetapi ketika ia menelepon Ji Yi, panggilannya terputus.
Ia mencoba sampai beberapa kali tanpa hasil. Ketika ia berpikir bahwa ada yang salah dengan ponselnya, ia tiba-tiba teringat bahwa Ji Yi telah memblokir nomornya karena apa yang terjadi di hotel Four Seasons.
He Jichen meletakkan ponselnya dan kembali ke ruang meeting. Ia memanggil sekretarisnya, ingin meminjam ponsel, tetapi kemudian teringat bahwa Ji Yi saat ini pasti merasa sangat sedih karena apa yang telah ditulis Lin Ya di Moments.
Ia melihat Ji Yi pada hari yang sama ketika gadis itu meninggalkan kampus untuk liburan musim dingin. Saat Ji Yi melihatnya, ia memalingkan muka, jadi itu berarti Ji Yi jelas-jelas tidak ingin berurusan dengannya.