"...Ha? Tunggu dulu. Bukankah film yang dulu kamu ikut syuting di musim gugur itu berjudul "The Palace"? Itu berarti, kau berada di tim produksi yang sama dengan Jichen... Kalau begitu Ji Yi, bagaimana hubunganmu dengan Jichen?"
Setelah Ibu Ji Yi berbicara panjang lebar dan tidak mendapat tanggapan dari Ji Yi, ia akhirnya berbicara lebih keras. "Xiao Yi, ibu sedang bertanya padamu?!"
"Baik..." jawab Ji Yi setengah hati. Ia menoleh dan menatap ke luar jendela.
Mereka semakin menjauh dari daerah pantai, dan angin semakin kencang, maka Ji Yi menaikkan kaca jendela.
Ji Yi dapat melihat dengan jelas pantulan layar televisi di dalam mobil dari kaca jendela. Video itu diputar ulang tanpa henti, dan sesekali, ia melihat premier serial "The Palace."
...
Ketika mereka sampai di hotel, Ji Yi tidak berlama-lama di dekat ibu dan ayahnya, tapi langsung menuju kamar.
Ji Yi tidak yakin apakah karena ia melihat He Jichen di TV, ia merasa agak sedih, maka ia pun berbaring di ranjang dan melamun cukup lama sebelum akhirnya tertidur.
Tahun ini, tidak ada tanggal tiga puluh di akhir bulan, maka tanggal dua puluh sembilan adalah malam Tahun Baru Imlek.
Ayah Ji Yi memesan tempat untuk makan malam keluarga di sebuah yacht, maka setelah tertidur sampai sore hari, Ji Yi lantas mandi dan pergi menuju yacht untuk menemui kedua orangtuanya.
Setelah makan malam bersama keluarga, Ji Yi tidak mengganggu orangtuanya dan diam-diam pergi ke atas dek kapal untuk menikmati angin laut.
Seseorang sedang menyalakan kembang api di tepi pantai. Di langit malam yang cerah, di atas laut, indahnya kembang api lantas terlihat.
Ji Yi memasang headphone di telinganya dan mendengarkan musik sambil memandang pertunjukan kembang api itu untuk waktu yang lama. Tiba-tiba, musik yang didengarkannya terhenti, dan digantikan oleh bunyi "ding." Setelah dua detik, musik kembali terdengar.
Ji Yi tahu ia telah menerima sebuah pesan. Ia tetap melanjutkan menikmati tontonan kembang api yang sangat cantik itu untuk beberapa saat lagi sebelum mengangkat ponsel dan membuka kunci layarnya.
Pesan itu dikirim oleh "He Yuguang" lewat WeChat untuk merayakan Tahun Baru: "Selamat Tahun Baru, Manman."
Meskipun Ji Yi menahan diri agar tidak menjadi terlalu dekat dengan He Yuguang, ketika menerima ucapan itu, ia menjawab dengan sopan: " Kak Yuguang, Selamat Tahun Baru."
Ji Yi menerima pesan lagi dari "He Yuguang", beberapa detik setelah ia membalas pesan pemuda itu: "Manman, kau sedang apa?"
Ji Yi: "Nonton kembang api."
"He Yuguang": "Apa kau sudah makan malam jamuan Tahun Baru?"
Ji Yi: "Ya, sudah."
"He Yuguang": "Apa menunya?"
"..."
Ji Yi tidak menanyakan apapun pada He Yuguang, tapi dia menjawab apapun yang ditanyakan oleh He Yuguang. Mereka bercakap-cakap sebelum akhirnya Ji Yi berpamitan dengan alasan, "Ibu dan Ayah memanggilku untuk melakukan sesuatu" dan mengakhiri percakapannya dengan "He Yuguang".
Sebelum Ji Yi dan orangtuanya mengunjungi Hainan, mereka telah merundingkan bahwa mereka bertiga akan makan bersama saat malam Tahun Baru. Keesokan harinya, Ji Yi akan pergi ke Lijiang agar kedua orangtuanya bisa menghabiskan waktu di Hainan berdua saja.
Maka dari itu, di pagi pertama Tahun Baru yang cerah, Ji Yi bergegas menuju bandara udara untuk terbang ke Lijiang.
Sesampainya di Lijiang, Ji Yi check in di hotel yang sudah dipesannya, lalu makan siang di restoran hotel. Gadis itu lantas kembali ke kamarnya dan beristirahat selama satu jam di siang hari. Setelah bangun, dia lalu mandi, berganti pakaian dengan gaun yang panjang, dan berjalan-jalan mengelilingi kota lama.
Baru setelah malam tiba, ia mampir ke sebuah restoran yang memiliki review sangat bagus untuk makan malam.
Ketika menunggu pelayan untuk mengantar makanan, Ji Yi mengambil ponselnya dan mencari-cari berita di Weibo untuk menghabiskan waktu sebelum perhatiannya tertuju pada sebuah judul: