Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 198 - Aku Berharap Kau akan Selamanya Tersesat Dan Datang Kepadaku (8)

Chapter 198 - Aku Berharap Kau akan Selamanya Tersesat Dan Datang Kepadaku (8)

Kemacetan di depannya mulai berkurang, tetapi deretan mobil di belakang He Jichen tidak dapat bergerak maju karena terhalang mobilnya. Mereka terus membunyikan klakson, tetapi He Jichen masih larut dalam lamunannya.

Seseorang akhirnya keluar dari mobil dan menghampirinya. Orang itu menepuk pundaknya dan mengingatkannya dengan suara yang kasar, "Hey, bro! Berhentilah menghalangi jalan, oke?"

Merasakan seseorang menyentuhnya, He Jichen perlahan mengalihkan pandangan dan menoleh pada orang itu. Akhirnya pemuda itu menyadari apa yang terjadi, dan meminta maaf sebelum akhirnya buru-buru memasuki mobil dan mengemudikannya pergi.

Setelah sekitar sepuluh menit, jari-jari He Jichen pada roda kemudi gemetaran, dan dia menghentikan mobilnya di tepi jalan. Kemudian ia meletakkan telapak tangannya di atas dadanya yang terasa sakit, dan bersandar pada kemudi.

Maaf, aku sungguh-sungguh minta maaf... Meskipun He Jichen tahu berapa kali pun ia meminta maaf, itu tidak akan mampu membayar rasa sakit yang ia sebabkan pada Ji Yi. Selama ini ia hanya bisa terus mengulangi kata-kata itu dalam mimpinya.

-

Selama setengah bulan pertama dalam liburan musim dingin itu, Ji Yi selalu berada di rumah. Ia menghabiskan waktu dengan makan dan tidur, bermalas-malasan.

Biasanya di Tahun Baru Imlek, Ji Yi menghabiskan waktunya di Beijing. Tahun ini, Ibu Ji Yi terbawa suasana liburan dan berencana mengajak sekeluarga menikmati kehangatan musim semi di Hainan.

Pada Tahun Baru Imlek, keluarga Ji Yi terbang dengan Hainan Airlines dari Beijing ke Hainan.

Karena Tahun Baru sudah dekat, penerbangan sangat padat, maka keberangkatan pesawat keluarga Ji tertunda selama setengah jam. Ketika mereka akhirnya mendarat di Hainan, sudah jam delapan malam.

Ayah Ji Yi menyewa sebuah mobil. Setelah mengambil bagasi dan keluar dari bandara, mereka melihat seorang sopir membawa papan nama menjemput mereka.

Di dalam taksi, terpasang sebuah televisi yang menyiarkan kabar entertainment terbaru.

Ji Yi dan Ibunya duduk di kursi belakang, menikmati udara yang hangat. Karena agak lelah setelah cukup lama berada di dalam pesawat, Ji Yi memejamkan matanya untuk beristirahat.

Mobil baru melaju selama sepuluh menit ketika Ibu Ji Yi tiba-tiba menyikut lengan anak gadisnya.

Ji Yi membuka mata dan melihat Ibunya menunjuk ke TV di dalam mobil.

Ji Yi otomatis menoleh ke arah TV, dan sebelum ia melihat apa yang diberitakan, ia mendengar Ibunya berkata, "Xiao Yi, lihat! Bukankah itu adalah Jichen?"

Ketika Ibu Ji Yi berbicara, poster film "The Palace" yang syuting di bulan Oktober adalah hal pertama yang dilihat Ji Yi melalui siaran itu. Kemudian ia segera menyadari bahwa hari itu adalah hari tayang perdana "The Palace."

Di depan poster tersebut, berdiri beberapa orang. Ji Yi segera melihat He Jichen yang berdiri tinggi dan gagah dalam setelan jasnya.

Di sampingnya ada Sutradara Liang yang sedang berbicara di depan mic.

TV di dalam mobil tidak memperdengarkan suara, maka Ji Yi membaca alih bahasanya, dan mengetahui bahwa Sutradara Liang hanya sedang mengatakan beberapa kata harapan agar semua orang dapat mendukung "The Palace", dan lain sebagainya.

Sang kameramen mungkin beranggapan bahwa He Jichen terlihat sangat menawan, maka ia lebih mempertontonkan pemuda itu lewat layar kaca. Ji Yi terpaku melihat He Jichen yang sudah lama tidak dilihatnya.

Ibu Ji Yi tidak menyadari ada yang aneh dengan putrinya dan terus berbicara di samping Ji Yi, "Jadi Jichen datang ke Beijing untuk syuting film. Kalau begitu, Ji Yi, bukankah ini ada hubungannya dengan karirmu? Mengapa kau tidak menghubungi Jichen? Kulihat dia cukup sukses. Siapa tahu mungkin dia bisa membantumu..."