Suara ketukan terdengar seiring suara Shang Mo muncul, "Waktunya sudah habis."
Rong Mo tersentak dari lamunannya dan bergegas mengenakan bajunya. Dengan pakaian olahraga sederhana dan topi bisbol, ia langsung berubah menjadi seorang pria muda yang ceria.
Ia memeriksa dirinya di cermin sekali lagi dan baru membuka pintu ruang ganti setelah yakin bahwa ia tampak normal. Ketika mendongakkan kepala, ia hampir menabrak pria di depannya. Keduanya hanya berjarak sejengkal, dan Rong Mo bahkan bisa melihat bulu matanya yang bergetar. Shang Mo tampak terkejut, namun tenang dan tertata di saat yang sama.
Di saat yang sama, ketika napas Shang Mo melayang-layang di sekitarnya, rasanya penuh kasih sayang, seperti ombak yang bergulung di lautan. Rong Mo terkejut sesaat hingga terhuyung mundur beberapa langkah.
