Mungkinkah dia pulang ke rumah orangtuanya?
He Jichen segera mencari nomor telepon ibu Ji Yi, tapi ketika hendak memencet nomor itu ia berhenti.
Bagaimana jika Ji Yi tidak pulang ke rumah, dan dia hanya akan membuat kedua orangtua Ji Yi kuatir?
Sesaat He Jichen ragu, lalu akhirnya kembali ke WeChat, dan mengirimkan pesan kepada Tang Huahua, "Masih belum kembali?"
Tang Huahua dengan cepat menjawab, "Belum."
Kata "Sedang mengetik..." muncul di atas kotak pesan WeChat. He Jichen menunggu selama sekitar setengah menit sebelum melihat pesan lain dari Tang Huahua. "He Xuezhang, kami ada kelas jam sepuluh nanti. Xiao Yi tidak akan pernah membolos tanpa alasan, jadi aku pasti akan melihatnya jam sepuluh nanti."
He Jichen mengetuk layar ponsel dan baru saja hendak mengetik pesan ketika menerima pesan lain dari Tang Huahua. "Saat aku bertemu dengan Xiao Yi, aku akan bertanya kemana saja dia semalam, dan kau akan kuberitahu."
Tang Huahua tidak tahu tentang semua hal yang terjadi antara dia dan Ji Yi, jadi gadis itu berpikir bahwa dia hanya sekedar ingin tahu tentang keberadaan Ji Yi. Mungkin karena dia dan Ji Yi semalam berpisah dalam kondisi yang sangat buruk, He Jichen merasakan keresahan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Akan tetapi, dia tidak menceritakan kepada Tang Huahua tentang keresahan di dalam hatinya. Ia hanya menjawab dengan kata "baiklah."
He Jichen tidak menjawab emoji senyuman yang dikirim oleh Tang Huahua. Ia meletakkan ponselnya dan mengangkat lengan kemejanya untuk melihat jam- sudah hampir pukul tujuh lebih tiga puluh menit. Dia ada pertemuan jam sembilan pagi, maka setelah memesan sarapan, ia pun pergi ke kamar mandi.
...
Pada awalnya, He Jichen duduk di ruang meeting di kantornya sepenuhnya berkonsentrasi pada pertemuan pagi itu.
Ketika waktu menunjukkan pukul sepuluh kurang sepuluh menit, dia mulai memeriksa ponselnya karena khawatir akan melewatkan pesan dari Tang Huahua di WeChat. Ponselnya masih belum berdering hingga jam sepuluh lewat lima menit.
He Jichen mencoba terlihat seakan sedang memperhatikan apa yang disampaikan oleh manajer strategi perusahaan sambil menundukkan pandangan dan memeriksa ponselnya. Ia membuka kotak pesan dengan Tang Huahua dan mulai mengetik.
Baru saja ia mengetik dua kata "Jadi bagaimana?", ponselnya bergetar. Pesan dari Tang Huahua yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. "He Xuezhang, Xiao Yi benar-benar tidak masuk kelas. Dosen baru saja mengabsen, dan dari yang kulihat, sepertinya Ji Yi juga tidak memberi kabar pada dosen bahwa dia tidak akan masuk kelas. Diam-diam aku sembunyi di bawah meja dan meneleponnya, tapi ponselnya mati saat ini."
He Jichen mulai merasa ada yang tidak beres. Tanpa memperdulikan rapat yang sedang berlangsung, ia menghubungi nomor Ji Yi dan mendekatkan ponsel ke telinganya.
"Maaf. Telepon yang anda tuju saat ini tidak dapat dihubungi."
Tang Huahua mengatakan bahwa ibu Ji Yi menelepon untuk mencari Ji Yi semalam. Apakah ada yang terjadi di rumah? Apakah Ji Yi ada di rumah?
Sambil menebak-nebak apa yang terjadi, He Jichen mendorong kursinya ke belakang dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia menyambar kunci mobilnya. Di bawah tatapan heran semua peserta rapat yang hadir, He Jichen meninggalkan ruang meeting, langsung menuju area parkir bawah tanah, dan memacu mobilnya ke rumah orangtua Ji Yi.
Ayah Ji Yi sedang bekerja, jadi hanya ada ibu Ji Yi di rumah. Dia sangat terkejut namun senang melihat He Jichen.
He Jichen menyerahkan suplemen nutrisi yang sudah dipersiapkannya dan berbohong bahwa ibunya memintanya untuk mengantarkan suplemen itu.
Ia mengobrol dengan Ibu Ji Yi untuk beberapa saat lamanya, tetapi setelah menyadari bahwa Ji Yi tidak ada di rumah, dia lalu mencari alasan untuk segera pergi.
Di dalam mobilnya, He Jichen meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Ji Yi lagi. Sama seperti sebelumnya, ponsel Ji Yi tidak aktif, dan saat itulah ia menyadari bahwa situasinya jauh lebih buruk dari yang dia bayangkan. Tiba-tiba, dia merasa sangat kuatir dan tidak tenang.