Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 142 - Kisahnya Yang Tidak Diketahui (2)

Chapter 142 - Kisahnya Yang Tidak Diketahui (2)

He Jichen mengambil langkah lebar, yang langsung menciptakan jarak antara dirinya dengan Ji Yi.

Ketika sampai di depan mobilnya, He Jichen tidak terburu-buru masuk. Ia menyandarkan tubuhnya pada tutup mesin mobil sambil menundukkan kepalanya. Saat melihat kaki Ji Yi mulai mendekat, ia lalu membuka kunci mobil.

He Jichen menunggu hingga Ji Yi masuk ke dalam mobil sebelum membuka pintu untuk dirinya dan duduk di kursi pengemudi.

Pemuda itu tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Ji Yi, namun berkonsentrasi memutar setir dengan sebelah tangan dan dengan lihainya mengemudi mobil meninggalkan parkir bawah tanah China World Hotel.

He Jichen mengemudi lewat jalanan Beijing di tengah malam. Setelah cukup lama dalam perjalanan, Ji Yi baru menyadari bahwa ia terlihat kacau dan tidak pantas kembali ke asrama, maupun pulang ke rumah. Dan juga, ia lupa membawa kunci ke apartemen He Yuguang.

Ji Yi melihat deretan lampu neon yang tak ada habisnya dari balik jendela. Setelah berpikir serius untuk beberapa saat lamanya, ia lalu menoleh dan berbicara pada He Jichen, yang berkonsentrasi pada jalanan di depannya: "Kau bisa menurunkanku di pintu masuk Four Seasons Hotel."

Suasana mobil begitu hening untuk waktu yang lama sehingga ketika Ji Yi tiba-tiba bicara, He Jichen tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Setelah beberapa saat, ia menoleh untuk melihat Ji Yi, dan akhirnya mengerti apa maksud gadis itu. He Jichen tidak mengatakan apapun, namun terus mengemudi sampai jarak yang cukup jauh. Ketika mereka tiba di lampu merah dekat sebuah perempatan, ia berkata dengan datar, "Kau sebaiknya tidak pergi ke hotel dalam keadaan seperti ini. Jika seseorang melihatmu dan mengambil fotomu, lalu beritanya menyebar, kita akan menghadapi masalah yang tidak ada habisnya."

He Jichen benar. Meskipun ia tidak sepopuler sebelumnya, ia masih dapat menarik perhatian. Jika sampai seseorang mengenalinya dan mereka mengambil fotonya saat terlihat begitu kacau di tempat umum, hal itu pasti akan mendatangkan masalah.

Ketika Ji Yi merasa bimbang akan apa yang harus dilakukan, He Jichen memberikan sebuah solusi, "Datang saja ke tempatku."

Ji Yi tertegun.

Lampu merah berubah hijau, maka He Jichen menginjak pedal gas. Mobil perlahan bergerak semakin cepat, dan ketika mereka hendak mencapai perempatan lainnya, He Jichen menambahkan, "Ada hal lain yang harus kulakukan, jadi aku harus kembali ke universitas sebentar lagi. Tidak ada orang di rumah."

Tidak ada orang di rumah, apakah itu berarti hanya akan ada aku di rumahnya malam ini?

Ji Yi tetap diam selama dua detik sebelum berterima kasih pada He Jichen lagi.

He Jichen tidak mengatakan apapun.

Mobil melaju melewati tempat parkir bawah tanah sebelum He Jichen memarkirkan mobilnya tepat di samping lift. Ia tidak mematikan mesin, ataupun melangkah keluar mobil. Ia kemudian mengeluarkan sebuah pena dari sakunya dan menulis beberapa nomor pada selembar kertas lalu menyerahkan kertas itu pada Ji Yi. "Kode pintunya. Lantai delapan belas."

Ji Yi bisa menebak bahwa He Jichen tidak berencana keluar dari mobil. Setelah menerima secarik kertas itu, Ji Yi berkata dengan suara pelan, "Terima kasih."

He Jichen kembali diam.

"Jadi kurasa aku keluar dulu," kata Ji Yi.

Kali ini, He Jichen membalas dengan anggukan kecil.

Ji Yi membuka pintu mobil dan sebelum menutupnya kembali ia berkata, "Selamat tinggal." Ia tidak yakin apakah He Jichen mendengarnya, tetapi segera setelah ia menutup pintu, pemuda itu menginjak pedal gas mobil dan segera melaju pergi