Jika He Jichen memang percaya padanya, mengapa ia perlu menjelaskan diri?
Sebelum kelepasan bicara, Ji Yi mendadak sadar betapa konyolnya situasi ini.
Selain itu, Ji Yi terlalu berhati lembut. Mengingat bagaimana He Jichen membawanya pulang dari cengkeraman Lin Zhengyi malam itu, gadis itu mulai bersimpati kepadanya. Setelah mendengar semua cerita tentang kesulitannya, Ji Yi merasa bersalah dan kasihan padanya.
Terlebih lagi, ia jelas tahu bahwa Lin Zhengyi berniat menjebaknya, namun ia tetap masuk ke dalam sarang singa dengan membawa rekaman suara yang dimilikinya hanya demi memenangkan kembali investasi untuk 'Three Thousand Lunatics'.
Ji Yi belum pernah berbicara begitu lembut dan patuh, atau membiarkan orang lain menyuruhnya minum begitu banyak sebelumnya. Setelah terbangun dari koma karena kecelakaan itu, Ji Yi tidak pernah berpikir untuk menggunakan cara kotor agar bisa kembali ke industri hiburan. Sebaliknya, ia menunggu dengan sabar selama setengah tahun untuk mendapat kesempatan yang tepat.
Seketika itu juga, suasana hati Ji Yi menjadi kacau balau.
Ia tidak sudi dipandang rendah oleh He Jichen dan sangat tersinggung karena dianggap telah berkhianat. Terlebih lagi, ia juga merasa telah diperlakukan dengan tidak adil seperti itu oleh He Jichen.
Kepahitan terpancar di matanya, namun Ji Yi berkeras untuk tidak menangis di hadapan pemuda itu.
Dibandingkan dengan ketakutannya saat melihat kemarahan He Jichen di masa lalu, Ji Yi tidak terlalu takut saat ini. Ia justru menatap tak berkedip sepasang mata He Jichen yang ribuan kali lebih dingin daripada puncak musim dingin.
Lagipula, dalam hati He Jichen, Ji Yi sudah dianggap tak berharga, jadi tidak ada lagi yang perlu dikuatirkan.
Ji Yi lantas berkata pada He Jichen, "Ya, karena aku melihat tidak ada kemajuan pada 'Three Thousand Lunatics,' Aku pergi mencari Lin Zhengyi untuk menanyakan apakah dia bisa memberiku sebuah peran. Dia bisa memberi peran apa saja yang kumau, jadi kenapa tidak?"
Mata He Jichen menyipit dan aura keganasan mengalir dari tubuhnya.
Ji Yi merasakan jari-jari He Jichen di dagunya mulai gemetar. Ji Yi tahu pemuda itu sangat marah, namun gadis itu tetap berbicara dengan nada mengejek, "Kau bertanya jika aku bisa bersama dengan Lin Zhengyi, mengapa aku tak membiarkanmu menyentuhku? Kau boleh menyentuhku, Tuan He, tapi aku ingin tahu, peran apa yang bisa kau berikan padaku? Keuntungan apa yang bisa kau tawarkan?"
He Jichen begitu marah sampai bibirnya gemetaran, tetapi sekujur tubuhnya membeku; tak mampu berkata-kata.
Ji Yi memberinya senyuman yang lebih menawan dan manis, suaranya berubah lembut. Ia berkata, "Tuan He, sekarang kita bisa mengobrol, dan setelah selesai, dengan cara apa pun anda ingin saya melayani anda, saya akan melakukannya..."
Mendadak, cengkeraman He Jichen di dagunya menjadi sangat keras. Rasa sakit membuat Ji Yi berhenti bicara.
Dalam kemurkaannya, He Jichen tidak lagi menunjukkan emosinya kala menatap Ji Yi dengan matanya yang memerah. Gadis itu tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh pemuda itu; kata demi kata seakan mulai terangkai di pikirannya. Kemudian, dengan nada seakan ingin menguliti tubuh Ji Yi, ia berkata, "Kau ingin membuat perjanjian denganku? Apa kau pikir aku sungguh-sungguh peduli padamu? Jika bukan karena..."
He Jichen terdiam sesaat seolah teringat akan sesuatu dan melanjutkan perkataannya, "...Jika saja aku tidak diminta untuk membantumu, aku tidak akan pernah peduli padamu! Kuberitahu ya, aku tidak pernah bermain-main dengan pelacur karena mereka kotor..."
Bermain-main dengan pelacur... mereka kotor... jari-jemari Ji Yi gemetaran. Dia tidak menunggu sampai He Jichen selesai berbicara sebelum memotong kalimat pemuda itu.