Setelah Lin Zhengyi selesai memperkenalkan semua orang, ada dua gelas yang tersisa di depannya.
Lin zhengyi menyodorkan salah satu gelas kepada Ji Yi lalu berbisik dengan suara dingin, "Minumlah dengan semua orang yang ada di sini, lalu aku akan mendengarkan apa yang ingin kau katakan!"
Lin Zhengyi lalu menambahkan, "Ini adalah kesempatan yang kuberikan kepadamu. Terserah apakah kau akan mengambilnya!"
Setelah berkata demikian, Lin Zhengyi mengangkat gelasnya dan tersenyum cerah ke arah Ji Yi, "Ayo, Xiao Yi, angkat gelasmu untuk semua orang di sini!"
Ji Yi menyadari bahwa Lin Zhengyi sedang memperlakukannya seperti salah satu gadis yang dibawanya ke acara-acara serupa hanya untuk menempatkannya dalam situasi yang canggung.
Jauh sebelum Ji Yi sampai di tempat itu, ia sudah menebak bahwa Lin Zhengyi tidak akan membuat hal ini menjadi mudah baginya.
Semenjak jatuh koma selama tiga tahun, Ji Yi tidak mengenal banyak dari orang-orang berkuasa tersebut.
Satu-satunya alasan Ji Yi datang untuk berbicara dengan Lin Zhengyi adalah karena dia memiliki rekaman tentang apa yang dikatakan oleh Lin Zhengyi malam itu. Tak peduli betapa bejatnya kepribadian Lin Zhengyi, dia masih harus menjaga reputasinya di depan umum. Karenanya Ji Yi membawa rekaman itu untuk bernegosiasi dengan Lin Zhengyi.
Ji Yi bisa saja membuka kartunya di depan Lin Zhengyi dan mengeluarkan pena perekamnya saat itu di hadapan semua orang yang hadir, tapi tentunya hal demikian akan membuat pria paruh baya itu kehilangan muka sehingga dapat merusak kesempatan-kesempatan yang mungkin muncul dan pria itu juga tidak akan berinvestasi untuk drama He Jichen "Three Thousand Lunatics" lagi.
Kalau saja Ji Yi tidak melihat He Jichen berada dalam situasi yang sangat sulit dengan mata kepalanya sendiri, Ji Yi tidak akan mengambil cara ini dan tidak harus menahan semua perlakuan itu.
Ji Yi menatap segelas penuh anggur putih di tangan Lin Zhengyi dengan kebulatan tekad terpancar di matanya. Detik berikutnya, Ji Yi menerima gelas itu, bangkit dari duduknya, dan berjalan ke arah sang sutradara yang duduk di sebelah Lin Zhengyi. Ji Yi mengangkat gelasnya dengan senyum cerah dan berkata, "Tuan sutradara, ini untukmu."
Setelah bersulang, Ji Yi mengangguk dan menenggak anggur dalam gelasnya.
Sensasi terbakar dirasakan oleh Ji Yi dalam tenggorokannya sampai turun ke perutnya, membuat Ji Yi merasa sangat tidak nyaman. Dia duduk kembali di kursi untuk menenangkan diri sebelum Lin Zhengyi mengambil botol anggur dan memenuhi gelasnya lagi.
"Tuan Produser, ini untukmu."
"Tuan Luo, mari bersulang."
"..."
Ji Yi bersulang dengan setiap orang di sana, satu demi satu. Ketika selesai, Ji Yi merasa ingin muntah.
Ji Yi tidak bisa menghitung berapa banyak gelas anggur dari Lin Zhengyi yang diteguknya, tapi ia dapat merasakan Lin Zhengyi dengan sengaja beringsut mendekat. Begitu dekatnya hingga Ji Yi samar-samar merasakan tangan pria itu meraba-raba tubuhnya melalui pakaian yang dikenakannya.
Ji Yi sontak ingin melarikan diri, tetapi ia berpikir tentang He Jichen dan berapa banyak dia sudah berkorban demi meraih mimpinya, serta bagaimana pemuda itu akan segera kehilangan segala-galanya.
Dibandingkan dengan apa yang dialami pemuda itu, Ji Yi merasa apa yang dia alami saat ini tidak ada artinya.
Ji Yi tidak tahu bagaimana ia bisa bertahan, tetapi dia tahu bahwa sebelum benar-benar jatuh pingsan, ia harus terus bertahan. Ji Yi berusaha keras untuk tetap tersenyum dan terus meneguk gelas demi gelas.
...
Di ruang pribadi yang berlawanan, Qian Ge dengan anggun bersandar di kursinya sambil menonton video yang direkam oleh manajernya secara diam-diam. Bibirnya tidak bisa menahan senyuman.